Saya tidak bermaksud menyepelekan pandemi global ini. Saya paham bahaya dan ancaman yang ditimbulkan oleh virus ini; bagaimana ketakutan yang ditimbulkan, bagaimana tenaga medis berjibaku menampung pasien-pasien yang bertambah, bagaimana ribuan korban jiwa berjatuhan.Â
Di sisi lain yang sama pentingnya, kebutuhan hidup; sandang, pangan, dan papan yang tidak serta-merta dianulir. Kewajiban menafkahi untuk "makan hari ini" itu masih ada, dan tidak akan terpenuhi di tengah gelombang PHK dan pemberhentian ekonomi baik secara regional, nasional, dan global.Â
Maka, jika pemerintah berencana menyelamatkan ekonomi kita perlahan-lahan melalui rumusan "New Normal" bukankah itu juga usaha untuk menyelamatkan kehidupan masyarakat yang patut kita dukung?
Saya bukanlah seorang akademisi ataupun pejabat publik yang berwenang menentukan langkah kita kedepannya. Saya hanyalah seorang anak muda awam yang berusaha urun rembug pada publik. Tetapi, saya sadar bahwa dunia tengah mengalami kelumpuhan layaknya seorang pasien stroke.Â
Untuk melihatnya kembali berjalan atau bahkan berlari memang melelahkan dan menyakitkan, namun itu semua hanya dapat terjadi bila kita mau mulai mencoba merangkak setapak demi setapak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H