Mohon tunggu...
Eka Lestari
Eka Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi ilkom

Mahasiswi yang mengerjakan tugasnya melalui kompasiana :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika Kampanye Politik dalam Pespektif Islam

15 Juli 2022   11:52 Diperbarui: 15 Juli 2022   11:59 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menampilkan dan menyampaikan program-program partai dengan cara dan keteladann yang baik (ihsan). Etika saat berkampanye, mengedepankan keunggulan partai yang bersangkutan tanpa perlu menjelek-jelekan dan mengejek orang, partai atau golongan lain. Pada perspektif islam, kampanye yang efektif adalah dengan cara memberikan keteladanan yang terbaik. Tidak hanya dengan tindakan dan perilaku, cara bicara juga harus dijaga saat berkampanye. Seperti halnya komunikasi dalam Al-Qur'an, Qulan Sadidan adalah penyampaian perkataan yang benar dan membangun suasana komunikasi yang kondusif dalam mencapai komunikasi yang efektif dan efesien. Perkataan yang benar mencakup substansi isi dan redaksi tata bahasa pesan.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra' ayat 34 yang  artinya "Dan penuhilah janji, karena janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya."

Seseorang yang berkampanye harus memiliki sikap yang jujur (Shidiq), jujur tidak berdusta atau berbohong maupun mengumbar janji omong kosong belaka. Kejujuran merupakan salah satu kunci sukses berkomunikasi politik. Kampanye yang berbasis Al-Qur'an dan sunah tidak boleh menghalalkan segala cara, tujuan pencapaian dalam kampanye tidak boleh dilakukan dengan cara yang kotor.

4. Ukhuwwah (Persuadaraan)

Tetap menjaga persaudaraan, tidak mencaci maki. Tidak mengghibah dan mencomooh satu sama lain. Kampanye dalam perspektif islam, bukan untuk memuaskan selera dan hawa nafsu tetapi perkataan yang diucapkan dan sikap yang ditampilkan harus senantiasa mencerminakan rasa ukhuwah Islamiyah. Tidak boleh berprasangka buruk apalagi melontarkan tuduhan-tuduhan yang tidak beralasan. Karena hal tersebut akan menimbulkan kerenggangan dan perseteruan yang menggangu ukhuwah.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hujarat ayat 10, yang artinya "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat."

5. Tarbawy (Edukasi)

Komitmen dengan nilai-nilai edukatif, persuasive dan tidak memaksa atau mengancam ataupun mengintimidasi, selalu tertib dan tidak mengganggu serta menghindari acara yang kurang bermoral. Etika kampanye dalam pespektif islam harus menjadi salah satu sarana pendidikan politik yang menjungjung tinggi nilai-nilai moral dan kesantunan, sebagai sarana dakwah yang memiliki makna mengajak dengan cara persuasive, tidak memaksa atau mengintimidasi. Dalam kampanye berbasil Al-Qur'an dan sunnah tidak boleh memaksa dan memaksakan kehendak orang lain.

Sama halnya dalam komunikasi islam, qulan baligha yakni mengungkapkan sesuatu dengan rangkian kata-kata yang ringkas tapi penuh makna, disajikan dengan gaya bahasa yang indah, fasih dan tegas, mengenai sasaran yang dimaksud. Sehingga berkesan dalam hati yang mendengarkan.

6. Tawadlu (Rendah hati)

Etika dalam kampanye dalam perspektif islam adalah rendah hati, tidak menyombogkan diri, dan tidak mudah menunuh orang lain. Akhlak islam mengharuskan agar suatu partai tidak menganggap dirinya paling baik apalagi paling benar, seperti menganggap partainya yang paling islami sedangkan partai yang lain tidak ada yang benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun