Mohon tunggu...
Ekal balveer
Ekal balveer Mohon Tunggu... Lainnya - Bad writter

Dare to Do

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menjalani Kecemasan Sarjana Muda

20 April 2021   04:56 Diperbarui: 20 April 2021   12:18 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mentamati sarjana keilmuan memanglah reward atau penghargaan diri seseorang, anggaplah semua keilmuan yang diperolehnya sudah diserap sesuai kemampuannya. Ilmu- ilmu yang didapatkan layaknya makanan sehari-hari.. ya bagaimana mungkin, semua bisa menganggap kuliah berbayar sama hal nya juga dengan makan di warung toh kedua sama-sama mengeluarkan duit bukan? Berarti harus sungguh-sungguh la kita terhadap makanan yang kita makan dibayar dan tentu juga ilmu yang kita bayar .

Menjadi sarjana muda seolah-olah ada beban di pundak yang kita bawa selepas di nobatkan sarjana, tapi bolehkah kita merasa cemas untuk memikirkan masa depan yang mau kita bangun? Pengalaman yang didapatkan seakan-akan tidak cukup untuk bekal yang mau kita hadapi kedepannya, mencari pengalaman sudah pasti diingin kan semua sarjana muda yang baru saja meninggalkan dunia kampus. Pengalaman pahit atau pun pengalaman yang membuat kita progress bisa jadi hal yang kita inginkan untuk menambah referensi dalam menuju kehidupan mapan, yah.. bisa di bilang petunjuk gitu.

Memasuki dunia kerja tidak sama seperti dunia sebelumnya, melihat teman-teman maupun abang-abang dan kakak-kakak yang sudah menyempung di dunia kerja membuat gairah kecemasan seorang makin bertambah. Pasal nya semua di ceritakan adalah tentang keluh kesahnya yang menyelami dunia pekerjaan, seolah-olah merasa ambisi terpaksakan oleh padat dan keras nya dunia kerja. Seharusnya bisa mendapatkan motivasi yang baik malah mendapatkan kecemasan bertambah.

Kecemasaan itu berlarut- larut berada di kepala, rasanya sejenak untuk meletakkan kecemasan itu di suatu tempat dan biarkan kita sebentar untuk tidak menikmati beban kecemasan itu. Belum lagi kecemasan yang lain-lain misalnya adalah masih mencintai mantan... hihi, semoga beliau membaca tulisan ini dengannya lah kecemasan ini bertambah. (Reflek langsung puterin lagu Yovie & Nuno, Menjaga Hati).

Hari demi hari mencoba mencari motivasi agar terus berusaha merangkai masa depan, tidak lupa pula berdoa kepada Sang Pencipta agar semua kecemasan pulih. Pada intinya semua harus berusaha dan tawakal, lalui proses dan jangan mengeluh kepada siapapun manusia. Tetaplah berusaha sesuai kapasitas batasan mu, Di dunia ini pasti semua punya fase-fase kecemasan tersendiri so tetap semangat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun