Kita Semua Pernah Bermimpi Hidup di Istana

Bagaimana bila ia membawa fiksi ke realita menggunakan modal yang tak main-main dan disertai bukti-bukti meyakinkan? 

Ya, dari sinilah kunci ia menarik perhatian orang-orang awam. Kita belum lupa dengan kasus Dimas Kanjeng yang menipu melalui modus penggandaan uang atau Lia Eden yang mengaku sebagai nabi dan punya banyak pengikut.

Masyarakat awam rentan diperalat sebagai pundi-pundi uang bagi seseorang untuk mencapai hasrat mereka. Janji-janji hidup dalam kemewahan, kekuasaan, atau kenaikan status sosial telah membuat masyarakat awam mengalami bias realitas. 

Padahal para oknum-oknum ini bisa jadi seorang penderita delusi tingkat tinggi, atau seorang penipu ulung yang memanfaatkan kelemahan awam yang mengejar mimpi hidup bagai di istana.

Semua orang pernah bermimpi hidup bak di negeri dongeng. Tetapi tidak semua orang bisa menerima bahwa dongeng tak selalu bisa sejajar dengan realita. Maka perlu bagi orang tua mengajarkan pada anak-anaknya hakikat sebuah dongeng. 

Dongeng tidak melulu berakhir dalam bangunan megah, mewah, dan serba indah. Berilah pemahaman bahwa jaminan kebahagiaan bukan pula ada pada harta kekayaan. 

Melainkan moral, akal budi dan kebaikan yang ada diri seseorang. Dengan begitu, kelak sang anak mengerti jikalau harta dan status sosial tidak selalu menjamin seseorang akan berakhir bahagia.