Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Senja untuk Arjuna

13 Agustus 2019   11:35 Diperbarui: 13 Agustus 2019   13:55 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Eh istrimu dimana?" kataku mengalihkan perhatian. Aku tak ingin suamiku tahu perihal kami berdua. Suamiku yang juga rekan kerjanya, mereka bersahabat baik di kantor. Di tempat kerja, suamiku adalah senior dari lelaki di hadapanku ini.

"Ganes, kalau kamu berpikir perasaanku padamu berubah. Kamu salah. Aku masih tetap menyukaimu. Dan bagiku kau adalah perempuan teristimewa dalam kehidupanku" rupanya lelaki itu tak mau menjawab pertanyaanku.

Hatiku mencelos. Andai saja dia mengatakannya tujuh tahun yang lalu. Pastinya dialah yang akan kupilih sebagai imamku. Pastilah dia yang kupilih untuk menjadi pendampingku. Tidak ada keraguan di acara pernikahanku, karena akupun juga sangat menyukainya. Namun takdir seolah menertawakan cinta kami yang larut dalam pusaran waktu. Membuat diriku dan dirinya memendam rasa cemburu yang kian membuncah saatmasing-masing dari kami berada di samping pasangan hidup kami.

"Cinta ini salah Mas" kataku.

"Bukan cinta yang salah. Tapi akulah yang salah. Berulang kali kau memberiku tanda bahwa kau mengharapkanku. Hatiku bahagia tapi aku tak bisa berbuat banyak. Aku yang saat itu belum mapan, membuatku ragu apakah aku bisa membahagiakanmu"

Aku menatapnya, ada raut kejujuran tersirat di matanya. Rasa pedih yang kini dia rasakan pun bisa kurasakan pula.

"Bagaimanapun jalan kita sudah berbeda Mas"

"Ya, aku tahu itu. Kita tak boleh menyakiti hati pasangan hidup kita"

"Lalu apa tujuan Mas mengatakan ini semua padaku"

"Aku hanya ingin kau tahu, aku masih mencintaimu"

"Aku sudah menyerahkan cintaku pada suamiku, maaf Mas" kataku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun