Mohon tunggu...
Hannsubriyatin09
Hannsubriyatin09 Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

pengetahuan bisa terjadi dari kamu terus membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kecantikan Wanita Terlahir Bukan dari Dirinya, Lalu Darimana?

29 Mei 2023   23:50 Diperbarui: 29 Mei 2023   23:54 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap Wanita menginginkan dirinya tampil cantik dan mempesona dihadapat semua orang, tapi bisakah kita mengingat sebenarnya standar yang dimaksud dengan cantik itu seperti apa dan sebenarnya siapa yang membuat hal ini terjadi. Saat ini kecantikan dilihat dari banyak sudut baik dari femininya, kepercayaan dirinya, budi pekertinya, parasnya, manisnya, manjanya dan masih ada banyak lagi.

Diambil dari Bahasa latin bellus yang artinya cantik, yang memiliki makna indah, jelita, molek. Pemaknaan cantik ini terus berubah seiring bergantinya zaman ke zaman. Maka tak heran jika disetiap dareh bahkan negara memiliki standar kecantikan yang berbeda beda. Pada sudut pandang islam sendiri cantik yang dimaksud adalah kecantikan pada dimensi hati. Dimana budi pekerti untuk semua makhluk hidup bisa dia cintai dengan begitu sempurna.

Kecantikan dan feminimanitas seorang Wanita tidak jauh dari konsep social budaya patriyaki, dimana kekuasaan laki laki yang akan membuat pengakuan atas seorang perempuan sedangkan perempuan terus mencari kesempurnaan dan pengakuan dari laki laki (Winami,2009). dapat ditelaah bahwa dari kekuasaan dan nafsu laki lakilah yang menjadi standar ideal seorang Wanita.

Laki-laki dianggap telah membuat symbol dasar dalam membangun citra diri atau self image. Seperti dalam hal berpakaian, dandanan yang dinilai sesuai dan sampai dengan penilaian postur tubuh seseorang, maka dari sinilah ukuran untuk Wanita juga terbentuk bagaimana ideal kecantikan mereka. Tentunya dari geografi suat negara akan turut ambil ahli bagaimana setandar kecantikan ini terbentuk. Tetapi standar yang palingnya terlihat kesamaannya pada body Wanita, dari bibir, kulit kencang dan mulus, tubuh yang langsung dan indah.

Kecantikan ini terbagi menjadi dua yakni outer beauty didalamnya menilai dari segi fisik tetapi ada yang tak kalah penting yakni inner beauty kecantikan ini berkaitan dengan kepribadianya serta psikis rohani dan ini bersifat abadi berbeda dengan outer beauty yang tidak bisa bersifat abadi, karna fisik bisa rusak kapan saja.

Seorang filsuf dari massa Yunani kona, Plato saja mengatakan bahwa kencikatan tidak menempel pada daging, maka percumah kamu mempertahankanya. Ada kecantikaan yang abadi dan tak kan pernah kamu bisa lihat tapi kamu bisa merasakannya. Pada zaman Romawi kuno, Wanita yang memiliki tubuh yang gemuk akan dikatana Wanita cantik karna diyakini dia memiliki tubuh yang sehat tak salah jika Cleopatra itu gendut. Di abad pertengahan Eropa Wanita cantik dilihat dengan fertilitasnya atau kemampuan reporduksinya yang baik.  Di Negara India dan Afrika dilihat dengan montoknya Wanita terlebih setelah menikah karna ini melambangkan kemakmuran. Lalu pada abad ke-15 sampai ke-19 wanita dilihat dari tubuh nya terfokus pada bagian yang berkaitan dengan reporduksi. Lalu diabad ke-20 pun tak jauh beda.

Pada tahun 1965 tepat di inggris seorang model Bernama Twiggy melakukan dobrakan yang luar bisa, dia seorang model yang memiliki tubuh kerempeng, dia melakukan unggah foto modelnya guna melakukan dokontruksi citra montok dan mitos kencantikan yang berkaitan dengan reporduksi. Seiring bergantinya waktu kini kencaitikan beralih makna dimana seorang Wanita memiliki tubuh langsung dan berkulit putih. Citra kecantik Kembali lagi bergeser dengan dunia industry kapitalis yang menawarkan perubahan bentuk tubuh dan wajah seseornag dengan kosmetik atau suatu program yang mereka miliki.

Kecantikan lahir dari suatu budaya yang diukur dari laki-laki dengan menentukan kritera yang sesuai dengan pandangan laki-laki. Kemudia berlanjut dengan begitu banyak menekan pada postur tubuh seorang Wanita atau bahkan menuntut seorang perempuan memiliki reporduksi yang baik. Ini pun berlanjut sampai dimana semua wilayah memiliki kriteria yang berbeda beda tetapi mereka merujuk pada satu benang merah, yakni tubuh yang montok dan juga memiliki wajah dan kuit yang indah. Sampai era sebelum industry tepatnya 1965 ada sebuah dobrakan yang menentang bahwa Wanita juga berhak memiliki tubuh yang sesuai dengan keinginannya sendiri meliki tubuh yang kurus  dan langsung serta tidak melulu tentang kemontokan dan reproduksi. Lalu pada saat ini kecantiakan masih bertahan dari postur tubuh lang langsung dan putih serta mereka memiliki wajah yang harus terawatt dengan kosmetik, dan perawatan yang lain sebagainya. Namun yang lebih penting yang harus diingat kuat bahwa kecantikan diambil dari tolak ukur laki-laki dan ini mungkin setiap waktu akan berubah -ubah tetapi ada satu kecantikan yang tidak akan pernah berubah yakni kecantikan dari dalam diri seorang Wanita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun