Mohon tunggu...
Eka Wulandari
Eka Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Habi saya menulis berita terkena ter update Saya tipikal orang yang sangat kepo dengan kehidupan di lingkungan saya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Larung Sesaji, Tradisi Unik Petik Laut Sekaligus Wujud Syukur Nelayan Desa Puger - Jember

6 Juni 2024   10:30 Diperbarui: 6 Juni 2024   10:39 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Jember, 04/5/2024). Desa Puger adalah salah satu desa yang berada di pelosok Kota Jember tepatnya di ujung selatan pesisir Pantai Pancer Kecamatan puger. Desa Puger terletak di pesisir pantai, sehingga membuat desa ini kaya akan hasil lautnya yang melimpah,. Mulai dari ikan, udang, cumi-cumi, kerang, dan lainnya. Hasil Laut yang melimpah membuat mayoritas masyarakat memilih menjadi nelayan sebagai mata pencahariannya. 

Tradisi unik yang terkenal di Desa Puger yaitu tradisi Petik Laut atau dikenal dengan istilah "Larung Sesaji" . Petik laut ini dilakukan di tengah laut Desa Puger, mulai dari pagi hingga sore hari. Menurut Bapak Mustofa "Petik laut dilaksanakan pada 15 Suro kalender Jawa, dimana tanggal ini merupakan hasil dari keputusan bersama." 

Tradisi petik laut sudah ada sejak zaman nenek moyang terdahulu dan merupakan warisan budaya lokal yang diwariskan secara turun temurun. Menurut bapak Mustofa (Perangkat Desa Puger) mengatakan bahwa "Tradi Petik laut pada zaman dahulu masih tercampur dengan kepercayaan agama hindu, sedangkan pada zaman modern ini petik laut sudah berkembang yaitu dilakukan dengan menyelaraskan dengan kepercayaan agama islam seperti dilakukannya tahlil dan khatam qur'an". Tradisi ini masih dilestarikan sampai sekarang diera modern seperti sekarang ini .

Tradisi petik laut ini merupakan bentuk rasa syukur masyarakat pesisir pantai atas melimpahnya hasil laut. Tradisi ini diawali dengan kirap budaya terlebih dahulu. Kirab budaya dilakukan untuk menunjukkan warisan budaya yang perlu dilestarikan kepada seluruh masyarakat desa sebelah yang ingin mengetahui tradisi ini. Selanjutnya, Masyarakat desa puger akan melarungkan berbagai seserahan: sesajen, hasil bumi, kepala sapi dan yang lainnya ditengah laut. Pada saat melarungkan sesajen banyak Masyarakat yang berebutan untuk mendapatkan julen (miniature kapal) dan hasil bumi seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun