Mohon tunggu...
Eka Mira Novita Subroto
Eka Mira Novita Subroto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Informatika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang #Sistem Informasi #SI2023

Manusia penyuka tulisan, makanan, dan pemandangan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Benarkah Penggunaan Media Sosial Menyebabkan Overload Informasi?

26 September 2023   23:22 Diperbarui: 26 September 2023   23:25 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada perkembangan informasi dan komunikasi sekarang ini membawa manfaat yang begitu besar dalam kehidupan, salah satunya dalam hal memperoleh informasi. Selain dari mesih pencari Google zaman sekarang orang-orang sudah bisa memperoleh informasi melalui media sosial, seperti Instagram, Tiktok, Facebook, Twitter dan sosial media lainnya.

Dari kegiatan tersebut, pernahkah kalian merasa stres, bingung, dan lelah karena terlalu banyaknya informasi yang masuk ke dalam otak? Informasi yang masuk tidak hanya yang penting saja tapi juga informasi yang tidak penting. Bukankah itu adalah hal yang mengganggu sehingga menyebabkan produktivitasmu menurun?

Kondisi tersebut biasa disebut dengan overload informasi. Overload informasi adalah keadaan dimana seseoran terlalu banya mengionsumsi informasi, informasi ini beragam bentuknya. Hal inilah yang dapat membawa dampak negatif bagi kehidupan sehari-hari sehingga banyak orang yang sering melakukan digital detox.

Dari informasi tersebut, saya membuat kuesioner yang berisi pendapat orang-orang terutama generasi z tentang 15 pertanyaan terkait penggunaan media sosial yang berdampak pada overload informasi. Kuesioner ini menggunakan skala likert, yaitu setuju, netral, dan tidak setuju. Sebanyak 23 orang koresponden yang telah mengisi kuesioner ini. Berikut adalah pertanyaan dan hasil dari kuesioner yang telah dilakukan.

Pertanyaan 1: Saya merasa media sosial adalah bagian penting dari kehidupan sosial saya. 

Pada pertanyaan ini sebanyak 13 orang berpendapat bahwa benar media sosial sudah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan sosial mereka, sementara 10 orang lainnya berpendapat netral. Ini menunjukkan betapa melekatnya media sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Pertanyaan 2: Saya sering merasa terlalu banyak informasi yang masuk melalui media sosial. 

Pada pertanyaan kedua 18 koresponden mengatakan setuju bahwa mereka terlalu banyak mendapatkan indormasi dari media sosial, semestera 5 sisnya mengatakan netral.

Pertanyaan 3: Saya merasa kesulitan untuk mengelola jumlah informasi yang masuk dari media sosial. 

Pada pertanyaan ketiga yang menyatakan bahwa sulit untuk mengelola jumla informasi yang masuk lewat media sossial, 60,9% menjawab setuju, sebanyak 6 menjawab setuju, 14 orang menjawab netral, dan 3 orang menjawab tidak setuju. Jadi bisa dikatakan bahwa lebih banyak koresponden yang dapat mengelola jumlah informasi yang masuk ke akun sosial media mereka.

Pertanyaan 4: Saya merasa overload informasi dari media sosial dapat menyebabkan stres atau kecemasan. 

Sebanyak 13 orang menjawab setuju, 9 orang menjawab netral, dan sisanya 1 orang menjawab tidak setuju.

Pertanyaan 5: Saya sering merasa tergoda untuk terus-menerus memeriksa media sosial meskipun sudah terlalu banyak informasi. 

Pada pertanyaan kelima ini sebanyak 19 koresponden menjawab setuju dan sisanya 4 orang menjawab tidak setuju. Dari hasil berikut dapat dikatakan bahwa banyak orang yang kecanduan dengan sosial media. Ini menggambarkan seberapa kuat daya tarik media sosial bagi banyak dari kita. 

Pertanyaan 6: Saya merasa kesulitan membedakan informasi yang relevan dan bermanfaat dari informasi yang tidak relevan di media sosial. 

Sebanyak 11 koresponden setuju, 10 koresponden menjawab netral, dan sisanya yaitu 2 koresponden menjawab tidak setujumengenai pernyataan ini. Ini menunjukkan bahwa banyak dari kita mungkin merasa bingung di tengah banjir informasi yang tak berkesudahan.

Pertanyaan 7: Saya percaya bahwa media sosial dapat menjadi sumber berita dan informasi yang andal.

Sebagian besar orang menjawab setuju lebih tepatnya 13 orang mengatakan setuju, 8 orang netral, dan 2 orang mengatakan bahwa diri mereka tidak setuju.

Pertanyaan 8: Saya berusaha untuk membatasi waktu saya di media sosial untuk menghindari overload informasi. 

Sebanyak 13 orang setuju untuk membatasi waktu mereka di sosial media untuk menghindari overload informasi. Namun, ada 10 orang orang tidak setuju dengan pernyataan ini mungkin meereka kesulitan untuk melakukannya.

Pertanyaan 9: Saya merasa bahwa overload informasi dari media sosial dapat mengganggu produktivitas saya. 

Sebagian besar koresponden menjawab setuju yaitu sebanyak 19 orang dan sisanya 4 orang mengatakan tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa masalah ini dapat benar-benar mempengaruhi kemampuan kita untuk bekerja atau melakukan tugas-tugas penting lainnya. 

Pertanyaan 10: Saya merasa perlu sesekali menjauhkan diri dari media sosial untuk mengatasi overload informasi.

 Sebanyak 17 orang mengatakan setuju dan 6 orang mengatakan netral. Ini adalah tindakan pencegahan yang sangat baik untuk mengatasi overload informasi. 

Pertanyaan 11:  Saya pernah mencoba mengatur waktu khusus untuk menggunakan media sosial (digital detox) tapi masih belum berhasil. 

Sebanyak 13 koresponden setuju bahwa mereka pernah melakukan digital detox meskipun hasilnya nihil. Kemudian, sebanyak 10 orang koresponden mengatakan netral yang menandakan bahwa mereka belum pernah mendengar istilah ini atau belum yakin untuk mencobanya.

Pertanyaan 12: Saya percaya bahwa pendidikan tentang literasi media sosial dapat membantu mengatasi masalah overload informasi. 

Lebih banyak koresponden yang setuju dengan pernyaataan ini, yaitu 18 orang dan 5 orangnya mengatakan netral. Ini menunjukkan bahwa banyak dari kita percaya bahwa pengetahuan adalah kunci untuk mengatasi masalah ini. 

Pertanyaan 13: Saya merasa media sosial seharusnya memiliki tanggung jawab untuk mengatasi overload informasi. 

Sebanyak 15 orang setuju dan 8 orang netral dengan pernyataan ini. Ini menunjukkan bahwa banyak orang berharap platform media sosial bertanggung jawab atas dampak negatif yang mereka miliki. 

Pertanyaan 14: Saya berharap media sosial dapat memfilter atau mengurutkan konten agar tidak terjadi overload informasi. 

Sebanyak 18 orang setuju dan 5 orang mengatakan netral bahwa media sosial seharusnya memfilter informasi yang masuk.  Ini menunjukkan bahwa banyak orang percaya bahwa platform-platform media sosial memiliki peran yang penting dalam mengatasi masalah ini. 

Pertanyaan 15: Saya merasa bahwa pemerintah harus mengatur atau mengawasi media sosial untuk mengurangi dampak overload informasi. 

Sebanyak 15 orang setuju, 7 orang mengatakan netral, dan hanya satu orang yang mengatakan tidak setuju.

Jadi, dari survey yang telah dilakukan kepada 23 koresponden didapatkan kesimpulan bahwa media sosial memang telah menjadi bagian penting dalam kehidupan kita sebagai makhluk sosial dan banyak dari kita yang mengalami masalah  overload informasi karena itu. Dampaknya dapat beragam mulai dari stres hingga pengurangan produktivitas.

Namun, beberapa orang juga pernah dan ingin membatasi penggunaan media sosial untuk mengatasi masalah ini, salah satunya adalah dengan melakukan digital detox. Meskipun sudah banyak yang melakukan tapi kebanyak mereka gagal dengan cara ini. Lalu, mereka juga percaya bahwa pendidikan menggunakan media sosial adalah hal yang penting dan merupakan cara efektif dalam mengatasi masalah overload informasi ini.

Selain itu, mereka atau saya sendiri juga berharap bahwa pemerintah dan media sosial ikut bertanggung jawab dalam menyelesaikan overload informasi ini. Semua hal tersebut menunjukkan bahwa kita memiliki peran dalam mencari solusinya. Dalam dunia yang serba terhubung ini, kita sendiri sebagai pribadi ikut andil dan perlu bijak dalam mengelola informasi yang masuk terutama dalam hal penggunaan media sosial.

Jadi, yuk mulai sekarang kita atur kapan dan berapa lama waktu untuk bermain media sosial. Ingat, kita yang mengatur media sosial bukan malah kita yang diatur oleh mereka! Jadi, yuk habiskan waktu untuk lebih produktif lagi! Semangat!

Sumber gambar: pexels.com/Magnus Mueller

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun