Siswa
Siswa atau anak didik adalah salah satu komponen manusia yang memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, mereka mempunyai tujuan sebagai partisipan dalam mencapainya dan ingin mencapainya secara maksimal. Karena siswa merupakan faktor penentu, maka mereka dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pendidikan, siswa merupakan individu yang terdaftar di suatu institusi pendidikan, seperti sekolah atau universitas untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai melalui proses belajar mengajar. Siswa adalah individu yang unik dengan kesiapan dan kemampuan fisik, psikologis dan intelektual yang berbeda-beda, dan mereka mengikuti atau beradaptasi terhadap semua aktivitas dan kebutuhan gurunya hanya dalam proses pengaktifan perilaku dan proses belajarnya (Hamalik, 2010).
Sumkadinata menyebutkan bahwa siswa adalah individu yang berbeda dalam proses perkembangan. Perkembangan merupakan perubahan yang bersifat progresif yaitu menuju ke tahap yang lebih tinggi, lebih besar, lebih baik dari seluruh aspek kepribadian. Proses perkembangan ini mengikuti beberapa prinsip: (1) berangsur seumur hidup dan meliputi semua aspek, (2) tiap individu memiliki kecepatan dan kualitas perkembangan yang berbeda, (3) memiliki pola-pola yang beraturan, (4) berangsur sedikit demi sedikit, (5) berlangsung dari pengetahuan yang bersifat umum kepada yang khusus, (6) mengikuti fase-fase tertentu.
Pengaruh Bahasa Daerah dan Bahasa Gaul terhadap Interaksi Guru dengan Siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Pendidikan adalah proses yang melibatkan interaksi antara guru dan siswa. Komunikasi antara guru dan siswa harus berjalan dengan baik. Komunikasi yang efektif antara guru dan siswa merupakan salah satu kunci utama dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, dua komponen utama yang berinteraksi yaitu guru dan siswa. Keduanya memiliki peran yang saling melengkapi dan sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan produktif. Guru harus mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik agar pembelajaran dapat tersalurkan kepada siswa dengan sempurna. Meskipun kegiatan belajar mengajar guru dan siswa terlaksana dengan baik, namun masih banyak bahasa daerah dan bahasa gaul yang digunakan untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran tersebut.
Pernyataan “Bahasa Indonesia yang baik dan benar” adalah “Bahasa Indonesia yang digunakan menurut konteks dan kaidah.” Pemahaman yang baik mengacu pada konteks (situasi), dan pemahaman yang benar mengacu pada kaidah bahasa (tatabahasa). Oleh karena itu, dalam penggunaan bahasa perlu adanya harmonisasi konteks penggunaan bahasa dan kaidah penggunaannya. Konteks penggunaan bahasa berkaitan dengan kondisi penulisan (konteks), dan kaidah penggunaan bahasa berkaitan dengan tatabahasa yang digunakan. Fungsi bahasa menurut Keraf (2004), “Bahasa mempunya empat fungsi: (1) sebagai alat ekspresi diri, (2) sebagai alat komunikasi, (3) sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial, (4) sebagai alat kontrol sosial.”
Seperti yang kita ketahui, ketika berbicara bahasa Indonesia, masih ada guru dan siswa yang terpengaruh oleh penggunaan bahasa daerah dan bahasa gaul yang sering mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam kegiatan belajar mengajar di kelas maupun di masyarakat. Hal ini berdampak negatif terhadap pemahaman bahasa Indonesia mereka yang baik dan benar.
Adapun fungsi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, yaitu dilihat dari kaidah bahasanya. Kaidah itu meliputi aspek (1) tata bunyi atau fonologi, (2) tata bahasa (kata dan kalimat), (3) kosa kata (ejaan dan makna). Faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa diantaranya yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sosial, dan pengaruh bahasa daerah. Pada faktor tersebut terlihat bahwa mereka belum bisa membedakan antara bahasa keseharian dengan bahasa formal yang harus digunakan di sekolah, faktor kebahasaan sejak dulu yang salah, faktor lingkungan dan lain sebagainya. Ternyata bahasa daerah maupun bahasa gaul dapat mempengaruhi proses kegiatan belajar mengajar di kelas, serta psikologi seseorang. Siswa sering bingung membedakan bahasa yang tergantung pada tingkat pengetahuannya karena mereka tidak dapat menempatkan bahasa tersebut pada tempatnya. Begitu juga dengan guru zaman sekarang, banyak yang sudah terpengaruh dengan bahasa yang sedang marak digunakan di kalangan masyarakat saat ini. Penggunaan bahasa daerah dan bahasa gaul terhadap interaksi guru dan siswa tentunya mempunyai dampak positif dan dampak negatif.
Berikut ini dampak positif penggunaan bahasa daerah:
1) Siswa cenderung lebih cepat memahami pelajaran karena mereka belajar dengan bahasa yang mereka gunakan sehari-hari.
2) Menggunakan bahasa daerah di sekolah dapat membantu melestarikan bahasa dan budaya setempat.
3) Mempermudah komunikasi antara guru dan siswa, terutama bagi siswa yang belum mahir berbahasa nasional.
Berikut ini dampak negatif penggunaan bahasa daerah:
1) Bahasa daerah yang sulit dipahami oleh siswa yang berasal dari daerah lain.
2) Bagi orang asing yang ingin belajar bahasa Indonesia menjadi kesulitan karena kosakatanya banyak.
3) Siswa menjadi kurang paham dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baku karena sudah terbiasa menggunakan bahasa daerah.
Berikut ini dampak positif penggunan bahasa gaul:
1)Mempererat hubungan sosial yang mana siswa merasa lebih dekat antara satu sama lain.
2) Memberikan siswa kebebasan dalam mengekspresikan diri mereka secara kreatif dan santai.
3) Menggunakan bahasa gaul dapat membuat lingkungan belajar menjadi lebih santai dan menyenangkan.
Berikut ini dampak negatif penggunaan bahasa gaul:
1)Mempersulit siswa dalam berkomunikasi pada acara formal di sekolah.
2)Penggunaan bahasa gaul dianggap kurang sopan ketika berbicara dengan guru dan orang yang lebih tua.
3)Eksistensi bahasa Indonesia menjadi terancam.
PENUTUP
Penggunaan bahasa daerah dan bahasa gaul dalam interaksi antara guru dan siswa memiliki pengaruh signifikan dalam kegiatan belajar mengajar. Bahasa daerah dapat meningkatkan kedekatan emosional dan pemahaman konteks budaya lokal yang mendukung komunikasi lebih efektif dan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman bagi siswa. Di sisi lain, penggunaan bahasa gaul dapat meningkatkan partisipasi dan minat siswa serta membuat suasana kelas lebih santai dan akrab. Namun, perlu diimbangi dengan penggunaan bahasa baku untuk menjaga kualitas dan kejelasan materi pelajaran. Secara keseluruhan, keseimbangan antara penggunaan bahasa daerah, bahasa gaul, dan bahasa baku dapat mendukung proses pembelajaran yang lebih efektif dan menyenangkan.