Semangat perubahan yang digelorakan Raihan tentu tak berarti nyata jika tidak dapat diimplementasikan dengan baik. Waktu 2 tahun mungkin tidak cukup jika kita ingin membenahi keseluruhan organisasi ini. Tetapi waktu 2 tahun itu sudah lebih dari cukup untuk membangun pondasi perubahan tersebut. Pada kesempatan ini, sebagai kawan seperjuangan, saya hanya bisa mengusulkan beberapa langkah yang jangka pendek dan jangka menengah yang dapat diambil Raihan dalam usahanya mentransformasi HMI.
Pertama, konsolidasi dan satukan barisan. Raihan harus dapat menjadi titik temu dari faksi-faksi yang sudah ada. Kesempatan ini terbuka lebar karena Raihan diketahui tidak terafiliasi dengan faksi-faksi besar yang ada di HMI selama ini. Konsolidasi ini penting karena karena akan menghemat energi kepengurusan baru ke depan dari gangguan konflik internal sehingga dapat fokus pada agenda-agenda strategis.
Kedua, rumuskan rencana aksi yang konkrit. Kepengurusan baru harus menyusun strategi agar 4 agenda besar Empowering HMI dapat segera diimplementasikan. Kepengurusan baru tidak perlu membuat visi dan misi. Visi dan misi organisasi sudah tertulis dengan jelas di dalam Konstitusi HMI. Justru yang diperlukan yaitu adanya beberapa quick wins program.
Ketiga, inovasi proses perkaderan. Metode dan konten perkaderan harus disesuaikan denga student needs dan student interests. Beberapa konten wajib tentu tidak bisa kita ubah, tetapi metodenya jelas bisa disesuaikan. Pengayaan konten yang relevan dengan kebutuhan dan ketertarikan mahasiswa zaman now sangat penting.Â
HMI harus mau terbuka terhadap pengetahuan-pengetahuan baru yang berkembang saat ini. Apalagi HMI adalah organisasi mahasiswa yang modern. Diskusi-diskusi dan pelatihan harus mulai diperbanyak untuk isu-isu kontemporer yang multi-disiplin. Kader-kader HMI ke depan harus menjadi kader-kader yang up to date serta memiliki pengetahuan dan keterampilan hibrida.
Keempat, perkuat kembali posisi HMI dalam wacana keislaman dan keindonesiaan. HMI memiliki tanggung jawab sebagai kader umat dan kader bangsa. Dalam konteks ini HMI memiliki stok pengetahuan, pengalaman dan sumber daya yang sangat besar. HMI sangat relevan dan capable untuk menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil alamin, moderat dan modern, sekaligus menjaga kesatuan dan keutuhan Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Keislaman dan keindonesiaan adalah nafas HMI.
Saya bersyukur jika Raihan memiliki kesamaan pandangan terhadap 4 hal yang saya ungkapkan di atas. Tugas Raihan ke depan harus memimpin dan membawa HMI menjadi lokomotif perubahan. Sebagai masinis dari lokomotif besar ini, Raihan harus memandu gerbong-gerbong yang ada untuk menuju stasiun pemberhentian yang dicitakan dalam Konstitusi HMI. Dengan harapan yang baru ini, dan selama Raihan membawa lokomotif ini pada rel yang benar, saya yakin akan banyak yang mendukung. Kita tidak ingin organisasi yang kita cintai bersama ini dicatat sejarah sebagai gerbong tua yang hanya berjaya pada masa lalu.
Selamat berjuang Han. Yakusa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H