Mohon tunggu...
Eka L Prasetya
Eka L Prasetya Mohon Tunggu... Pemimpin Redaksi Mabua Magazine -

when you go forward, I go backward. somewhere we will meet.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Memorable Riding Experience to The Top of Europe (Part 2)

4 Januari 2016   12:39 Diperbarui: 4 Januari 2016   12:46 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="Saya mengendarai Harley-Davidson Heritage Softail di Jalan Bebas Hambatan, Autobahn, Jerman."][/caption]

Rute dari Amsterdam menuju Kota Baden, Jerman berjarak kurang lebih 500 kilometer. Perjalanan melalui jalan tol bebas hambatan atau highway Autobahn.

Mengendarai Harley di lajur sebelah kanan. Apabila ingin mendahului kendaraan di depannya, maka mendahului dari lajur sebelah kiri. Bila tidak ingin menyusul kendaraan lain, maka upayakan selalu berada di lajur sebelah kanan,” kata Mas Akbar.

Di jalan tol, kendaraan cukup padat, rata-rata kecepatan mobil sekitar 200 kilometer per jam. Saat berpapasan dengan truk-truk besar dengan gandengan kontainer yang panjang, adrenalin terpacu karena efek sapuan anginnya membuat Harley yang dikendarai bergoyang-goyang.

Tak hanya riding, bikers mendapatkan fleksibilitas waktu untuk berbelanja di dealership Harley-Davidson Niederrhein, Jerman. Menjelang malam, rombongan tiba di Holiday Inn Express Baden, kawasan Lange Strasse, Jerman untuk beristirahat. Selanjutnya agenda riding biasanya dimulai pukul 08.00 waktu setempat.

Rute dari Baden ke Chur, Switzerland sejauh 300 kilometer untuk finish di hotel Simmerau Emserstrasse. Chur merupakan kawasan pegunungan Alpen yang dingin. Suhu saat ridingsekitar 20-25 c, seperti AC dalam kamar. Asyik untuk main Harley dalam suhu tersebut sehingga mesin motor tidak terasa panas. Jalan sepanjang rute tersebut berkontur naik-turun dengan kelokan-kelokan yang menawan. Makan siang di Kota Weesen sekaligus refueling bahan bakar.

Menurut Sis’ Yuyun Yulianti, touring di Eropa berbeda dengan New Zealand ataupun Australia yang pernah diikutinya bersama suami tercinta. “Beda tipe jalan dan karakternya, seperti Dian Sastro dan Luna Maya. Jalan di New Zealand atau Aussie lalu lintasnya tidak sepadat di Eropa. Kalau di Eropa, padat, biker harus lebih waspada dan berhati-hati. Aspalnya sama-sama mulus dan berkualitas bagus. Untuk pemandangannya, Eropa, khususnya rute-rute melalui negara Swiss adalah yang terbaik,” kata istri Bro’ Deden ini.

Dari Chur, Swiss menuju Kota Milan, Italia menempuh jarak kurang lebih 210 kilometer, makan siang di kawasan perbukitan Gelateria Pizzeria Piscina Giardino dan menginap untuk beristirahat di Best Western Falck Village Hotel di Kota Milan, Italia. Melewati rumah-rumah pemukiman penduduk dengan desain dan arsitektur yang menarik, gaya mediterania. “Terutama di kawasan Stressa, keren-keren rumahnya. Walaupun jalanan sempit, tapi bersih dan mulus aspalnya. Tidak ada jalan rusak,” kata Bro’ Deden. Dengan kapal feri, rombongan bikers menyeberang ke Kota Bellagio yang berada di seberang danau, sebuah kota di perbatasan antara Swiss dan Italia.

Di Kota Milan, Italia bikers menikmati acara bebas untuk sekadar jalan-jalan dan berbelaja di pusat mode dunia atau menikmati secangkir kopi hangat di cafe-cafe yang tersebar di sepanjang Kota Milan yang bersisian dengan sungai Alzaia Naviglio Grande. Tak lupa menghabiskan waktu di Milan City Centre yakni Piazza del Duomo yang memiliki katedral terbesar kedua di dunia dan bersenda gurau di danau Lago Como.

[caption caption="Milan City Center"]

[/caption]

Dari negara Italia, rombongan bikers mengeksplorasi rute menuju Swiss melalui kawasan pegunungan Alpen yang berselimut salju. Melewati terowongan panjang atau tunnel, jalan berliku-liku naik dan turun. Danau-danau biru dan padang rumput hijau dengan sapi-sapi gemuk. Menginap Dallevale, untuk beristirahat.

Selanjutnya, masih di wilayah Swiss, rombongan bikers menuju Kota Bern sejauh 200 kilometer, finish di hotel Meiesalp Stoffelberg, Leissigen yang memiliki pemandangan danau dan kawasan pegunungan Alpen yang indah dari balik jendela kamarnya. Kota Bern merupakan kota keempat terbesar di Swiss yang menjadi bagian dari soul negara Swiss karena pesona panorama alamnya. “Rasanya yang paling bagus dan indah adalah rute-rute yang dilewati di wilayah negara Swiss. Variasi pemandangannya banyak sekali,” kata Bro’ Eksan Harjanto Widjaja.

Bersambung….

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun