Mohon tunggu...
Eka khusnul Setyana
Eka khusnul Setyana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka membaca novel dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Laporan Keuangan melalui Perhitungan Rasio Keuangan Likuiditas, Leverage, dan Profitabilitas pada 4 Perusahaan Manufaktur di Indonesia

5 Desember 2023   18:51 Diperbarui: 5 Desember 2023   19:27 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Data sekunder diolah oleh peneliti (2023)

Objek riset :

 Rasio likuiditas, leverage dan profitabilitas yang bersumber pada laporan keuangan perusahaan :

1. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)
2. PT Semen Baturaja Tbk (SMBR)
3. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)
4. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON)

Tujuan riset :

 -  Mengetahui perbedaan ( secara deskriptif ) kondisi keuangan perusahaan manufaktur pada PT diatas.
- Menganalisis laporan keuangan perusahaan di atas. 

Tahun riset : Tahun 2021, dan 2022

Batasan : 

- Rasio Likuiditas yang hitung adalah current ratio, cash ratio, dan NWC to total asset.
- Rasio Leverage yg dihitung adalah Debt ratio dan Debt to Equity Ratio (DER).
- Rasio Profitabilitas yg dihitung adalah rasio profit margin (GPM) dan Return on asset (ROA atau ROI).

DATA AWAL:

Grafik di bawah merupakan grafik yang menunjukkan perkembangan ukuran perusahaan yang dilihat dari total Ekuitas yang dimiliki oleh 4 (empat) perusahaan manufaktur di Indonesia tahun 2021 dengan tahun 2022 :

Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023).
Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023).
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk lebih unggul jika dibandingkan dengan ketiga perusahaan pesaingnya yaitu PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk, PT. Semen Baturaja Tbk, dan PT. Wijaya Karya Beton Tbk yang dilihat dari total ekuitas yang dimiliki.

Dari tahun 2021 hingga 2022, jumlah ekuitas pada sektor SMGR selalu mengalami kenaikan secara
signifikan, sedangkan perusahaan lainnya juga mengalami kenaikan namun tidak terlalu signifikan, bahkan ada satu sektor yang mengalami penurunan total ekuitasnya pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2021 yaitu sektor INTP. 

Setelah dilakukan analisis horizontal didapatkan kesimpulan bahwa :

- PT. INTP pada tahun 2022 mengalami penurunan sebesar 5% dibandingkan tahun 2021.
- PT. SMBR pada tahun 2022 mengalami kenaikan sebesar 2% dibandingkan tahun 2021.
- PT. SMGR pada tahun 2022 mengalami kenaikan yang cukup signifikah sebesar 10%
dibandingkan tahun 2021.
- PT. WTON pada tahun 2022 mengalami kenaikan sebesar 4% dibandingkan tahun 2021.

PENYAJIAN DATA: 

Sumber: Data sekunder diolah (2023)
Sumber: Data sekunder diolah (2023)

Sumber: Data sekunder diolah (2023)
Sumber: Data sekunder diolah (2023)

RASIO LIKUIDITAS:

Menurut Harmono (2011), "Rasio likuiditas adalah sebuah rasio yang digunakan guna
mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka pendek
yang kemudian dana tersebut dapat dicairkan saat waktu jatuh temponya".

Rasio Likuiditas yang hitung adalah current ratio, cash ratio, dan NWC to total asset. Rumus rasio tersebut adalah sebagai berikut:

img-5590-656f0076de948f086f1fbc02.jpeg
img-5590-656f0076de948f086f1fbc02.jpeg

img-5576-656f009cde948f1456543c12.jpeg
img-5576-656f009cde948f1456543c12.jpeg

Sumber: Data sekunder diolah oleh peneliti (2023)
Sumber: Data sekunder diolah oleh peneliti (2023)
Berdasarkan diagram diatas, rasio likuiditas INTP di tahun 2021 adalah 2,43 artinya setiap Rp 1 utang lancer dijamin oleh Rp 2,43 aset lancar, kemudian di tahun 2022 adalah 2,13 yaitu mengalami penurunan sebesar 3% jika dibandingkan tahun 2021 artinya perusahaan menurun dan mengalami penyusutan dalam pengelolaan likuiditasnya.

Rasio likuiditas SMBR tahun 2021 adalah 2,15 artinya dari setiap Rp 1 utang lancar dijamin oleh Rp 2,15 aset lancar, namun di tahun 2022 adalah 1,72 artinya mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar 43% dibandingkan pada tahun 2021 perusahaan tidak mampu menutupi utang lancar dengan asset lancar yang dimilikinya.

 Rasio likuiditas SMGR di tahun 2021 adalah 1,1 sedangkan di tahun 2022 mengalami peningkatan yang cukup signifikan menjadi 1,44 atau sekitar 34%, artinya perusahaan mampu menjamin semua utang lancar perusahaan dengan asset lancar, dan semakin membaik pula pengelolaan likuiditas perusahaannya. 

Rasio likuiditas WTON pada tahun 2021 yaitu 1,11 kemudian pada tahun 2022 menjadi 1,12 artinya terjadi kenaikan walaupun tidak signifikan, maka perusahaan dikatakan stabil dalam mengelola likuiditasnya.

Sumber: Data Sekunder diolah oleh peneliti (2023)
Sumber: Data Sekunder diolah oleh peneliti (2023)

Sumber: Data Sekunder diolah oleh peneliti (2023)
Sumber: Data Sekunder diolah oleh peneliti (2023)
Berdasarkan diagram diatas, ratio likuiditas INTP pada tahun 2021 adalah 1,32 artinya setiap Rp 1 utang lancar dijamin oleh Rp 1,32 kas dan setara kas, kemudian di tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 0,93 atau sekitar 39%, artinya kemampuan perusahaan dalam menangani utang lancar yang dijamin kas dan setara kas kurang efisien jika dibandingkan tahun sebelumnya.

 Ratio likuiditas SMBR di tahun 2021 adalah 1,13 kemudian di tahun 2022 menjadi 0,98 yang berarti likuiditas perusahaan mengalami penurunan sekitar 15%. Rasio likuiditas SMGR di tahun 2021 adalah 0,2 kemudian di tahun 2022 mengalami kenaikan menjadi 0,45 atau sekitar 25% artinya setiap Rp 1 utang lancar perusahaan mampu di jamin oleh kas dan setara kas yang dimiliki.

 Rasio likuiditas WTON di tahun 2021adalah 0,34 kemudian mengalami penurunan pada tahun 2022 menjadi 0,28 atau 1% namun tidak terlalu signifikan sehingga masih dapat dikatakan stabil.

img-5580-656f051ede948f1d290be602.jpeg
img-5580-656f051ede948f1d290be602.jpeg

Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)

img-5581-656f057112d50f1343559932.jpeg
img-5581-656f057112d50f1343559932.jpeg

Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023).

Berdasarkan diagram diatas, rasio likuiditas INTP pada tahun 2021 modal kerja yang digunakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 yang mengalami penurunan sekitar 4%. Rasio likuiditas SMBR pada tahun 2021 juga mengalami penurunan modal kerja di tahun 2022 sekitar 1%. 

Rasio likuiditas SMGR pada tahun mengalami peningkatan di tahun 2022, yang pada tahun 2021 hanya 0,01 ditahun 2022 menjadi 0,07 atau sekitar 6% peningkatan dalam total asset sebagai modal kerja. Rasio likuiditas WTON juga mengalami kenaikan pada tahun 2022 berkisar 1% dibandingkan tahun 2021.

RASIO LEVERAGE:

Menurut Harahap (2013), rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktivitas sebuah perusahaan dapat dibiayai oleh utang atau bagaimana perbandingan antara aktiva perusahaan dengan beban utang yang ditanggung. Rasio yang digunakan adalah Debt ratio dan Debt to Equity Ratio (DER). Rumus rasio tersebut adalah sebagai berikut:

Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)
Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)

Sumber: Data sekunder diolah oleh peneliti (2023)
Sumber: Data sekunder diolah oleh peneliti (2023)
Berdasarkan diagram diatas, rasio leverage INTP tahun 2021 aset yang dimiliki adalah 0,21 atau
21% asset perusahaan didanai oleh utang, kemudian pada tahun 2022 meningkat menjadi 0,23 atau 23% asset yang didanai oleh utang. 

Untuk SMBR tahun 2021 adalah 0,43 atau 43% asset didanai oleh utang dan tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 0,4 artinya perusahaan mampu meminilimasirkan utang dalam perusahaan. Pada SMGR juga mengalami penurunan pada tahun 2022 sekitar 5%, meskipun tidak terlalu signifikan tetapi perusahaan mampu mengelola agar asset yang dimiliki tidak besar didanai dari utang. 

Sedangkan pada WTON terjadi keseimbangan pada tahun 2021 dan 2022 dimana angka utang tidak bertambah maupun tidak berkurang dapat dikatakan bahwa WTON seimbang.

Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)
Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)

Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)
Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)

Berdasarkan diagram diatas, rasio leverage INTP di tahun 2021 adalah 0,27 atau 27% yang berarti 27% modal yang dimiliki perusahaan berasal dari utang, kemudian di tahun 2022 meningkat menjadi 0,31 atau 31% artinya terjadi peningkatan sekitar 4%, karena terjadi peningkatan pada angka rasio leverage maka perusahaan dikatakan kurang efisien dalam mengelola modal sehingga menyebabkan tingginya utang. 

Rasio leverage SMBR tahun 2021 adalah 0,76 atau 76% modal perusahaan diperoleh dari utang, tetapi terjadi penurunan pada tahun 2022 menjadi 0,69 atau 69% artinya perusahaan mengalami perkembangan sehingga lebih efisien dalam meminimalisirkan utang sebagai modal. 

Rasio leverage SMGR juga mengalami penurunan di tahun 2022 dibandingkan tahun 2021 sekitar 17%, artinya perusahaan juga efisien dalam mengelola modal agar tidak terlalu besardidanai oleh utang. 

Rasio leverage WTON di tahun 2021 dan 2022 dikatakan masih stabil karena tidak mengalami penurunan maupun kenaikan yang cukup signifikan.

RASIO PROFITABILITAS:

Menurut Sofyan Syafri Harahap (1999), rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan
untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam mendapatkan laba yang dihasilkan dari semua kegiatannya seperti bersumber dari kegiatan penjualan, kas, modal, dan lain sebagainya.

Rasio yang digunakan adalah rasio profit margin (GPM) dan Return on asset (ROA atau ROI).
Rumus rasio tersebut adalah sebagai berikut:

Sumber: Data sekunder diolah oleh peneliti(2023)
Sumber: Data sekunder diolah oleh peneliti(2023)
Dari diagram diatas, Rasio Profitabilitas INTP di tahun 2021 adalah 2,73 sedangkan di tahun 2022 meningkat menjadi 2,79 atau mengalami peningkatan sebesar 6% artinya perusahaan mampu menghasilkan laba kotor (sebelum pajak dan bunga) dari kegiatan penjualan sebesar 0,06 yang telah diterimanya. 

Pada SMBR juga mengalami peningkatan dari tahun 2021 ke tahun 2022 atau dapat dikatakan stabil karena peningkatan yang terjadi hanya sekitar 1% saja. Tetapi pada SMGR justru mengalami penurunan pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2021 sekitar 2% hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan menyusut pada tahun 2022 dibandingkan kinerja keuangan perusahaan pada tahun 2021. 

Rasio pada WTON juga mengalami peningkatan dari tahun 2021 ke tahun 2022 sekitar 4% berarti kinerja keuangan mengalami peningkatan pada perusahaan.

Sumber: Data sekunder diolah oleh peneliti (2023)
Sumber: Data sekunder diolah oleh peneliti (2023)

Sumber: Data sekunder diolah oleh peneliti (2023)
Sumber: Data sekunder diolah oleh peneliti (2023)
Dari diagram diatas rasio profitabilitas INTP pada tahun 2021 sampai dengan 2022 berjalan stabil tidak menunjukkan adanya penurunan maupun kenaikan, kemudian pada SMBR mengalami kenaikan di tahun 2022 sekitar 1%. 

Pada SMGR juga mengalami peningkatan di tahun 2022 sekitar 1% juga, tetapi pada WTON terlihat kenaikan yang sangat signifikan di tahun 2022 jika dibandingkan dengan tahun 2021, kenaikan tersebut sekitar 9,14 artinya perusahaan mampu menghasilkan laba bersih setelah pajak dari total modal yang dimilikinya sebesar 9,14.

KESIMPULAN:

Berdasarkan hasil mini riset yang telah dilakukan pada 4 (empat) perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia, yaitu PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) dan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) .

Maka didapatkan hasil atau kesimpulan bahwa setelah diperhitungkan dengan beberapa rasio keuangan maka ke empat PT tersebut dari tahun 2021 sampai dengan 2022 banyak mengalami kenaikan yang cukup signifikan dalam setiap rasionya, artinya semakin angka menunjukkan peningkatan maka kinerja perusahaan berjalan cukup efisien dan dapat dikatakan perusahaan tersebut berkembang dibandingkan tahun sebelumnya. 

Meskipun ada beberapa PT yang pada perhitungan rasio keuangnya menunjukkan angka yang menurun, tetapi penurunan yang terjadi tidak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan tahun yang sebelumnya maupun tahun sesudahnya, artinya penurunan yang terjadi masih dianggap bahwa perusahaan tersebut masih dalam kondisi stabil dalam setiap pengelolaan kinerja keuangan perusahaan.

REFERENSI:

1. http://repository.uinsu.ac.id/4141/1/SKRIPSI.pdf

2. https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/5347-Full_Text.pdf

3.http://repository.iainpare.ac.id/4592/1/18.2900.057.pdf#page37

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun