Namun, sekali lagi saya masih setengah sadar dan tidak mengingat penuh apa yang dikatakan. Saya hanya ingat bahwa dikatakan gigi saya sulit hingga masuk ke rongga sinus dan esok diminta datang ke poli.Â
Baru benar-benar sadar di pagi hari. Tidak ada larangan untuk makan dan minum di keesokan harinya. Namun, saya masih merasakan sakit dan memilih hanya minum susu hingga beberapa hari ke depan.Â
Di setengah 2 siang, saya datang ke poli untuk diperiksa secara langsung keadaan pasca operasi. Profesor bedah mulut yang menangani menginfokan akan bengkak dalam beberapa hari namun hal itu normal.Â
H+1 operasi belum disarankan untuk menyikat gigi. Namun, diganti dengan obat kumur yang diresepkan. Hingga H+3 pasca tindakan saya belum berani untuk makan nasi ataupun lauk yang keras. Lebih memilih untuk minum susu whey protein ataupun jus buah. Sebab justru rasa sakit datang di beberapa hari sesudahnya.Â
H+7 tindakan saya kembali kontrol ke profesor bedah mulut yang menangani. Namun, hingga H+7 masih terasa bengkak, alhasil benang jahitnya belum dicabut dan disarankan kembali diminggu depan.
Hingga kini di H+10 tindakan saya baru mulai untuk berani makan nasi dengan lauk yang masih lembut. Padahal sejatinya tidak ada pantangan dan dipersilahkan makan seperti biasa.Â
Poin pentingnya bukan efek samping pasca tindakan, mungkin ini bisa jadi pesan untuk kamu yang masih menunda operasi gigi bungsu. Lebih baik disegerakan, sebab gigi bungsu yang bermasalah justru jadi sebab munculnya suatu penyakit seperti kista di rongga mulut hingga sinusitis.Â
Apalagi spesialis bedah mulut di Indonesia masih terbilang sedikit. Jika berobat dengan BPJS maka antreannya pun panjang. Meski begitu saya merasa berterima kasih atas pelayanan yang baik dan sangat hati-hati.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H