Mohon tunggu...
Eka Sarmila
Eka Sarmila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Long Life Learner

Halo! Perkenalkan saya Eka. Menulis adalah cara saya untuk bertukar cerita kepada orang lain pada jangkauan yang lebih luas.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ngiiing... Ngiiing! Telingaku Berdenging yang Entah Sampai Kapan Akan Berhenti?

20 September 2022   14:21 Diperbarui: 20 September 2022   14:31 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ngiingg..Ngiinggg! Suara denging yang muncul dari telinga. Pagi itu  11 maret, telingaku berdenging. Awalnya aku mengira hanya denging biasa yang akan berhenti dengan sendirinya.

Dari pagi hingga petang, hingga 1 hari berlalu dan sekarang udah bertahan hingga enam bulan. Entah, apakah dengingnya bakal hilang atau terus menetap!

Sejak bangun tidur hingga kembali terlelap, denging yang dirasakan seolah menjadi backsound dari setiap pembicaraan!

Lantas, apa yang sebenarnya membuat telingaku berdenging?

Foto/Freepik
Foto/Freepik

Telinga berdenging yang nggak berhenti dalam waktu lama disebut dengan istilah tinnitus. Tinnitus bukanlah sebuah penyakit, melainkan pertanda bahwa ada sesuatu yang tidak normal pada tubuh penderitanya.

Banyak hal yang dapat menjadi penyebab tinnitus. Ragam pemeriksaan dapat dilakukan untuk mencari tahu pencetusnya.

Berdasarkan pengalaman safari dan pemeriksaan dengan dokter spesialis THT, serangkaian tes pun dilakukan untuk menemukan apa yang menjadi penyebab tinnitusku.

Pertama, aku mendapat tes audiometri nada murni. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan pendengaran dengan beberapa stimulus nada yang diberikan.

Foto/Freepik
Foto/Freepik

Hasilnya normal! Akhirnya, aku pun diminta untuk melakukan tes timpanometri. Tes ini digunakan untuk mengetahui keadaan gendang telinga dan tulang rawan pada saluran telinga di telinga bagian tengah.

Lagi, lagi hasilnya normal dan tidak ada masalah yang mengarah pada penyebab telinga berdenging. Rangkaian tes yang ke-3, aku melakukan tes OAE.

OAE (Otoacoustic Emission) adalah serangkaian tes untuk mendeteksi kemampuan sel rambut halus di koklea (rumah siput pada telinga dalam) dalam menerima getaran yang nantinya diteruskan menjadi suara.

Apabila terjadi gangguan, maka hasilnya refer. Sedangkan, pada hasil tesku pass sama dengan tes lainnya yaitu normal.

Hingga akhirnya, tes terakhir yang digunakan untuk menentukan pencetus telinga berdenging yang aku alami adalah dengan MRI Brain dengan kontras.

MRI Brain + Kontras ini dilakukan untuk mendeteksi sedini mungkin apakah ada kemungkinan tumor, diantara syraf batang otak dan pendengaran yang biasa disebut dengan neuroma akustik.

Untungnya, bukan si tumor jinak ini yang menyebabkan telingaku berdenging. Melainkan ada kelainan dan masalah syaraf di telinga kanan. Hingga terkadang aku pun kerap mengalami BPPV (Benign proxysmal positional vertigo). 

Obat tinnitus? "Berdamai" Jadi Istilah yang Berat untuk Pejuang Tinnitus!

Foto/Pixabay.com
Foto/Pixabay.com

Melihat penyebab yang menjadi pencetus pada tinnitus yang aku alami, entahlah apakah dia akan  menetap atau akan hilang seiring waktu.

Coba research dari berbagai artikel dokter audiologi dan konsultasi dengan dokter spesialis THT, sepertinya tidak ada tanda-tanda tinnitus ini akan hilang.

Model terapi pun juga sudah dilakukan, mulai dari masking dengan sound therapy, TRT (tinnitus retraining therapy), hingga yang menggunakan gelombang tetap saja suaranya masih terdengar dan juga tidak kunjung hilang.

Dari beberapa literatur yang ada hingga saat ini tinnitus sendiri belum ada obat yang 100% dapat menghilangkannya. Mungkin dapat mengurangi tetapi tetap harus dicari tahu dahulu penyebabnya.

Sedih rasanya, tapi tidak ada salahnya berharap akan kesembuhan bahwa tinnitus ini akan benar-benar menghilang bukan hanya berkurang bukan?.

Foto/Pixabay.com
Foto/Pixabay.com

Jika memang belum ada obatnya, berdamai dengan tinnitus katanya adalah pilihan. Kata "berdamai" jadi berat bagi pejuang tinnitus. Sulit rasanya mengabaikan gangguan dari bunyi-bunyi yang dirasakan.

Ah, yasudahlah. Bagi penderita tinnitus stress adalah musuh utama yang bisa memperburuk suara dengingnya.

Untuk pejuang tinnitus yang bahkan telah bergulat lebih lama dengan tinnitus dariku, memang berat rasanya dan butuh waktu untuk beradaptasi dengan suara dengingnya. 

Meskipun sekarang belum ada obat yang pasti 100% dapat menyembuhkan tinnitus ini, menabur semangat dan percaya bahwa suatu saat akan benar-benar hilang adalah cara terbaik untuk meredakan gangguanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun