Bank asal Finlandia, memperkirakan produk domestik bruto negara anggota Eropa itu, yang mengalami kontraksi setiap tahun sejak 2011, akan menyusut 0,5% tahun ini. Finlandia sebenarnya telah bermitra dengan Jerman untuk menghemat uang. Namun sayangnya, kemerosotan ekonomi semakin mempengaruhi Finlandia. Moody's Investors Service masih menilai Finlandia di Aaa. Tapi prospek kreditnya negatif.
Namun, Finlandia mampu bangkit kembali dengan langkah cepat. Setelah penurunan, Finlandia memiliki jumlah "pekerja miskin" terendah di UE. Finlandia juga memungut pajak yang tinggi pada warganya. Namun, pajak ini diinvestasikan dengan bijak untuk menciptakan program sosial yang adil.Â
Dengan pajak yang tinggi, Finlandia mampu menciptakan sistem jaminan sosial yang disebut Kela, memberikan semua warga negara dan penduduk Finlandia perawatan kesehatan gratis, dukungan pengangguran, pendidikan tinggi gratis, dan bahkan "kotak kela" gratis untuk setiap bayi yang lahir di Finlandia ".Â
Itu sebabnya Finlandia mampu mengatasi masalah ekonomi negaranya. Presiden Finlandia belajar dari Bank Indonesia untuk menghadapi krisis ekonomi dan global. Hal ini tercermin dari membaiknya berbagai indikator perekonomian Indonesia yang menjadi kekuatan Indonesia dalam menghadapi krisis..
Kunjungan kerjanya juga dimanfaatkan Presiden Finlandia untuk mendorong kerjasama yang lebih baik antara BI dan Bank Finlandia. Dalam menghadapi tekanan global yang sangat besar yang masih dihadapi kedua negara, kedua belah pihak berharap kerjasama ekonomi antara Finlandia dan Indonesia akan terus meningkat, termasuk antara kedua bank sentral.Â
Terkait dengan hal tersebut, Presiden BI memberikan respon positif dengan mengatakan bahwa BI bersedia memperkuat kerja sama dengan Bank Finlandia melalui pertukaran informasi di bidang ekonomi. Pertukaran informasi yang terjadi antara lain diskusi tentang integrasi regional di masing-masing negara.
Agus Martowardojo optimistis melalui reformasi struktural yang dilakukan pemerintah saat ini, Indonesia akan lebih mampu menghadapi kesepakatan lingkungan multilateral. Mantan menteri keuangan itu meyakini reformasi struktural akan meningkatkan daya saing dan produktivitas perekonomian nasional.Â
Akibatnya, perekonomian Finlandia sering mengalami keterpurukan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi. Namun, Finlandia dapat mengatasi masalah tersebut dan dapat bekerja sama dengan negara lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H