Mohon tunggu...
Eka Estu Wicaksono
Eka Estu Wicaksono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sebelas Maret Surakarta

Hobi Gym, Traveling dan Mempunyai Ketertarikan di Ilmu Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pentingnya Peran Konselor dalam Menjalin Hubungan Keluarga di Masa yang Akan Datang

20 Desember 2024   20:58 Diperbarui: 20 Desember 2024   20:58 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Meningkatnya kasus perceraian menjadi salah satu isu serius yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia saat ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada 28 Februari 2024, jumlah perceraian di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 463.654 kasus. Angka ini bukan hanya sebuah statistik, tetapi juga cerminan dari berbagai masalah yang ada dalam kehidupan rumah tangga, mulai dari konflik komunikasi, ketidaksepahaman, hingga tekanan sosial dan ekonomi yang memengaruhi keharmonisan keluarga.

Seiring dengan semakin banyaknya permasalahan yang dihadapi individu pada setiap keluarga, peran konselor dalam menjaga keseimbangan hubungan menjadi semakin penting. Sering kali, berbagai masalah dalam keluarga yang tidak dikelola dengan baik dapat menumpuk dan berdampak pada keharmonisan hubungan antar anggota keluarga. Di sinilah seorang konselor dapat berperan, memberikan ruang bagi individu atau pasangan untuk mengungkapkan perasaan mereka, membantu menemukan solusi, dan mengarahkan mereka dalam menyelesaikan masalah dengan cara yang sehat.

Menurut Sunarty, K., & Mahmud, A. (2016), fungsi utama seorang konselor keluarga adalah sebagai fasilitator. Dalam peran ini, konselor membantu membuka dan mengarahkan jalur komunikasi yang sering kali terganggu atau bahkan terputus sama sekali. Dalam situasi di mana komunikasi antar anggota keluarga sudah tidak efektif atau penuh konflik, konselor bertindak untuk memperbaiki pola komunikasi, mendengarkan keluhan kedua belah pihak, dan mengarahkan mereka agar komunikasi dapat berjalan dengan lebih terbuka dan jujur. Peran ini sangat penting karena komunikasi adalah landasan dalam membangun pemahaman dan kerjasama dalam keluarga. Ketika komunikasi berjalan dengan baik, anggota keluarga cenderung lebih mampu menyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam kehidupan sehari-hari.

Selain sebagai fasilitator komunikasi, konselor juga memberikan bantuan profesional yang membantu individu memahami dan mengelola emosinya dengan lebih baik. Tidak hanya berfokus pada penyelesaian masalah, konselor juga memberikan edukasi terkait cara mempertahankan keharmonisan dalam hubungan, mengatasi stress, dan mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal yang berguna dalam hubungan keluarga. Hal ini memungkinkan individu untuk lebih tangguh dalam menghadapi berbagai tekanan dan masalah yang mungkin muncul di masa depan. Dengan demikian, peran konselor dalam bimbingan dan konseling keluarga tidak hanya bersifat sementara, tetapi juga membekali keluarga dengan keterampilan dan pola pikir yang lebih sehat untuk menjalani kehidupan bersama.

Pertanyaannya, seberapa penting peran konselor dalam hubungan keluarga? Dengan mempertimbangkan angka perceraian yang terus meningkat, kita bisa memahami bahwa peran konselor bukan sekadar pendukung, tetapi juga sebagai pilar untuk menjaga keseimbangan dalam berkeluarga. Konselor membantu individu dan keluarga untuk menghadapi persoalan-persoalan yang sering kali sulit dipecahkan sendiri, seperti rasa sakit hati yang terpendam, perbedaan pandangan, hingga masalah emosional yang memerlukan intervensi profesional. Dalam situasi ini, seorang konselor dapat menjadi jembatan yang menghubungkan dua pihak yang berselisih, membantu mereka menemukan titik temu, dan mendorong terciptanya ikatan yang lebih kuat.

Kesimpulannya, konseling keluarga memiliki banyak manfaat, terutama dalam menjaga keharmonisan dan keseimbangan hubungan berkeluarga. Dengan bimbingan konselor, keluarga diharapkan mampu membangun hubungan yang kokoh, penuh pengertian, dan saling mendukung. Keharmonisan yang terjaga akan membantu keluarga menjadi lebih sakinah, mawaddah, dan warahmah---suatu kondisi ideal yang diidamkan dalam setiap rumah tangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun