"Anda harus istirahat dulu" rupanya tidak dia seorang yang ada di ruangan bertembok warna putih ini. Ada seorang lelaki lagi di kamar ini, seorang yang memakai jas putih.
"Ini Dokter Anaf, dia yang mengobatimu. Kupikir semalam dirimu telah keracunan, syukurnya daya tahan tubuhmu baik dan kamu bisa diselamatkan" kata lelaki itu.
Entah mengapa sekalipun aku merasa kesal terhadap lelaki itu, aku masih juga rapuh dibuatnya. Aku bahkan tidak sanggup membunuhnya seperti aku membunuh lelaki lain sebelum mereka menjamah dan menikmati tubuhku.
Dr Anaf tersenyum padaku seraya pamit akan undur diri. Kugerakkan tangan kiriku yang ngilu tapi ada jarum infus menempel di sana. Lelaki yang kukenal semalam menatapku lembut seraya menyuntikkan sesuatu di lubang cairan  infusku.
"Apa yang kau inginkan?" tanyaku dengan nada tinggi.
"Aku masih membutuhkanmu" kata lelaki yang kukenal semalam sambil tertawa lebar. Lelaki yang telah memuaskan nafsunya menjamahku, yang tak bisa kupungkiri telah memberikan kenikmatan tak terkira. Ah, harusnya aku mendengarkan bisikan  Gelas Kristal itu. Harusnya aku menegukkan isi gelas itu pada lelaki 'Brengsek' ini. Harusnya....
Tiba-tiba kurasakan gelap (lagi)
Bersambung...
Cerita sebelumnya :