Mohon tunggu...
Eka Rifai
Eka Rifai Mohon Tunggu... Guru - Mompreuner dan Author

Ibu dari Rayyan Abdurrahman Ahadyazka dan Ihsan Muhammad Ahadyanis, menyukai kegiatan literasi dan bergelut di dunia pendidikan dalam kesehariannya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The Last Meat

7 Agustus 2019   08:24 Diperbarui: 7 Agustus 2019   08:25 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ry, kamu melamun?" Liz menepuk bahuku pelan, seraya menunjuk kearah signature dish putri kebanggaannya.

"Pa, tolong ambil foto steak yang baru kubuat ini dong ... setelah itu cicipi dan kasi ulasan di wallku juga ya," pinta Hana dengan memelas, dia tahu kemampuan fotografiku bisa diandalkan. Aku menelan saliva, bayangan potongan demi potongan tubuh manusia kembali menyergapku. Lidah itu ... hati dan paru ... yaa Tuhaaan, aku ingat persis bola mata yang dicungkil paksa di depan biji mataku. Perutku kembali bergejolak, sanggupkah aku mencicipi sajian putri kesayangan istriku? Bau amis darah entah dari mana menyergapku, cincangan daging paha menari-nari di pelupuk mataku. Sayup kudengar suara gadis yang telah kuanggap darah dagingku sendiri itu memanggil berulang-ulang namaku ...
Sesaat semua tampak gelap, lalu merah darah memenuhi ruang pandangku ... kemudian menghitam ... semakin kelam, aku tak ingat lagi apapun setelah itu. Sungguh ini bukan sandiwara, aku benar-benar mengalami peristiwa demi peristiwa yang memualkan itu selama masa kecilku, salahkah aku kehilangan selera makanku hingga kini? Honey please, dont blame me!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun