Lahan basah atau wetland adalah daerah yang dimana tanahnya jenuh akan air, baik bersifat permanen (menetap) atau musiman. Lahan basah merupakan salah satu lahan terbesar di permukaan bumi, termasuk di Indonesia. Jenis lahan basah dibedakan menjadi dua, yaitu lahan basah alami dan buatan. Lahan basah alami meliputi rawa air tawar, hutan bakau (mangrove), rawa gambut, hutan gambut, paya-paya, dan riparian (tepian sungai). Sedangkan lahan basah buatan adalah waduk, sawah, saluran irigasi, dan kolam.
Di Indonesia, jenis lahan basah yang paling besar adalah lahan gambut, luas lahan gambut di negara kita mencapai seluas 24 juta hektar dan jenis lahan basah ini kaya akan material organik atau unsur hara karena terbentuk dari akumulasi pembusukan bahan-bahan organik selama ribuan tahun sehingga sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan budidaya tanaman penghasil.
Kelapa sawit merupakan salah satu contoh tanaman yang potensial untuk dikembangan di lahan gambut karena produksi tanaman ini pada lahan gambut mampu mencapai 20-25 ton/ha/tahun (Setiadi, 1999). Berdasarkan data Ditjen Perkebunan Kementrian Pertanian (2011), luas lahan gambut yang dimanfaatkan untuk perkebunan sawit seluas 1.539.579 Ha.
Contoh pemanfaatan lahan basah untuk kelapa sawit di Kalimantan Selatan dapat kita temui di Taman Labirin Pelaihari. Taman ini merupakan tempat wisata  dan bagian dari  Badan Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian Terpadu. Taman yang berlokasi di Jl. A. Yani ini menjadi tempat wisata yang digemari oleh masyarakat Kalsel karena terdapat berbagai objek yang dapat pengunjung nikmati, seperti peternakan sapi dan kuda, danau pemancingan, wahana flying fox, area perkemahan, dan area perkebunan maupun pertanian, serta tanaman yang kembangkan oleh Badan LITBANG di wilayah taman labirin adalah kebun kelapa sawit.Â
Area perkebunan dapat ditemui tidak jauh dari lapangan perkemahan atau taman labirin, pengunjung hanya perlu jalan lurus sampai akhirnya menemukan perkebunan sawit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H