"Semangat Kak Skripsiannya!"
Dulu, sering banget nyemangatin kating (kakak tingkat) yang lagi skripsian. Sebelum mengalami sendiri gimana rasanya mengerjakan skripsi, saya berpikir "Apa, sih susahnya ngerjain skripsi?" Toh, tinggal nulis doang.Â
Namun, saat sudah memasuki masanya saya baru mengerti manis pahitnya. Sampai-sampai saya pun tahu rasanya mengapa banyak mahasiswa yang akhirnya lambat melanjutkan penelitian  usai seminar proposal.  Bahkan kenapa sih, banyak yang tidak  sama sekali mengerjakan skripsinya.Â
Mulai dari merasa lelah fisik dan mental, memerangi rasa malas dari dalam diri memang menjadi musuh utama dalam menuntaskan skripsi. Selain itu, saya mencoba merangkum beberapa alasan lain yang bikin mahasiswa enggak kelar-kelar skripsian!
1. Tidak Paham Metodologi Penelitian
Kuantitatif itu berupa angka sedangkan kualitatif berupa pernyataan-pernyataan. Saya enggak memahami secara mendalam bahwa masing-masing pendekatan ini punya model yang diturunkan secara sistematis. Tapi, ternyata hal ini bukan cuma menimpa saya.Â
Banyak teman-teman mahasiswa lain yang juga mengalaminya. Mungkinkah kamu salah satunya? Saat ditanya ingin menggunakan pendekatan apa, dengan tegas akan mudah dijawab.Â
Namun, kalau sampai ditanya mengapa menggunakan uji reliabilitas A, Validitas B rasanya masih sulit untuk menjabarkan secara pede kepada tim penguji.
2. Mengarang Sasaran Penelitian
Akhirnya, enggak jarang yang mendapatkan revisi mayor dari tim penguji. Masih terbilang mesti bersyukur kalau misalnya hanya revisi. Pernah enggak sih, denger cerita kalau ada yang saat penelitiannya sasarannya hilang.
Apalagi kalau sudah meneliti tentang orang. Tentunya, bakal jadi masalah dan mesti mutar otak untuk ganti topik. Banyak waktu yang terbuang dan penelitian pun nggak selesai-selesai.
3. Lost Motivation Karena Ketinggalan Bestie
Circle perkuliahan sangat berbeda dengan circle masa SMA. Kalau di SMA masuk dan lulus bareng, di dunia perkuliahan masuk bareng belum tentu lulus dan wisuda bareng.Â
Seakrab-akrabnya bestie di masa kuliah, tiap orang punya pandangan dan tujuan hidup yang berbeda. Kalau masih mau males-maelsan, udah siap untuk ketinggalan wisuda bareng teman?
Makin tertinggal dengan "orang-orang yang akrab"Â dilingkungan perkuliahan makin malas untuk datang bimbingan. Alhasil, semangat untuk mengerjakan skripsi juga hilang.
4. Terlalu Mengandalkan Dosen Pembimbing
Bersyukurlah yang dapat dosen pembimbing bawel dan perhatian. Pasalnya, belum tentu teman seperjuangan kalian mendapatkan privilage yang sama. Curiosity dan eagerness mesti dimiliki oleh setiap mahasiswa yang lagi skripsian.
Sebab, mahasiswa juga mesti paham kalau dosen pembimbing juga punya tugas lain. Kalau hanya mengandalkan dan enggak mengeluarkan effort terbaik, pasti perkembanganya stuck di situ-situ aja.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI