Mohon tunggu...
Eka Septiani Dewi
Eka Septiani Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Jember

Penggemar traveling dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Kolaboratif Kelompok 80 Jember: Potensi UMKM Aksesoris dan Sandal di Desa Sukamakmur

31 Juli 2022   00:31 Diperbarui: 31 Juli 2022   07:09 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Potret KKN Kolaboratif Kelompok 80 ke UMKM Kerajinan Tangan bersama Andi Siswanto. (Dokumen Pribadi))

Jember - Pada Hari Sabtu (30/07) mahasiswa KKN Kolaboratif kelompok 80 yang terdiri dari empat perguruan tinggi yang ada di Jember (Universitas Jember, Universitas dr. Soebandi, STIA Pembangunan Jember, dan Universitas Islam Jember) berkesempatan mengunjungi beberapa tempat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang terletak di desa Sukamakmur, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) itu sendiri dapat didefinisikan sebagai usaha ekonomi produktif yang dimiliki oleh perorangan atau perusahaan menurut kriteria Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008. 

Dalam kesempatan kali ini, kami mengunjungi salah satu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) kerajinan tangan milik Andi Siswanto (41 tahun). Andi, biasa dipanggil Asis, sudah merintis usaha kerajinan tangan ini sejak tahun 2004 sampai dengan saat ini. Usaha yang terletak di Dusun Plalangan, tepatnya di kediamannya ini, terdiri dari aksesoris cincin, gelang, gantungan kunci, dan kalung serta sandal. Yang membuat kerajinan tangan ini unik dan menarik ialah kerajinan tangan yang diproduksinya berbahan dasar kulit hewan, seperti kulit sapi, kulit ular dan kulit kambing. Kulit-kulit tersebut diantaranya didapat dari Kalimantan dan Bali. Tidak hanya itu, ia juga mengandalkan kerang kecil yang didapat dari Situbondo.

Motivasi Andi mendirikan usaha ini karena ia memiliki pengalaman bekerja dengan orang Cina. Melalui pengalaman inilah, ia termotivasi untuk mencoba dan berkreasi dalam membuat kerajinan tangan. Yang lebih keren lagi ialah, walaupun ia hanya lulusan kelas dua SD, ia memiliki keberanian untuk membuka usaha sendiri. Keinginannya yang besar karena ingin memilki usaha yang dikelola sendiri ini yang akhirnya menjadikan ia bisa membuka dan memiliki usaha kerajinan tangannya sendiri seperti saat ini.

Tidak hanya itu, Andi menjelaskan, “modal awal saya hanya niat nekad dan percaya diri. Tidak memerlukan keahlian yang khusus dalam mendirikan usaha. Yang penting berusaha dan yakin." Dengan prinsip dan mindset seperti ini, ia dapat memperoleh penghasilan lebih terhitung setelah merintis usaha ini, yang mana sebelumnya ia pernah menjajakan sayuran sebagai pekerjaan sampingan. 

Ia turut menjelaskan bahwa biasanya pengiriman hasil produksi dilakukan hingga sebanyak dua kali dalam seminggu ke Bali. "Ada sekitar ada 20 konsumen yang tersebar di Bali. Kalau (mereka) sudah pesan semua, saya pusing,” tuturnya. Jumlah produksi yang dihasilkan dalam sehari tergantung seberapa rumitnya pembuatan. Menurutnya, dari sekian jenis kerajinan tangan yang dibuat, proses pembuatan  yang rumit adalah sandal, utamanya sandal wanita. 

Tidak hanya di Pulau Dewata, kerajinan tangan yang harganya berkisar Rp.4000 ini sudah pernah diekspor sampai ke luar negeri. Italia, Perancis, Amerika, dan Cina merupakan sejumlah negara yang sudah pernah menerima produk kerajinan tangan buatan Andi beserta pekerja lainnya. Dan hingga dengan saat ini, jumlah pekerja total yang membantu usahanya sejumlah 45 orang (40 perempuan dan 5 laki-laki) dengan jam kerja kondisional dan sistem borongan. 

Di akhir wawancara, ia turut membagikan kendala yang sering terjadi. "Jika sudah banyak pesanan dari luar dengan waktu yang sama, kita harus kejar tayang agar bisa sesuai target," ujarnya. Hal ini dilakukan karena menurutnya setiap orang harus punya tanggung jawab. Selain itu, ia berharap semoga usaha yang dirintisnya ini bisa lebih maju dan lebih baik. Meski sayangnya hingga sampai dengan saat ini, keterbatasan yang masih dihadapi tidak lain adalah mengenai cara pemasaran produk. "Untuk pemasaran online dari usaha ini masih belum ada," tuturnya. Oleh karena itulah, kami berharap dapat membantu UMKM kerajinan tangan milik Andi Siswanto ini agar produk kerajinan tangan yang dirintisnya ini dapat melebarkan pemasarannya, dan lebih dikenal di kalangan masyarakat lokal hingga internasional melalui teknologi berbasis digital.[]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun