Mohon tunggu...
Eka Sarmila
Eka Sarmila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Long Life Learner

Halo! Perkenalkan saya Eka. Menulis adalah cara saya untuk bertukar cerita kepada orang lain pada jangkauan yang lebih luas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

4 Hal yang Bikin Mahasiswa Enggak Kelar-Kelar Skripsian!

12 Februari 2023   11:38 Diperbarui: 12 Februari 2023   11:45 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto. Drobotdean Freepik.com

"Semangat Kak Skripsiannya!"

Dulu, sering banget nyemangatin kating (kakak tingkat) yang lagi skripsian. Sebelum mengalami sendiri gimana rasanya mengerjakan skripsi, saya berpikir "Apa, sih susahnya ngerjain skripsi?" Toh, tinggal nulis doang. 

Namun, saat sudah memasuki masanya saya baru mengerti manis pahitnya. Sampai-sampai saya pun tahu rasanya mengapa banyak mahasiswa yang akhirnya lambat melanjutkan penelitian  usai seminar proposal.  Bahkan kenapa sih, banyak yang tidak  sama sekali mengerjakan skripsinya. 

Mulai dari merasa lelah fisik dan mental, memerangi rasa malas dari dalam diri memang menjadi musuh utama dalam menuntaskan skripsi. Selain itu, saya mencoba merangkum beberapa alasan lain yang bikin mahasiswa enggak kelar-kelar skripsian!

1. Tidak Paham Metodologi Penelitian

Foto/Rawpixel.com Freepik
Foto/Rawpixel.com Freepik
Awalnya saya berpikir hanya saya mahasiswa yang tidak menguasai metodologi penelitian secara mendalam. Maklmun, awalnya saya hanya tahu kalau jenis penelitian itu kuantitatif dan kualitatif. 

Kuantitatif itu berupa angka sedangkan kualitatif berupa pernyataan-pernyataan. Saya enggak memahami secara mendalam bahwa masing-masing pendekatan ini punya model yang diturunkan secara sistematis. Tapi, ternyata hal ini bukan cuma menimpa saya. 

Banyak teman-teman mahasiswa lain yang juga mengalaminya. Mungkinkah kamu salah satunya? Saat ditanya ingin menggunakan pendekatan apa, dengan tegas akan mudah dijawab. 

Namun, kalau sampai ditanya mengapa menggunakan uji reliabilitas A, Validitas B rasanya masih sulit untuk menjabarkan secara pede kepada tim penguji.

2. Mengarang Sasaran Penelitian

Foto Our-Team Freepik
Foto Our-Team Freepik
Sasaran penelitian merupakan komponen vital dalam penulisan skripsi. Terkadang mahasiswa enggak realistis dengan sasaran penelitianya. Bahkan, ada yang mengarang bebas tentang karakteristik sasaran penelitiannya dalam ujian seminar proposal.

Akhirnya, enggak jarang yang mendapatkan revisi mayor dari tim penguji. Masih terbilang mesti bersyukur kalau misalnya hanya revisi. Pernah enggak sih, denger cerita kalau ada yang saat penelitiannya sasarannya hilang.

Apalagi kalau sudah meneliti tentang orang. Tentunya, bakal jadi masalah dan mesti mutar otak untuk ganti topik. Banyak waktu yang terbuang dan penelitian pun nggak selesai-selesai.

3. Lost Motivation Karena Ketinggalan Bestie

Foto. J. Comp Freepik
Foto. J. Comp Freepik

Circle perkuliahan sangat berbeda dengan circle masa SMA. Kalau di SMA masuk dan lulus bareng, di dunia perkuliahan masuk bareng belum tentu lulus dan wisuda bareng. 

Seakrab-akrabnya bestie di masa kuliah, tiap orang punya pandangan dan tujuan hidup yang berbeda. Kalau masih mau males-maelsan, udah siap untuk ketinggalan wisuda bareng teman?

Makin tertinggal dengan "orang-orang yang akrab" dilingkungan perkuliahan makin malas untuk datang bimbingan. Alhasil, semangat untuk mengerjakan skripsi juga hilang.

4. Terlalu Mengandalkan Dosen Pembimbing

Foto/Katemangostar Freepik.com
Foto/Katemangostar Freepik.com
Awal-awal skripsian, saya berpikir bahwa setiap mahasiswa bakal mendapat bimbingan intensif seperti siswa SMA bersama dosen pembimbing. Nyatanya, enggak ada sandaran terbaik untuk mengerjakan skripsi selain diri sendiri.

Bersyukurlah yang dapat dosen pembimbing bawel dan perhatian. Pasalnya, belum tentu teman seperjuangan kalian mendapatkan privilage yang sama. Curiosity dan eagerness mesti dimiliki oleh setiap mahasiswa yang lagi skripsian.

Sebab, mahasiswa juga mesti paham kalau dosen pembimbing juga punya tugas lain. Kalau hanya mengandalkan dan enggak mengeluarkan effort terbaik, pasti perkembanganya stuck di situ-situ aja. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun