Pendahuluan
Candi Tawangalun terletak di Desa Buncitan, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Candi Tawangalun adalah peninggalan masa klasik yang terletak di kabupaten Sidoarjo, "Candi ini merupakan candi peninggalan yang paling di anak tirikan oleh pemerintah", kata Pak Saiful juru kunci dan yang bertugas merawat candi peninggalan kerajaan Mojopahit ini. Â
 Meskipun belum ditemukan secara ilmiah, kenyataan menunjukkan bahwa banyak material laut, seperti batu karang, kerang, ikan, dan fosil, dapat ditemukan di daratan. Surabaya, yang dulunya merupakan wilayah laut, menyimpan informasi tentang masa lalu tersebut. Meskipun kini berada di daratan, udara di sini terasa seperti di laut, dan airnya pun asin. Hal ini menciptakan pertemuan yang unik antara daratan dan lautan, dengan karakteristik yang mewakili keduanya. Contohnya, di atas awan kita dapat merasakan alunan ombak, dan banjir yang terjadi menjadi bukti nyata bahwa banyak material laut yang ada di daratan. Fenomena ini menunjukkan bahwa meskipun kita berada di daratan, banyak unsur laut yang mempengaruhi lingkungan sekitar. Konsep manusia ikan juga menggambarkan makhluk yang memiliki sifat setengah ikan, mencerminkan hubungan antara darat dan laut.
Pertemuan antara darat dan laut ini dapat dilihat dalam filosofi asam dan garam, di mana garam berasal dari laut dan asam dari darat. Keduanya bertemu di satu tempat, menciptakan harmoni yang unik. Banyak orang yang memiliki semangat laut meskipun tinggal di daratan, menunjukkan bahwa pengaruh laut tetap ada dalam kehidupan mereka. Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa daratan dan lautan saling berinteraksi dan membentuk karakteristik lingkungan yang kita huni.
Karakteristik Candi Tawangalun
Berbagai macam yang ditemukan belum menyelesaikan untuk pengertian zaman hari ini, ada beberapa karakter jenis candi seperti Candi Gapuro yang berfungsi sebagai pintu gerbang atau jalan masuk, Candi Batu berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan batu-batu besar, Candi Bata Berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan bata-bata merah, Karakteristik Candi Tidak menggunakan perekat seperti semen. Memiliki konstruksi yang kuat dan tahan lama.
Simbolisme Candi Setiap bagian candi memiliki makna simbolis tersendiri. Tidak ada prasasti atau relief untuk menceritakan kisah candi. Penggalian dan penelitian masih berlangsung untuk mengungkap makna candi. Otentikasi Candi yang tidak memiliki prasasti atau relief menjadi bukti otentik dari masa lalu. Meskipun belum diketahui secara pasti makna candi, keberadaan candi itu sendiri sudah merupakan bukti otentik dari sejarah dan budaya masa lalu. Pencarian makna candi masih terus berlanjut.
"Salah satu mitos yang beredar adalah di tempat ini, Pak Saipul lahir. Mitos lain yang beredar adalah ketika mengompa ayam yang mentah, juga di tempat ini. Mitos ini sering terjadi ketika orang bersikap arogan dan berakhir buruk. Cerita tentang pengambilan tanah Pak Saipul menceritakan tentang pengambilan tanah di tempat ini, yang tidak bermaksud untuk menampakkan candinya. Candinya dulunya tinggi dan tanahnya juga tinggi sehingga candinya terlihat dari bawah.Pengambilan tanah itu bukan untuk memperlihatkan candi, melainkan hanya pengambilan tanah.Orang yang mengambil tanah itu dianggap arogan dan berakhir buruk.
Pentingnya berhati-hati dalam menceritakan cerita mitos tidak boleh menceritakan cerita mitos secara ngawur dan tanpa dasar. Lebih baik diam jika tidak tahu daripada menceritakan cerita mitos secara asal-asalan. Harus bersikap sewajarnya dan tidak arogan ketika menceritakan cerita mitos. Arogan dapat menyebabkan hal buruk. berhati-hati dalam menceritakan cerita mitos. Cerita mitos harus disampaikan dengan bijak dan tanpa arogansi, karena hal tersebut dapat menimbulkan dampak buruk." Kata Pak Saiful.
Latar Belakang Sejarah Candi
 Candi berfungsi sebagai tempat pendidikan untuk memahami fungsi dari candi itu sendiri. Sejarah selalu berkembang dan berubah, bukan membentang tetapi berkembang. Candi merupakan tempat-tempat penting dalam kehidupan manusia dan tidak boleh dianggap remeh. Masyarakat saat ini masih menghargai tempat-tempat seperti candi dan dapat meneruskan pemahaman sejarah bangsa lewat peninggalan sejarah. Mengetahui tahun dibangun candi merupakan bagian dari edukasi. Candi di negara lain sangat dipuja dan banyak bangsa ingin memiliki negara kita di masa penjajahan. Keberadaan candi menunjukkan kekuatan jati diri bangsa dan menunjukkan budaya bangsa kita. Fungsi Candi untuk hari ini adalah untuk lebih tahu jati diri bangsa dan untuk pendidikan di mana-mana. Di luar negeri juga ada candi yang digunakan untuk pembelajaran.
Sejarah dan kearifan lokal
Sejarah, lebih dari sekedar catatan tertulis, adalah sebuah cerita tutur yang diwariskan dari generasi ke generasi. Meski zaman terus berganti, kita tetap perlu memegang teguh dasar-dasar nilai dan pengetahuan yang diturunkan oleh para leluhur. Misalnya, Sumur Windu, tempat yang memiliki sejarah panjang, awalnya disebut sebagai "Mbah Windu" oleh penduduk asli. Di sini, kita dapat melihat jejak leluhur dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam nama tersebut. Menghormati leluhur sangatlah penting. Kita belajar dari mereka, meskipun tidak secara langsung, melalui jejak-jejak yang mereka tinggalkan. Menjelajahi sejarah, mempelajari bahasa, dan memikirkan warisan mereka adalah cara kita untuk "menyentuh" dan memahami mereka. Kata-kata adalah jembatan yang menghubungkan kita dengan jati diri kita. Orang yang mengenal dirinya sendiri, mampu menempatkan dirinya dengan tepat, dan sekaligus memahami dunia di sekitarnya. Sebaliknya, orang yang tidak mengenal dirinya sendiri, cenderung tidak senang berinteraksi.Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga warisan leluhur, baik secara fisik maupun non fisik. Ini berarti menjaga sejarah, mewariskannya kepada generasi mendatang, dan menjaganya agar tidak terlupakan. Melestarikan sejarah tidak hanya tentang menjaga benda-benda fisik, tapi juga tentang memahami makna di baliknya. Dengan niat yang tulus dan hati yang jernih, kita dapat menggali pemahaman yang lebih mendalam tentang sejarah dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Generasi muda, dengan kepekaan dan rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki peran penting dalam menjaga jejak leluhur. Mereka perlu belajar, merenung, dan menjadikan sejarah sebagai inspirasi untuk menjalani hidup. "Marilah kita menjaga sejarah, lestarikan warisan leluhur, dan jadikan pengetahuan tersebut sebagai landasan untuk membangun masa depan yang lebih baik." Kata Pak Saiful.
kearifan lokal yang ada di suatu daerah, seperti tradisi yang dilakukan oleh Pak Saiful mencerminkan nilai-nilai budaya dan cara hidup masyarakat setempat. Meskipun banyak kearifan lokal yang mulai memudar, ritual-ritual seperti persembahan di tempat "Candi" menunjukkan keunikan dan perbedaan yang ada di setiap daerah. Dalam hal ini, cara penyembelihan dan penyajian ayam sebagai sesaji memiliki makna khusus yang berkaitan dengan penghormatan kepada leluhur dan legenda setempat. Oleh karena itu, penting untuk melestarikan dan mempelajari kearifan lokal agar tidak hilang seiring berjalannya waktu.
KesimpulanÂ
Candi Tawangalun di Desa Buncitan, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, merupakan peninggalan sejarah yang kaya akan nilai budaya dan simbolisme. Meski kurang mendapat perhatian dari pemerintah, candi ini memiliki ciri unik yang mencerminkan arsitektur masa lalu, serta berfungsi sebagai tempat pendidikan dan pemahaman sejarah bagi masyarakat.
Candi ini tidak hanya menjadi saksi bisu dari kejayaan Kerajaan Majapahit, tetapi juga menyimpan berbagai mitos dan kearifan lokal yang perlu dihargai dan dilestarikan. Mitos yang beredar di sekitar candi menunjukkan pentingnya sikap hati-hati dan bijaksana dalam menyampaikan cerita sejarah dan budaya.
Lebih jauh lagi, Candi Tawangalun dan kearifan lokal yang ada di sekitarnya mencerminkan interaksi antara manusia dan lingkungan, serta hubungan antara daratan dan lautan yang membentuk karakteristik wilayah tersebut. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk memahami, melestarikan, dan meneruskan warisan nenek moyang agar nilai-nilai sejarah dan budaya tidak hilang seiring berjalannya waktu. Dengan menjaga dan menghargai warisan ini, kita dapat membangun jati diri bangsa yang kuat dan berbudaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H