Mohon tunggu...
Eka Sarmila
Eka Sarmila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Long Life Learner

Halo! Perkenalkan saya Eka. Menulis adalah cara saya untuk bertukar cerita kepada orang lain pada jangkauan yang lebih luas.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Post Holiday Blues: Pandangan dalam Sisi Psikologi dan Tips Supaya Terbebas dari Sindrom Ini Pasca Liburan!

4 Januari 2024   15:28 Diperbarui: 6 Januari 2024   00:10 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto. Freepik.com
Foto. Freepik.com

Mengutip dari artikel dari verywellmind.com yang berjudul "What are the holiday blues" karya Kendra Merry, MSED (2022), penyebab dari pandangan psikologi  mengapa kita mengalami sindrom post holiday blues.

Pertama, perubahan dan kurangnya jam tidur. Selama liburan ada yang lebih suka begadang hingga terjadilah perubahan jam tidur. Kebiasaan yang berulang semasa liburan ini ternyata tidak bisa dirubah dalam waktu yang singkat. Akhirnya ketika kembali ke rutinitas di pasca liburan, beberapa orang merasa kaget hingga mengalami kekurangan jam tidur. 

Kedua, perubahan pola makan. Tidak memerhatikan asupan apa saja yang dikonsumi selama liburan bisa jadi pemicu masalah pencernaan. Masalah pencernaan pun bisa jadi sebab kita mengalami pusing dan tidak bersemangat dalam menjalani hari. 

Ketiga, stress masalah finansial. Budgeting yang buruk semasa liburan bisa jadi faktor pemicu sindrom post holiday blues. Tidak memperhitungkan maksimal pengeluaran semasa liburan bisa membuat pusing tujuh keliling.

Pasalnya, kita mesti dihadapkan kenyataan pasca liburan terkait pembayaran yang mesti dilakukan di hari-hari selanjutnya. Alhasil, jika kalap di masa liburan, tentunya kamu mesti memutar otak sampai menunggu gajian selanjutnya. 

Keempat, perasaan kesepian dan mengisolasi diri. Beberapa orang justru menggunakan liburan sebagai kesempatan untuk memiliki waktu sendiri (me-time). Dampaknya ketika lama tidak berinteraksi dengan orang lain perasaan kesepian akhirnya menghantui dan memengaruhi kondisi psikologi orang tersebut. 

Baiknya, meskipun digunakan sebagai waktu sendiri tetap berinteraksi dengan orang lain harus tetap dilakukan. Sehingga saat memasuki pasca liburan tidak kaget dan merasakan kesepian bahkan terisolasi. 

Meskipun akan hilang seiring dengan rutinitas di hari-hari selanjutnya, namun penting untuk mengetahui supaya tidak berlarut-larut dalam sindrom ini. Jika dibiarkan dalam keadaan yang lama tentunya akan bermasalah dalam sisi kejiwaan orang yang menderitanya.  

Hari Pertama Sekolah dan Bekerja, Apa Saja yang Perlu disiapkan Supaya Bebas dari Sindrom Post Holiday Blues?

Foto. Freepik.com
Foto. Freepik.com
Bebas dari sindrom post holiday blues bisa diupayakan baik oleh diri sendiri ataupun lingkungan sekitar. Keduanya punya proporsi yang berbeda. Di mana diri sendiri tetap punya kendali yang lebih kuat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun