Hasilnya normal! Akhirnya, aku pun diminta untuk melakukan tes timpanometri. Tes ini digunakan untuk mengetahui keadaan gendang telinga dan tulang rawan pada saluran telinga di telinga bagian tengah.
Lagi, lagi hasilnya normal dan tidak ada masalah yang mengarah pada penyebab telinga berdenging. Rangkaian tes yang ke-3, aku melakukan tes OAE.
OAE (Otoacoustic Emission) adalah serangkaian tes untuk mendeteksi kemampuan sel rambut halus di koklea (rumah siput pada telinga dalam) dalam menerima getaran yang nantinya diteruskan menjadi suara.
Apabila terjadi gangguan, maka hasilnya refer. Sedangkan, pada hasil tesku pass sama dengan tes lainnya yaitu normal.
Hingga akhirnya, tes terakhir yang digunakan untuk menentukan pencetus telinga berdenging yang aku alami adalah dengan MRI Brain dengan kontras.
MRI Brain + Kontras ini dilakukan untuk mendeteksi sedini mungkin apakah ada kemungkinan tumor, diantara syraf batang otak dan pendengaran yang biasa disebut dengan neuroma akustik.
Untungnya, bukan si tumor jinak ini yang menyebabkan telingaku berdenging. Melainkan ada kelainan dan masalah syaraf di telinga kanan. Hingga terkadang aku pun kerap mengalami BPPV (Benign proxysmal positional vertigo).Â
Obat tinnitus? "Berdamai" Jadi Istilah yang Berat untuk Pejuang Tinnitus!
Melihat penyebab yang menjadi pencetus pada tinnitus yang aku alami, entahlah apakah dia akan  menetap atau akan hilang seiring waktu.
Coba research dari berbagai artikel dokter audiologi dan konsultasi dengan dokter spesialis THT, sepertinya tidak ada tanda-tanda tinnitus ini akan hilang.