Bahkan jika ditelisik lebih dalam, cinderella sejatinya bukan upik abu sebenarnya. Ayahnya adalah saudagar kaya yang sialnya ia dijadikan babu oleh ibu tirinya, pasca ayahnya meninggal.
Hikmah yang seharusnya diambil adalah makin bervalue seorang wanita maka  makin bervalue juga pasanganya. Semakin mapan dalam urusan finansialnya, apakah laki-laki pemalas dan miskin harta berani mendekatinya?
Kejamnya kehidupan di dalam rumah tangga juga mesti dipahami oleh perempuan. Tujuannya supaya perempuan lebih berdaya bukan hanya termakan bujuk rayu buaya.
Perempuan cenderung lebih menerima pasangan apa adanya. Hal ini pun yang ditayangkan dalam serial beauty and the beast. Namun, bagaimana dengan keadaan sebaliknya? Apakah laki-laki cenderung memilih perempuan dengan muka pas-pasan? Coba lihat sekeliling mu!
Apalagi, pada keluarga yang masih sangat kental menganut paham patriarki. Banyak aturan yang seolah memenjarakan kebebasan dan hak perempuan. Misalnya, Perempuan dilarang bekerja untuk mencari nafkah dan mesti tunduk pada perintah suami.
Peran perempuan hanya sebatas kasur, sumur, dan dapur. Kebebasan perempuan seolah direnggut hanya karena anggapan bakal hidup enak setelah menikah.Â
Saya banyak menemukan bahwa banyak perempuan khususnya yang sudah berumah tangga, tak jarang terjerat dalam pinjaman. Entah itu dalam bentuk bank keliling, pinjaman online ataupun pinjaman dari bank resmi. Ada yang meminjam dengan pengawasan suami. Bahkan ada juga yang main kucing-kucingan.
Fenomena ini seolah menjawab bahwa menikah belum tentu menyelesaikan segala masalah. Terutama dalam hal finansial!Â
Suami Bebas Poligami, Materealistis Bukanlah Hak Istri!
Kembali mempertanyakan mana romantisme masa pacaran di hari kasih sayang, pernah enggak sih mendengar kalimat "jadi istri jangan boros-boros", "uangnya mesti cukup sebulan ya"!