Terkadang, pembeli tidak memikirkan hal ini. Kebanyakan pembeli berkeinginan untuk mendapat barang bagus dengan harga yang murah. Alhasil, thrifting jadi solusinya.
Pasalnya, jika membeli barang baru dengan kualitas yang cukup baik, setidaknya seorang pembeli harus menyiapkan dana minimal Rp 80.000 untuk satu pakaian saja.Â
Misalnya, budget Rp 80.000, ini jika dibelanjakan pada toko pakaian lokal hanya bisa mendapatkan satu potongan celana atau blouse aja. Kisaran ini dapat lebih mahal tergantung tempat pembelian dan jenis bahan yang digunakan.Â
Thriting sendiri adalah sebuah kegiatan untuk mencari barang bekas layak pakai entah itu pakaian, tas, ataupun sepatu. Trend ini kian digemari dan meningkat, karena masifnya perkembangan sosial media.Â
"Penampilan Elit, Ekonomi Sulit"Â
Istilah viral di atas adalah gambaran yang mendeskripsikan bagaimana kini orang berlomba-lomba untuk tampil modis sedangkan uang didompet tipis.Â
Belum lagi, perkembangan trend fesyen dari berbagai negara sangat mudah masuk dan mempengaruhi satu sama lain. Meskipun digadang-gadang mengandung bakteri, virus, dan jamur tetap aja banyak orang mencintai thrifting.Â
Alasan lain yang pernah saya dapatkan dari seorang teman, membeli baju dengan metode thrifting bukan cuma sekadar harga yang murah. Jenis dan model baju yang variatif jadi pilihan.Â
Apalagi untuk perempuan pemerhati penampilan, menggunakan baju kembaran dengan orang lain pada sebuah event dianggap jadi sebuah ancaman.Â
Thrifting, Mungkinkah Mengurangi Limbah Fesyen?