Hutan Indonesia hilang 684.000 Hektar setiap tahunnya. Angka yang cukup mengkhawatirkan. Jadi, sudah tidak sepatutnya kita hanya berdiam diri, membiarkan hutan habis sedikit demi sedikit. Kita tentu ingin anak cucu kita dapat merasakan hutan, yang katanya menjadi payung dunia.Â
Mari saya menyampaikan sebuah informasi yang dikutip oleh Kompas.com bahwa Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) berdasarkan data dari Global Forest Resources Assessment (FRA), Indonesia menempati peringkat kedua dunia tertinggi kehilangan hutan setelah Brasil yang berada di urutan pertama.
Sebulan yang lalu, saya ikut dalam penanaman mangrove yang dikampanyekan seseorang di Lindungi Hutan. Saat itu lokasi mangrove yang ditanam ada di Pantai Tirang. Lokasinya tidak begitu jauh dari kota, dan saya melihat langsung kondisi pantai yang tergerus oleh abrasi.
Lindungi Hutan: Penghijaun hutan dan pemberdayaan petani
Saya sendiri tidak membayangkan, apa yang bisa anak cucu nikmati dengan hutan di Indonesia. Menangkap tantangan tersebut, 3 anak muda hebat dari Semarang membuat start up  yang bernama www.lindungihutan.com .
"Betul mas, Lindungi hutan ini tempat penggalangan dana akan tetapi fokusnya pada area konservasi hutan, mangrove atau lingkungan. Saat ini sudah ada 5 kampanye yang digalakkan di website www.lindungihutan.com" ungkap Hario selaku CEO Lindung Hutan.
Seperti sudah disebutkan bahwa Lindungi Hutan mengumpulkan dana dari para donatur yang peduli akan kelestarian hutan, kemudian menggunakan dana tersebut untuk mendanai gerakan kampanye penghijauan hutan bersama para petani lokal daerah yang menjadi sasaran.
Dengan slogan "Peduli, Solusi, Bersama", Lindungi Hutan menjadi tempat bertemunya segala macam stakeholder untuk berjejaring dan berkolaborasi dalam melindungi hutan. Bagaimana Lindungi Hutan bekerja?
- Anda membuat kampanye di www.lindungihutan.com sehingga orang-orang dapat melakukan donasi.
- Tidak hanya menggalakkan donasi tapi juga mengajak orang ikut menanam. Lindungi Hutan, menyebut orang yang ikut meluangkan waktunya untuk mengikuti penanaman yang telah di kampanyekan dengan sebutan sahabat alam.
- Keterlibatan petani dengan konsep pemberdayaan. Lindungi Hutan menjadi partner para petani dengan membeli bibit-bibitnya. Salah satu partnernya yaitu Pak Junaidi dari Tambak Lorok semarang yang bibitnya dibeli kemarin saat penanaman mangrove.
- Ruang berjejaring para akademisi. Lindungi Hutan mengajak keterlibatan para akademisi untuk mengamalkan ilmunya dengan menjadi penasehat atau berjejaring dengan para akademisi lainnya dalam pengembangan lingkungan konservasi.
Tidak ada hal rumit untuk membuat kampanye di Lindungi Hutan, karena sebagai sebuah start up, kepuasaan user adalah utama. Itu sebabnya, baik tampilan website dan aplikasi Lindungi Hutan itu user friendly, apalagi akan dipandu oleh para punggawanya.
Membuat kampanye sendiri harus memuat beberapa hal penting ini seperti deskripsi kampanye, target donasi, dan tanggal pelaksanaan, tak lupa sertakan video atau foto agar kampanye terlihat menarik. Setelah melakukan kampanye, secara grafik dapat melihat berapa bibit yang sudah ditanam. Yuk mari buat lindungi hutan kita dengan kampanye di www.lindunghutan.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H