Mohon tunggu...
Eka Sarmila
Eka Sarmila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Long Life Learner

Halo! Perkenalkan saya Eka. Menulis adalah cara saya untuk bertukar cerita kepada orang lain pada jangkauan yang lebih luas.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Meniere, Penyakit Telinga Bagian dalam yang Mempertemukanku dengan Tinnitus dan Vertigo

3 November 2022   11:03 Diperbarui: 7 November 2022   14:32 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdamai dengan tinnitus masih menjadi opsi utama untuk meredakan denging yang entah berhenti hingga kapan.

Pasalnya, belum ada obat yang secara pasti dapat "menghilangkan" tinnitus. Pilihan seperti tinnitus retraining therapy (TRT) atau cognitive behavioural therapy (CBT) diberikan agar penderitanya dapat terbiasa dengan dengingnya.

Makin cepat menerima perubahan yang ada, diharapkan denging yang hadir sudah tidak lagi menjadi gangguan.

Ngomong-ngomong soal tinnitus,  denging yang ada bukanlah sebuah penyakit. Melainkan, sebuah gejala yang menandakan adanya kondisi kesehatan tertentu yang terjadi pada tubuh penderitanya.

Salah satu penyakit yang mungkin dialami adalah penyakit meniere. Sebuah pengalaman yang tidak mengenakan yang harus dialami, karena mengidap hal ini.

Pengalaman Kena Meniere dan yang Aku Rasakan.

Freepik.com
Freepik.com

Meniere adalah penyakit yang ditandai dengan tinnitus dan vertigo. Penyakit ini juga disebut sebagai Hydrops Endolimfatik.

Penyakit ini menyerang dan menggangu organ telinga bagian dalam. Telinga bagian dalam terdiri dari rumah siput yang di dalamnya terdapat syaraf yang bertugas untuk mengatur pendengaran dan keseimbangan.

Keduanya sudah aku alami, vertigo menyerang secara kambuhan. Sedangkan, tinnitus yang menyerang entah berhenti sampai kapan?

Kalau ditanya penyebabnya karena apa, entahlah. Gejalanya muncul di awal tahun dan tidak ada penyebab secara spesifik. Memang, beberapa minggu sebelumnya rhinitis alergiku kambuh dan lebih parah dari biasanya.

Pemeriksaan dengan spesilias THT juga sudah lengkap dilakukan. Edukasi yang diberikan menjelaskan bahwa belum ada obat-obatan yang secara pasti "menyembuhkan".

Obat-obatan seperti betahistin, gingko biloba, ataupun tebokan hanya bersifat meredakan gejalanya.

Diet Rendah Garam dan Perbanyak Sosialisasi

Pixabay.com
Pixabay.com

Vertigo yang bersifat kambuhan akan mennyulitkan ketika datang pada waktu yang tidak diharapkan. Bergantung pada obat-obatan juga tidak baik bukan?

Spesialis THT tempatku berobat memberikan saran lain yang dapat dicoba dengan menimalisir dampak lain yang tidak diinginkan. Misalnya, dengan diet rendah garam rendah lemak.

Garam memiliki sifat mengikat air, dengan membatasi konsumsi garam diharapkan suplai air dalam tubuh tidak memperparah tekanan pada telinga dalam.

Dua minggu sejak mencoba saran tersebut, vertigo yang tidak diharapkan tersebut belum datang kembali, Semoga memang tidak akan kembali lagi.

Lantas, bagaimana dengan tinnitusnya? Menghadirkan suara lain dengan frekuensi yang lebih tinggi dari denging seperti ngobrol dapat menjadi opsi lain.

Mendengarkan musik dan bersosialisasi dengan orang lain membantu penderita tinntus untuk melupakan sementara denging yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun