Mohon tunggu...
Eka Rifdana Yulianti
Eka Rifdana Yulianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan Sejarah/Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Membangun Generasi Peduli Politik Melalui Simulasi Pemilihan Umum dalam Kegiatan P5 SMK Negeri 1 Turen

4 Desember 2024   08:05 Diperbarui: 4 Desember 2024   08:14 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kegiatan P5 (Proyek penguatan profil pelajar Pancasila) merupakan kegiatan pembelajaran lintas disiplin ilmu yang dilakukan untuk mengembangkan karakter pelajar. Kegiatan P5 menjadi kegiatan kokurikuler yang dirancang untuk memperkuat kompetensi dan karakter peserta didik sesuai dengan karakter pelajar Pancasila. Kegiatan P5 mengangkat isu-isu penting yang dibutuhkan oleh generasi muda masa kini.

Dalam era demokrasi modern, partisipasi politik generasi muda menjadi salah satu indikator keberhasilan demokrasi. Hal ini mengingat generasi muda atau lebih dikenal dengan Generai Z memiliki kuantitas terbesar dalam pemilihan umum, seperti tercatat dalam Daftar Pemilih tetap (DPT) pada pemilihan umum tahun 2024. 

Pada tahun 2024 tercatat 46,8 juta Gen Z tercatat dalam DPT. Selain itu, generasi muda juga menjadi penentu kelanjutan sistem pemerintahan di Indonesia.

Kesadaran politik di kalangan generasi muda masih terbilang rendah. Banyak diantara mereka yang kurang memahami pentingnya keterlibatan dalam proses politik, termasuk dalam pemilu. Sebagai upaya mengatasi masalah tersebut, SMKN Negeri 1 Turen mengambil langkah strategi melalui program projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5).

Kegiatan P5 di SMK Negeri 1 Turen pada semester ganjil salah satunya mengambil tema suara demokrasi. Dalam kegiatan ini peserta didik diajak untuk memahami peran generasi muda dalam demokrasi di Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan pada 23-30 September 2024. 

Selama satu minggu tersebut, peserta didik dikenalkan dengan pentingnya partisipasi tiap individu dalam kelompok, mulai dari kelompok kecil hingga dalam konteks masyarakat luas. Selain itu peserta didik juga diajak untuk lebih peka melihat kesenjangan dan ketidaksetaraan yang terjadi di lingkungannya, serta mengenalkan peran anak muda dalam proses demokrasi.

Kegiatan ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan yaitu bagian materi,  riset individu atau kelompok, bagian aksi nyata yaitu kegiatan simulasi pemungutan suara dan yang terakhir yaitu evaluasi. Bagian pertama yaitu bagian pemaparan materi. 

Pada bagian ini fasilitator mememberikan penjelasan mengenai beberapa materi seperti pentingnya partisipasi individu dalam mengambil keputusan bersama, mengenal wacana kesetaraan dalam berdemokrasi, mengenal berbagai keragaman kelompok dalam demokrasi, serta pentingnya peran anak muda dalam demokrasi. 

Pada setiap akhir penyampaian materi, selalu terdapat proyek kecil yang dikerjakan oleh peserta didik untuk menunjang pembelajaran yang sedang dilakukan seperti membuat mandala dan mengambar dengan berbagai ketentuan. Setelah tahap pengenalan, peserta didik melakukan riset terpadu dan mandiri, serta melihat konteks teknologi dalam proses pelaksanaan demokrasi di kehidupan nyata.

Pada akhir rangakain kegiatan, dilaksanakan kegiatan simulasi pemungutan suara pada pemilihan umum. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pemicu dari terealisasinya ekspresi diri mereka dalam mengikuti proses pemungutan suara dalam Pilkada dan Pemilu.

Dalam rangkaian kegiatan-kegiatan diatas, mahasiswa terlibat aktif sebagai fasilitator dalam satu kelas. Mahasiswa asistensi mengajar memberikan materi, membimbing dalam riset kelompok dan mandiri, serta terlibat aktif sebagai pendamping dalam kegiatan simulasi pemungutan suara.

Kegiatan simulasi pemungutan suara kemudian direalisasikan dalam kegiatan pemilihan ketua OSIS periode 2024/2025 di SMK Negeri 1 Turen. Peserta didik dalam satu program kejuruan membentuk sebuah panitia yang akan menyusun dan melaksanakan kegiatan pemungutan suara. 

Kegiatan ini juga melatih peserta didik untuk bekerja sama dan kreatif. Hal ini mengingat bahwa dalam kegaiatan pemungutan suara ini juga diadakan lomba kreatifitas TPS (Tempat Pemungutan Suara).

Melalui kegiatan P5 ini, mahasiswa asistensi mengajar yang terlibat sebagai fasilitator dapat mempelajari tentang kegiatan non-akademik, yaitu P5. Kegiatan ini melatih penulis untuk mengembangkan kepemimpinan, keterampilan komunikasi, pengembangan keterampilan social dan empati, dan pemahaman demokrasi yang mendalam.

 Selain itu, mahasiswa dapat membantu pembentukan karakter pelajar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong, toleransi, dan keadilan. Pengalaman ini memperkuat peran social sebagai pendidik dalam membentuk generasi masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun