Mohon tunggu...
Ekal balveer
Ekal balveer Mohon Tunggu... Lainnya - Bad writter

Dare to Do

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Semangat Nasionalisme dalam Bingkai Kehidupan Berbangsa dan Politik

17 Agustus 2021   07:05 Diperbarui: 17 Agustus 2021   07:25 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo Sobat-sobat semua, apa kabar dengan kalian? Semoga tetap sehat dan semangat dalam beraktivitas. Dan jangan lupa tetap bertahan menghadapi pandemi covid-19, semoga musibah ini cepat diselesaikan oleh Allah swt.. aamiin

Di kesempatan kali ini, saya ingin mencurahkan pendapat tentang suatu sikap yang banyak di jiwai oleh masyarakat terlebih juga politisi di negara kita, atas dasar ini saya merasakan perubahan pemikiran dan aktualisasi dari yang dijiwai itu sendiri, Yap.. nasionalisme. 

Sebenarnya saya tidak mempunyai bukti berupa data apakah merosotnya jiwa nasionalisme dan mengalami penurunan dalam setiap berkehidupan, saya tidak mempunyainya... tetapi seperti yang saya katakan diatas hanya merasakan perubahan dan pastinya tidak luput dari pengamatan-pengamatan saya dari banyak isu dan permasalahan di negeri ini. 

Tenang sobat-sobat ini hanya pendapat saya terhadap suatu pemikiran dan jalan aktualisasi nya nasionalisme, apapun yang saya katakan dapat dibantah. Melihat ini bukan berarti saya antitesis terhadap suatu kepahaman yang di miliki oleh masyarakat banyak, itulah terkadang kita perlu membuka jendela lebih luas untuk mendapatkan sengatan sinar matahari.

Untuk memasuki lebih dalam permasalahan, sebenarnya pengertian nasionalisme itu apa ya? Menurut Wikipedia, Nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional. 

Nah saya tambahi lagi untuk memadukan pengertian nya dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Agar semakin padu lagi saya juga memilih pengertian dari para ahli yang saya kira tepat untuk pengertian nasionalisme. 

Sadikin menjelaskan,  nasionalisme adalah suatu sikap cinta tanah air atau bangsa dan negara sebagai wujud dari cita-cita dan tujuan yang diikat sikap-sikap politik, ekonomi, sosial dan budaya sebagai wujud persatuan atau kemerdekaan nasional dengan prinsip kebebasan dan kesamarataan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 

Pengertian ini mencoba saya untuk berfikir keras antara perbedaan dari sikap dan jiwa itu sendiri, karena sikap sudah pasti jatuh kepada aktualisasi dan jiwa belum tentu berjalan kepada aktualisasi. Jiwa adalah melingkupi perasaan dan batin setiap manusia yang bernyawa, itu adalah perihal angan-angan. Teruntuk sikap adalah bagaimana cara kita bertindak tentu itu sudah meresonasi dalam alam pikiran manusia sebelum dia bertindak. 

Jauh yang saya katakan ini adalah membedah bagaimana untuk mendapatkan jiwa dan sikap nasionalisme, karena yang saya pikirkan sikap dan jiwa mempunyai perbedaan yang signifikan maka dari itu saya mencoba sendiri untuk membedah, sekiranya ini bukan lah over thinking atau berfikir secara berlebihan karena berani membuat perbedaan untuk menyehatkan fikiran bagimana kita bertindak sebagai warga negara akan cinta kepada negerinya. 

Komponen ini membuat saya terpontang-panting untuk mencari jurnal akan konsep nasionalisme agar mencari kejelasan dan keakuratan sikap dan jiwa nasionalisme itu atau hanya saya saja yang tidak ketemu di literatur-literatur yang ada.

Prinsip-prinsip nasionalisme dan tujuannya sangatlah mulia karena fokus dari itu semua lebih kepada kepentingan bersama dan mewujudkan masyarakat untuk mencintai sesama di negeri nya, semuanya mengambil peran dari keluarga hingga sampai pemerintahan untuk mengalirkan arus nasionalisme. 

Bahkan tanpa kita sadari, dari kita masih di perut ibu kita kira-kira nasionalisme mengharapkan kita mempunyai sikap dan berjiwa nasionalismenya. Intinya kehidupan bernegara kita sangat melibatkan jiwa dan sikap nasionalisme, karena memang itu lah yang di inginkan dari nasionalisme bangsa ini, sang proklamator bangsa pernah mengeluarkan gagasan yang ia punya nasionalisme kita bukan yang mengindah-indahkan negeri ini di luar, tapi yang mejamin  dan memerjuangkan nilai-nilai kemanusian. 

Belum lagi nasionalisme adalah juga sebuah sikap politik perseoranngan atau kelompok/partai yang menjadi landasan untuk memperjuangkan sesuatu, namun dari kaca mata politik bagaimana itu dapat di ukur tindakannya. 

Dari pengertian nasionalisme adalah tujuan untuk mempertahan kedaulatan dan kemerdekaan negara agar tetap terjaga disertakan dengan kesamaan cita-cita. Untuk mencari kerelevanannya sekarang kurang terdeteksi, kalau masalalu kita bisa melihat pahlawan-pahlawan kita memperjuangkan negara nya dengan mengusir penjajah dengan berbagai cara, sekarang apa yang harus kita lihat sebagai dorongan untuk menguatkan generasi-generasi terdepan untuk nasionalisme? 

Politisi kita banyak berkoar-koar keras lantang dengan nasionalisme nya, seolah-olah seperti prajurit troya yunani dengan pedangnya melata keatas.

Dasar kelompok dan partai politik yang berlandasan nasionalisme tidak semuanya memenuhi kepentingan nasionalisme itu sendiri, orientasinya terkadang berbentrokan dengan kepentingan-kepentingan kelompok atau partai politik nya. 

Di periode tahun 2014-2019 kemarin program-program legasi undang-undang nasional anggota dewan perwakilan rakyat belum tuntas, padahal di undang-undang tersebut terbilang prioritas dan sangat-sangat menyentuh di kehidupan masyarakat. 

Parahnya banyak masyarakat umum kurang mengetahui hal ini, sikap politik yang cenderung apatis membuat dewan-dewan kita tidak punya sadar diri akan hal itu.

Kepekaan masyarakat sangat dibutuhkan terhadap situasi keberlangsungan hidupnya dalam proses politik, bukan hanya lagi terdesak karena  situasi pandemi covid-19 sekarang ini tetapi harus selama nya peka terhadap situasi yang ada di hidupnya. 

Memang tidak bisa berbuat banyak akan tetapi untuk menuju civilized society sekiranya itulah contoh salah satunya, mencoba mengiringi dengan jiwa dan sikap nasionalisme.  

Semangat nasionalisme itu pula yang membawa hidup masyarakat berdampinngan dalam perbedaan, tidak selamanya kita bisa berbuat sendiri. Apalagi di keadaan-keadaan seperti ini sangat di butuhkan membantu sesama.

terkadang masyarakat kita memang sangat suka menarik-narik benang lama hanya untuk situasi yang sesaat saja, tak bisa kita pungkiri bahwasanya itu bisa memecah belah bangsa. 

Situasi seperti ini acap kali terjadi pada keberlangsungan proses politik, tipe masyarakat yang mudah dimobilisasi bisa berpendapat bahwasannya itu hanya sejenak kompetisi di politik. Hal yang seperti itu tidak bisa di lumrahkan, miskinnya gaya berpolitik tanpa disadari membuat ketegangan berlangsung panjang dan juga memulai potensi-potensi memecah belah bangsa.

Tantangan ini sangat berat untuk kita lakukan karena ini sangat menyentuh keberlangsungan kehidupan, tetapi mau tidak mau inilah  yang di beri oleh Allah untuk kita mengingat dan mencoba kita disentil untuk saling membantu, dengan semangat jiwa dan sikap nasionalisme berharap bisa menjadi lebih baik lagi dalam berkehidupan. 

Sudah sepatutnya kita harus berkerja sama dalam saling membantu dan tidak terlalu melewati jalur-jalur yang tidak di perlukan dalam kehidupan. Tetap terus menjaga diri dan membahu-bahu dalam musibah pandemi covid-19 ini. Jangan sampai kita menghadapi badai yang sama, namun tidak dalam satu perahu. (Quote ini saya ambil dari jurnal Dini Suryani)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun