Mohon tunggu...
Ekel Sadsuitubun
Ekel Sadsuitubun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Elektronika dan Komputer, Filsafat Serta Musik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Penciptaan Budaya dan Penerimaan Budaya

22 November 2022   08:03 Diperbarui: 22 November 2022   16:29 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

            Teknologi media baru dalam beberapa dekade terakhir, yang mencakup televisi satelit dan radio dan Internet, telah mengubah lingkungan media secara substansial dan upaya teoritis untuk menggambarkannya. Gitlin menyebut bahwa lingkungan media kita saat ini dicirikan oleh nomadicity,  yaitu situasi di mana informasi selalu bergerak dan setiap gerakan orang dapat dipantau atau dilacak. Sistem yang mendasar selalu tahu siapa kita, di mana kita berada, dan apa layanan yang kita butuhkan. Arus informasi yang dihasilkan tidak mungkin dapat diatur dan, dalam peristiwa apa pun, sebagian besar berfokus pada hal-hal yang dangkal.

B. Karya Kontemporer tentang Penerimaan Budaya

           Karya kontemporer yang mengeksplorasi konsumsi atau penerimaan budaya cenderung berpusat pada tiga garis besar pengaruh teoretis:

1. Tradisi penelitian komunikasi Amerika yang berasal dari Lazarsfeld. Konsep seperti transmisi informasi dan opini yang ditemukan dalam ilmu politik.

2. Bidang yang sangat dipengaruhi oleh tradisi studi budaya Inggris yang didasarkan pada teori kritis. Ini beroperasi dengan pemahaman tentang media sebagai bagian dari sistem ideologis. Model budayanya juga cenderung lebih semiotik dan hermeneutik daripada pendekatan positivistik, agak sosial-psikologis yang dipelopori oleh Lazarsfeld.

3. Eksplorasi peran pembaca poststruktural dan postmodern. Mendapat penenakannya pada otonomi individu untuk menghasilkan makna pribadi mereka sendiri. Perhatian utama adalah dengan kesenangan, permainan, dan fantasi sebagai tanggapan terhadap teks.

            Studi David Morley (1980) The Nationwide Audience mengeksplorasi argumen Stuart Hall bahwa lokasi kelas akan menentukan cara anggota audiens menerjemahkan program TV. Mark Andrejevic (2003) berpendapat bahwa penampilan partisipatif dan non-panggung merupakan ilusi kerena sengaja dibuat dan memerankan peran mereka dalam program demi program. Di sisi lain Investigasi David Buckingham (1987) terhadap sinetron Eastenders Inggris yang melihat peran kreativitas dan refleksivitas penonton. Studi Janice Radway (1991) tentang wanita dan fiksi romantis yang mengambil perspektif feminis. Dalam sesi diskusinya, Radway menyimpulkan bahwa sulit untuk membuat pernyataan sederhana tentang efek ideologis dari teks semacam itu karena terdapat pengaruh patriarki. Karya Radway menunjuk pada kebutuhan untuk melihat bagaimana teks cocok dengan kehidupan sehari-hari. (hanya ada di dunia fantasi) Selanjutnya karya David Morley Family Television (1986) yang juga mengeksplorasi masalah ini. Dari pada menyelidiki isi dan penerimaannya melalui program khusus, ia melihat cara menonton TV sebagai bagian dari rutinitas keluarga. Morley mendokumentasikan keragaman dalam aktivitas menonton. Orang mungkin berkonsentrasi secara intens pada beberapa program dan terlibat dalam aktivitas lain selama program lain.  Hal ini diperjelas oleh studi empiris pemirsa televisi Amerika (Lembo 2000) dan Inggris (Gauntlett dan Hill 1999) yang telah mendokumentasikan tingkat menonton televisi yang tinggi disertai dengan kegiatan lain (misalnya memasak, membersihkan rumah dll). Lembo menyebut ini tontonan simultan.

C. Rasa Budaya dan Budaya Selebritas

      Herbert Gans (Budaya Populer dan Budaya Tinggi, 1999) menjelaskan lima cara berbeda dalam berpikir dan menghargai budaya estetika/rasa dalam masyarakat Amerika. Setiap rasa budaya pada akhirnya tertanam dalam moral tertentu untuk memandang dunia:

       Budaya tinggi: kelas menengah atas dan atas yang berpendidikan tinggi, terutama profesi dan akademisi, yang melihat karya budaya dari sudut pandang pencipta dan karena itu sangat tertarik pada pertanyaan teknis tentang bentuk dan proses. Mereka menghargai karya yang membahas pertanyaan filosofis abstrak dan menghindari penyelesaian yang mudah.

        Budaya menengah keatas: mayoritas kelas menengah ke atas, tidak berpendidikan tinggi seperti kelompok pertama dan tidak terlatih membaca karya sebagai pencipta atau kritikus, mereka lebih menyukai karya yang kurang abstrak tentang karier dan pencapaian individu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun