Mohon tunggu...
Anggiyanti Eka Wulandari
Anggiyanti Eka Wulandari Mohon Tunggu... Aktor - Menulis Karya

Waktunya Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lika-liku Kehidupan Rangga yang Membiayai Pendidikannya Sendiri

19 Juni 2021   08:10 Diperbarui: 19 Juni 2021   08:22 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta -- Rangga Paladin atau biasa dikenal Rangga, adalah seorang pemuda yang berusia 22 tahun. Rangga adalah anak yang berasal dari keluarga yang tidak utuh (Broken Home) dan ia memilih untuk hidup bersama ibu nya, maka dari itu ia harus memulai kehidupan dari awal lagi.

"Saya tahu kalau saya memilih ibu saya, hidup saya akan di mulai dari 0 lagi. Karena ibu saya berkomitmen untuk meninggalkan segalanya yang sudah dibangun." ujar Rangga, Jum'at (18/6/2021).

Kehidupan Rangga berubah menjadi 180 derajat, ia bersama ibu nya meninggalkan rumah dengan membawa uang Rp. 50.000 serta pakaian seadanya. Mereka bekeliling untuk mencari tempat tinggal bahkan sampai menginap di rumah tetangganya dan mendapat pinjaman uang, sampai akhirnya mereka menemukan tempat tinggal berupa kost-kostan akan tetapi ia tinggal di sana dengan cara bersembunyi karena takut pemiliknya tahu.

"Pada saat itu, kos kosan sudah menyediakan furniture di dalamnya walaupun hanya kasur saja. Akhirnya kami menemukan nya. Walaupun harus kompromi dengan penjaganya dulu agar tidak ketahuan dengan pemiliknya. Iya pemiliknya hanya sesekali mengontrol tempat tersebut. 3 tahun saya berada disana dengan keadaan "bersembunyi". ujar Rangga lagi.

Setelah tinggal selama 3 tahun di kostan Rangga dan Ibu nya di usir karena tidak mampu membayar uang sewa. Mereka memutuskan untuk pergi menjauh dari pusat kota ke daerah pinggiran kota. Hidup mengajarkannya tentang beradaptasi.

"Saya pun harus naik angkutan yang cukup jauh untuk ke sekolah saya. Bahkan dari tempat tinggal saya ke terminal pun saya harus berjalan kurang lebih 6 kilometer setiap hari karena ongkos saya hanya cukup pulang dan pergi. Tapi itu jadi pelajaran saya tentang arti makna hidup ini. Karena segala hal hanya titipan dari yang mahakuasa." jelas Rangga.

Sejak ia menginjak bangku di SMA kehidupannya berangsur-angsur berubah, ekonomi pun stabil dan ia memutuskan untuk membeli rumah di Kawasan Bogor. Bukan berarti ia sudah lepas dari masalahnya, bahkan ia harus berkompromi dengan jarak Bogor -- Jakarta setiap harinya dengan menggunakan angkutan umum yang berdesak-desakan dan jalan lebih pagi.

Roda kehidupan pun berputar, akhirnya Rangga telah meluluskan sekolahnya selama 12 tahun. Kehidupan yang nyata pun sudah menunggunya, maka dari itu ia harus bekerja siang dan malam agar ia dapat melanjutkan pendidikannya, apapun dikerjakan olehnya demi mendapatkan biaya untuk menuntut ilmu.

"Akhirnya, Tuhan melancarkan usaha saya hingga akhirnya saya dapat menuntut ilmu disalah satu Universitas di Jakarta. Mungkin pesan saya kepada kalian jangan takut dengan kehilangan apapun karena memang semuanya hanya titipan semata." ucap Rangga dengan berpesan.

Rangga, kini menikmati kehidupan yang jauh lebih bahagia dari kehidupan sebelumnya yang kelam. Semua ini berkat kerja kerasnya yang sangat luar biasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun