Kalau ditanya penyebabnya karena apa, entahlah. Gejalanya muncul di awal tahun dan tidak ada penyebab secara spesifik. Memang, beberapa minggu sebelumnya rhinitis alergiku kambuh dan lebih parah dari biasanya.
Pemeriksaan dengan spesilias THT juga sudah lengkap dilakukan. Edukasi yang diberikan menjelaskan bahwa belum ada obat-obatan yang secara pasti "menyembuhkan".
Obat-obatan seperti betahistin, gingko biloba, ataupun tebokan hanya bersifat meredakan gejalanya.
Diet Rendah Garam dan Perbanyak Sosialisasi
Vertigo yang bersifat kambuhan akan mennyulitkan ketika datang pada waktu yang tidak diharapkan. Bergantung pada obat-obatan juga tidak baik bukan?
Spesialis THT tempatku berobat memberikan saran lain yang dapat dicoba dengan menimalisir dampak lain yang tidak diinginkan. Misalnya, dengan diet rendah garam rendah lemak.
Garam memiliki sifat mengikat air, dengan membatasi konsumsi garam diharapkan suplai air dalam tubuh tidak memperparah tekanan pada telinga dalam.
Dua minggu sejak mencoba saran tersebut, vertigo yang tidak diharapkan tersebut belum datang kembali, Semoga memang tidak akan kembali lagi.
Lantas, bagaimana dengan tinnitusnya? Menghadirkan suara lain dengan frekuensi yang lebih tinggi dari denging seperti ngobrol dapat menjadi opsi lain.
Mendengarkan musik dan bersosialisasi dengan orang lain membantu penderita tinntus untuk melupakan sementara denging yang ada.