Sang Papa hanya menatap putrinya dengan lembut dan senyum merekah dari bibirnya.Â
"Papa jangan pergi lagi... Nanti Lili dirumah dengan siapa? " keluh Liliana.Â
Senja pun akhirnya berganti malam. Â Kegelapan yang seharusnya bernuansa indah, Â apalagi acara Family Gathering yang mereka ikuti dirayakan cukup meriah. Â Sebuah band kota metropolitan ikut mengisi acara tersebut.Â
Berkali-kali Liliana tampak menguap.Â
"Lili mengantuk? " tanya Papa Liliana usai makan malam.Â
Liliana mengangguk, "Lili balik ke kamar dulu ya Pa"
Papa Liliana melihat sekilas casio di tangan kirinya. Masih pukul 21.15 WIB.Â
"Okey honey, Â take care ya" kata Pap Liliana.Â
Liliana pun beranjak dari kursinya menuju tempat penginapan yang letaknya tak jauh dari pantai.
Liliana menghidupkan lampu kamar hotelnya. Â Kemudian terdengar suara hiruk pikuk di luar sana. Â Suara berdebum yang cukup mengerikan. Â Liliana yang berada di lantai atas penginapan mencoba mencari tahu apa yang terjadi di luar sana. Â Dibukanya tirai yang menghadap langsung ke pantai tanjung lesung.Â
Liliana tertegun.  Panggung  hiburan dan segala hiasan yang baru dilihatnya lima belas menit lalu tak berbekas disapu oleh ombak.  Bahkan teriakan orang-orang menyebutkan satu kata yang dia takuti 'tsunami'.Â