Mohon tunggu...
Eka Sarmila
Eka Sarmila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Long Life Learner

Halo! Perkenalkan saya Eka. Menulis adalah cara saya untuk bertukar cerita kepada orang lain pada jangkauan yang lebih luas.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengobatan Alternatif Ida Dayak dan Investasi Gaib, Eksistensi Kepercayaan Budaya Lokal di Tengah Perkembangan Teknologi

9 April 2023   10:23 Diperbarui: 11 April 2023   03:19 1357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurang lebih biaya sekali datang sebagai pasien umum. Mahal dan kurang terjangkau. Biaya ini belum termasuk biaya transportasi dan lain-lain. Beda tipe rumah sakit dan status kepemilikannya (pemerintah/swasta) juga mempengaruhi biayanya. 

Coba bandingkan dengan biaya yang diperlukan untuk berobat ke pengobatan alternatif? Pengobatan gratis dan bayar seikhlasnya yang dilakukan oleh Ida Dayak tentunya jadi pilihan. 

Siapa yang tidak tergiur untuk berobat dengan janji sembuh cepat dan biaya yang terjangkau? Semua pasti menginginkannya. Namun, saya ada pengalaman lain berobat ke pengobatan alternatif. Memang, bukan di Ida Dayak, sih. Hanya saja ya, bisalah jadi perbandingan.

Di tahun 2017 saya pernah terjangkit Herpes Zooster atau cacar api. Tetangga saya dan orang-orang sekitar lebih mengenalnya sebagai brahma api dan dampa.

Foto. Freepik.com
Foto. Freepik.com

Awalnya, saya dan keluarga mencoba untuk berobat ke klinik. Namun, belum terlihat hasilnya. Coba ganti klinik juga tidak terlihat hasilnya. Sampai-sampai ada yang menyarankan untuk dibawa ke sebuah pengobatan alternatif. 

Karena sudah pusing dan bingung, akhirnya saya dan keluarga mencoba untuk datang. Di sana saya diminta untuk mengoleskan luka dari cacar tersebut dengan minyak kelapa.

Klaimnya, ada pasien yang juga pernah datang mengalami hal yang sama dan ucapnya sembuh. Minyak dibeli seharga Rp 150.000, tidak termasuk biaya jasa dan pembelian obat herbal lainnya. Kurang lebih Rp 300.000 kami habiskan sekali datang.

Maklum, di pengalaman saya pengobatan alternatif tidak sepenuhnya gratis. Selama 2 minggu berjalan tetap tidak ada perubahan. Akhirnya, memutuskan kembali lagi dan bertanya. Saran yang diberikan pun sama. Kembali membayar dengan harga yang sama dan masih berharap kesembuhan.

Nyatanya, bukan makin membaik. Cacar api yang saya alami justru jadi makin banyak dan menyebar. Ujung-ujungnya, kembali lagi ke medis. Dokternya pun sampai kaget, mengapa bisa menjadi lebih parah dari sebelumnya. 

Padahal penyebab cacar api adalah virus dan pengobatanya harus dengan anti virus dan salep. Sudah terjadi dan hanya bisa menyesal. Pasalnya, biaya yang dikeluarkan ternyata malah jadi sia-sia. Sejak saat itu, saya tidak lagi pernah berobat ke alternatif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun