Mohon tunggu...
Eka Sarmila
Eka Sarmila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Long Life Learner

Halo! Perkenalkan saya Eka. Menulis adalah cara saya untuk bertukar cerita kepada orang lain pada jangkauan yang lebih luas.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tips Anti Kalap dan Wishlist Belanjaan yang Mesti Kamu Check Out!

28 Desember 2023   17:00 Diperbarui: 29 Desember 2023   11:43 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto. tirachardz dari Freepik.com

Harbolnas identik dengan pembelian di harga terbaik. Mulai dari promo yang ditawarkan, cashback, gratis ongkir, hingga saving percentage kalau kamu membeli sebuah produk secara bundling!

Lantas di 12.12 kemarin, apa nih pembelian terbaik 2023 versi kamu? Ngomong-ngomong soal harbolnas, saya jadi teringat dengan trend girl math. 

Di mana belanja jika dilihat dari kacamata matematika perempuan, sebuah barang seharga 80.000 dengan gratis ongkir misalnya, akan bernilai murah dibandingkan dengan barang 75.000 dengan ongkir reguler di harga 8.000. Jika dijumlah total bayarnya senilai 83.000.

Hanya selisih 3.000, namun bisa membuat para perempuan untuk berpikir ulang untuk membeli. 

Jika disanding-sandingkan keduanya sangat cocok jadi sasaran empuk marketing tim untuk achieve target KPI di akhir tahun. Hanya dengan memberikan voucher gratis ongkir, margin penjualan yang demand-nya konstan bisa naik dan banyak menarik pembeli. 

Alasan-Alasan Harbolnas Bikin Kecanduan!

Foto. Freepik.com
Foto. Freepik.com

Apa sih yang membuat belanja di tanggal cantik selalu membuat ketagihan? Apakah hanya semata-mata karena gratis ongkir? Ternyata, jika direfleksikan lebih dalam ada banyak alasan kenapa belanja di momen harbolnas bikin kecanduan. 

Pertama, penjual memberikan harga di margin terendah. Umumnya, di tanggal cantik penjual akan memberikan penawaran yang sangat menggiurkan. Diskon yang diberikan beragam, mulai dari potongan harga 10%, 20%, bahkan ada yang memberikan hingga 50%. 

Kedua, selain harga jika tidak memberikan diskon biasanya kita akan mendapatkan penawaran lain. Misalnya, voucher cashback ataupun gratis ongkir. Meskipun terdengar sangat basic nyatanya tawaran ini mampu memengaruhi psikologi konsumsi seseorang. 

Seperti pada kasus girl math di atas, sebuah produk seharga 80 ribu tanpa ongkir lebih murah, dibandingkan dengan sebuah produk seharga 75 ribu dengan tambahan ongkir 8 ribu. Padahal selisihnya tidak sampai 10 ribu. 

Ketiga, paket bundling. Beberapa brand punya strategi menerapkan pembelian bundling produk. Bundling ini bisa bermacam-macam, mulai dari beli 1 gratis 1, beli dua produk dapat hadiah tertentu, ataupun pembelian dalam 1 paket yang sudah ditentukan.

Konsumen hanya akan melihat, "wah ternyata, kalau saya beli secara keseluruhan paket tersebut saya bisa dapat lebih banyak." Padahal boleh jadi, produk yang diinput ke dalam paket bundling yang dijual bukan sesuatu yang benar-benar dibutuhkan. 

Keempat, adanya teknik giveaway dalam pembelian produk. Pernah ngga sih kamu melihat ketika membeli sebuah barang, "kalau beli senilai 500.000, bisa ikutan untuk undian berhadiah smartphone." Alhasil strategi ini memunculkan rasa penasaran dan mendorong untuk lebih banyak membeli. 

Kelima, live shopping. Konsep live shopping kian digemari oleh banyak pengguna e-commerce. Terciptanya rasa percaya akibat live shopping jadi alasan kuat untuk segera check out. 

Itulah yang menyebabkan banyak diantara kita kalap ketika harbolnas. Namun, jika prespektifnya dibalik kira-kira apakah mungkin masih kalap?

Tips Anti Kalap Ketika Harbolnas!

Foto. tirachardz dari Freepik.com
Foto. tirachardz dari Freepik.com

Perlu dipahami bahwa momen harbolnas memang ditujukan untuk meningkatkan sales (penjualan) seller. Mengutip pada laman kompas.id bahwa di tahun 2023, lebih dari 33 juta orang menyerbu momen ini. Total transaksinya pun fantastis mencapai 25, 7 triliun.

Fenomena ini jadi bukti bahwa harbolnas memang dinanti. Namun, tetap ada cara supaya ngga kalap di momen harbolnas. Cara yang paling ampuh adalah dengan membalik perspektif yang kamu miliki.

Biasanya kita akan berpikir dan bertindak sebagai konsumen pada umumnya. Coba dibalik, berpikirlah dan bertindak selayaknya seorang penjual. Coba renungkan, kok bisa ya ada brand yang banting promo hingga setengah harga? Apa ngga rugi? Tentu TIDAK! 

Sebagai seorang penjual tentunya, kita akan memperhitungkan keuntungan yang ingin dicapai. Ini yang disebut sebagai margin penjualan. Di mana kamu tetap bisa untung dengan menurunkan harga jual di titik terendah dengan kuantitas tertentu. 

Misalnya, jika sebuah produk biasanya dijual dengan harga 50.000, akan mendapat keuntungan misal 10% jika berhasil menjual di senilai 5 buah produk. 

Namun, jika harganya diturunkan 10% (45.000) kamu berhasil menjual 20 produk dengan waktu yang lebih cepat dan kuantitas yang lebih banyak. Tentunya, untung yang didapatkan bisa berkali-kali lipat. Padahal hanya menurunkan dengan selisih beberapa ribu saja. 

Kedua, kamu bisa membuat wishlist dan budgeting barang apa yang benar-benar dibutuhkan dan layak untuk dibelanjakan. Usahakan untuk senantiasa membeli barang pada segmentasi kebutuhan. Primer, sekunder, dan tersier supaya promo yang di klaim jauh lebih bermanfaat. 

Misal belanja untuk keperluan rumah tangga, kebutuhan pokok, dan kebutuhan dasar lainnya. Meskipun tetap dibeli tanpa diskon, namun apa salahnya untuk dimaksimalkan untuk menekan budget pengeluaran.

Membeli barang-barang lain yang sifatnya pelengkap atau barang mewah, sah-sah saja. Asalkan memenuhi 3 syarat yaitu: kebutuhan dasar terpenuhi, punya budget, dan terhindar dari hutang (ataupun jika menggunakan sistem pay letter sanggup membayarnya). 

Pembelian Terbaik 2023 dan Rekomendasi Kategori Produk untuk Kamu Check Out!

Foto. jcomp dari Freepik.com
Foto. jcomp dari Freepik.com

Produk apapun yang diidam-idamkan adalah pembelian terbaik! Namun, amat disayangkan kalau yang dibeli sifatnya hanya sebagai pelengkap atau bahkan tidak bermanfaat. 

Lantas apa aja sih kategori produk yang mesti di check out tapi juga bermanfaat? 

Pertama, sudah pasti yang sesuai kebutuhan dasar. Tidak ada pembelian terbaik yang mampu menyaingi belanja kebutuhan dasar. 

Kedua, produk yang dibelanjakan bisa jadi sarana investasi masa depan. Bisa yang sifatnya mengamankan harta, menambah kekayaan, ataupun berupa self development things yang bisa bantu kamu upgrade diri. Hingga nantinya, bisa jadi nilai jual di masa depan. 

Ketiga, produk yang memang sudah diincar sejak lama dan perlu effort untuk mendapatkannya. Sekali-kali self reward juga perlu! Asalkan masih dalam batas wajar dan sesuai dengan budget yang dianggarkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun