Mohon tunggu...
Eka Kusmawan
Eka Kusmawan Mohon Tunggu... -

Seorang profesional di bidang kesehatan. Baca lebih lanjut di http://spesialisbedah.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Patah Tulang, Dukun Vs Medis

2 Maret 2010   12:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:39 1523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Banyak orang masih mempercayai dukun urut untuk menangani  kasus patah tulang. Tidak salah! Tapi tidak banyak yang tahu kalau banyak juga yang mengalami ‘kegagalan’ dari penanganan itu. Kegagalan yang dimaksud; tidak membaik dari sisi penyambungan tulang, bentuk sambungan sangat tidak sesuai dengan bentuk awalnya dan dari sisi fungsi serta  gerakan kaki atau tangan tidak seleluasa gerakan saat sebelum mengalami patah tulang.

Pada hakekatnya tulang pasti akan tumbuh dan merekat kembali antar fragmen patahan lainnya jika saja ada kontak atau bersentuhan antar bagian tulang2 yang patah tersebut. Masalah yang sering membedakan kwalitas  penanganan itu terletak pada kemampuan untuk mendekatkan atau mengembalikan bentukan yang patah itu semirip mungkin dengan bentuk anatomis aslinya. Sehingga di saat tumbuh dan menyambung (union) nantinya tidak mengalami perubahan bentuk, apalagi berpengaruh  pada penampakan fisik dari luar. Atau mungkin  bisa terlihat tangan menjadi bengkok dan  kaki tampak panjang sebelah.

Penanganan patah tulang di dukun memerlukan biaya yang ‘relatif’ lebih murah. Hubungan serta komunikasi pasien dengan pemberi jasa lebih familier, tidak memerlukan aturan , tidak diganggu system birokratis  yang meribetkan layaknya seperti UGD atau rumah sakit.  Mungkin tidak juga perlu banyak obat yang harus ditebus di apotek. Sedangkan di sisi medis, bisa jadi patah tulang tsb membutuhkan operasi walapun tidak semua kasus harus diselesaikan dengan operasi. Namun setidaknya  biaya akan terbayang lebih mahal dbanding pengelolaan dukun.

Prinsip mengatasi kasus patah tulang dengan tanpa ada kasus penyerta lainnya adalah;

Reposisi. Ini yang dimaksud pernyataaan di atas. Kemampuan profesional  baik dukun maupun tenaga medis diuji di sini. Bagaimana bisa mengembalikan tulang yg patah itu pada posisi semula. Bagi tenaga medis diuntungkan dengan adanya obat bius dan kemampuan untuk memegang serta memperbaiki  tulang yg patah itu secara langsung melalui pembedahan. Untuk patahan yg simple, tidak tampak bergeser, tidak ada luka terbuka, sama dengan tenaga medis dukunpun dapat mengobati ini dengan hasil yang nyaris sempurna.

Fiksasi. Ini yang paling berpengaruh terhadap biaya. Dengan membalut patahan dari luar –pada tenaga medis menggunakan gyps atau cast- atau oleh dukun dengan bahan2 penyangga seperti gulungan batang bambu, tentu tidak semahal biaya yang memerlukan penyangga menggunakan plate, screw, wire, pen dan lain-lain yang dipasang dokter bedah di kamar operasi. Sama sama memiliki tujuan mempertahankan posisi tulang yang telah diperbaiki sebelumnya  sampai nantinya terbentuk tunas tulang baru sebagai bahan perekatnya. Sekali lagi, tidak semua kasus patah tulang butuh operasi. Ada yang mutlak tidak butuh operasi, ada yang bisa atau tidak dioperasi –tentu dipertimbangkan dampak plus minusnya- namun ada hanya sebagain  yang mutlak butuh pembedahan (pemasangan internal fiksasi).

Rehabilitasi. Yang ini tujuan paling akhir. Percuma saja 2 upaya di atas dilakukan dengan baik kalau setelah perawatan,  penderita justru mengalami kaku saat bergerak atau jalan menjadi pincang. Mencakup pula tujuan ini adalah segi estetika.  Bagaiamana kalau bisa selain tulangnya menyambung, bentuk fisik  organ yang mengalami cedera tidak terlihat berobah, tidak ada  bekas luka dan alat gerak –tangan atau kaki yg patah- bisa difungsikan kembali seperti sedia kala.

Jadi kalau dilema, mau dibawa kemana kejadian patah tulang yang mungkin anda alami, lihat dulu kasusnya. Akan lebih informatif jika sudah ditunjang oleh hasil foto rontgen. Kalaupun diputuskan untuk dibawa ke dukun urut, pastikan reputasinya, sudah terbiasa menangani kasus yang sama atau tidak. Jangan hanya karena alasan faktor biaya, anda kemudian mendapatkan hasil yang tidak memuaskan. Dan perlu dicatat  akan memerlukan biaya yang jauh lebih besar lagi jika kita bermaksud  merevisi suatu bentuk yang telah rusak…!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun