Mohon tunggu...
Ekalaya Irpan Pamuji
Ekalaya Irpan Pamuji Mohon Tunggu... Animator - Seorang Guru dan Penulis tentang Realita Kehidupan Masyarakat

Seorang Guru yang mengajar di Sekolah Menengah Atas. Sehari-hari hobi menulis dan berolah raga Badminton

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menumbuhkan Daya Berpikir Kritis Peserta Didik

8 April 2023   23:18 Diperbarui: 8 April 2023   23:22 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
                  Sumber.   Kompas.com

                                                      Menumbuhkan daya berpikir kritis Peserta Didik

                                                                                             

                                                                                                                  

Dalam proses kegiatan belajar dan mengajar sesuatu yang lazim bagi peserta didik diakhir kegiatan pembelajaran. Sering kali seorang guru melakukan refleksi setelah diakhir jam KBM. Atau mengulas kembali materi yang telah disampaikan. Apakah dengan berbagai macam metode pembelajaran. Misalnya discovery Learning, Stundy Kasus dan  TGT. Tergantung pada RPP atau Modul Ajar dari seorang pendidik.

Kehadiran IKM  ( Impelementasi Kurikulum Merdeka ) memberikan suasana baru dalam proses Pembelajaran di Era Digitalisasi yang begitu cepat segala arus informasi. Tak ayal memberikan perubahan sosial yang begitu besar pada perkembangan dan dinamika peserta didik. Mulai dari cara berbicara, prilaku serta sumber pengetahuan yang tidak terbatas dan begitu cepat diakses kapan pun dan dimana pun. Seperti pengunaan Mbak Google.. sekali ketik bim salabim abra kadabra.. seperti film Jin dan Jun diera 2000.

Berpikir kritis adalah sebuah keharusan dalam menyikapi setiap problem kehidupan. Mengapa berpikir kritis sangat penting, dan perlu dilatih.  Sesuai dengan Permendikbud no. 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah bahwa penilaian aspek pengetahuan terbagi menjadi 5 level yaitu mengingat memahami, menerapkan menganalisis, dan mengevaluasi.

Jika kita telaah. Bahwa pola pikir memiliki tingkatan dalam berpikir. Tugas pendidik disinilah harus mendesain atau mengolah sebuah KBM dituntu untuk kreatif dan inovatif untuk mencapai 5 level tingkatan berpikir. Mari kita ambil contoh level tingkatan berpikir, yaitu

  • Level Mengingat
  • Level mengingat biasanya seorang pendidik memberikan pengenalan istilah,  pengertian maupun definisi sebuah teori, atau menurut para ahli. Artinya seorang Peserta Didik dituntun untuk mengenal, menghapal, atau mengetahui dari sebuah definisi. Tentunya diiringi dengan Kegiatan Literasi yang kuat,  siswa sering membaca buku.

  • Memahami
  • Level memahami, seorang Peserta Didik harus mengetahui terlebih dahulu istilah atau sebuah Definisi. Analoginya seorang siswa TK harus belajar dahulu tentang warna Merah. Tentang rasa buah-buahan. Misalnya buah cabe merah. Apakah rasanya manis. Lalu mengapa warna apel merah rasanya manis. Disinilah letak cara siswa memahami sebuah warna, bentuk dan rasa buah. Memahami tidak cukup diingat atau dihapal, namun harus dicicip dan dirasakan. Agar makna memahami sebuah definis tidak gagal Paham.
  • Menerapkan
  • Level menerapkan, adalah bagian buah pikir sesorang yang lansung ditindakjuti, atau diterapkan. Misalnya dalam sebuah ruangan kelas penuh dengan sampah. Bagaimana penerapan dan sikap seorang siswa melihat situasi tersebut. Tentu mengambil inisatif untuk mengambil sampah yang masih berserakan. Ketika seorang siswa melakukan Ujian Praktek, atau Presentasi di depan kelas.tentu dengan konsep berpikir mengapa ini bisa terjadi, bagaimana solusinya.  Atau dengan kata lain selalu mengunakan rumus pertanyaan 5 + 1 H.
  • Menganalisa
  • Berpikir analisa adalah bagian cara berpikir yang sangat penting dalam menghadapi berbagai problem. Seperti memilah memilih mana yang penting atau tidak penting, menemukan, mensortir, sehingga dapat mengambil sebuah keputusan yang tepat ketika menemukan jalan buntu, yang nantinya bisa terarah dalam pengambilan keputusan.
  • Mengevaluasi
  • Berpikir evaluasi, sama halnya mengukur sebuah objek. Misalnya mengukur berat badan tentu dengan timbangan dengan satuan  Kg. Bukan dengan meteran atau dengan mengukur suhu. Artinya berpikir evaluasi adalah berpikir tentang nilai sebuah tindakan proses, atau hasil yang sudah dilakukan. Sehingga setiap tindakan bisa diukur dengan nilai setelah melakukan sesuatu hal. Baik jangka pendek, menengah maupun panjang. Atau istilah awamnya adalah  bercermin dengan diri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun