Sementara anggaran atau pendanaan menjadi perhatian utama di sebagian besar sekolah umum, ketentuan Konstitusi menyatakan bahwa pendidikan adalah hak setiap warga negara, sehingga diperlukan upaya internal untuk mengatasi semua hambatan tersebut.
Untuk mengoptimalkan pengelolaan pendidikan inklusif, peran kepala sekolah sebagai pengambil keputusan akhir di lembaga akan mempengaruhi arah dan tujuan yang harus dicapai lembaga. Komunikasi yang efektif antara kepala sekolah, guru dan guru berkebutuhan khusus di masyarakat akan berpengaruh positif terhadap pengelolaan pendidikan inklusif.Â
Kualitas sumber daya manusia dan ketersediaan sarana dan prasarana sangat mendukung keberhasilan pengelolaan pendidikan inklusif. Setiap aplikasi manajemen program memiliki kekurangan dan kemunduran. Faktor yang paling mendasar dan berpengaruh adalah masalah anggaran.Â
Tujuan pembenahan sekolah adalah memprioritaskan masalah yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh sekolah dan kemudian merujuknya ke pihak berwenang dan pusat sumber yang tepat. Terima kasih, sampai jumpa diartikel selanjutnya. Salam sehat dari saya Eka Rianti prodi Administrasi Pendidikan FKIP Universitas Jambi. Aurduri, Juni 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H