Mohon tunggu...
Eka Herlina
Eka Herlina Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Seorang teman bagi temannya, seorang anak bagi ibu, dan seorang perempuan bagi dirinya.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Doom Spending, Kecenderungan Belanja yang Mengacaukan Kondisi Keuangan

7 Oktober 2024   16:07 Diperbarui: 8 Oktober 2024   05:39 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto : Impulsif belanja (sumber foto : freepik)

Alih - alih membekalkan diri terhadap literasi keuangan bagaimana memiliki tanggung jawab terhadap uang, justru malah menjadikan belanja sebagai pelampiasan untuk melepaskan stress sejenak dengan dalih self reward.  

Istilah self reward pun bukan sesuatu yang asing lagi di telinga. Lelah sedikit saja, jemari sudah gatal untuk check out belanjaan di keranjang online agar memenuhi kepuasan diri. Yah, meskipun berujung penyesalan sih ....

Apa Benar Doom Spending Menghancurkan Kondisi Keuangan ?

Ilustrasi gambar : Doom spending berdampak pada kondisi finansial (sumber foto : Freepik/Kues1)
Ilustrasi gambar : Doom spending berdampak pada kondisi finansial (sumber foto : Freepik/Kues1)

Kecenderungan belanja secara berlebihan dimana barang - barang yang dibeli bukan termasuk kebutuhan primer tentu berdampak pada kondisi keuangan karena mengabaikan kebutuhan menabung ataupun investasi untuk masa depan.

Kendall Meade, Perencana keuangan memaparkan bahwa individu yang lebih muda sering kali kurang memiliki pengetahuan keuangan dan perspektif jangka panjang yang diperlukan untuk menolak belanja impulsif, terutama ketika dihadapkan dengan faktor stres yang mendesak.

Doom spending membawa seseorang sulit bertanggung jawab terhadap kesehatan dan kestabilan finansial. Ketika menabung terabaikan dan utang mulai menumpuk serta ketidak tersedia dana darurat. Tentu kondisi tersebut tak saja memberi dampak pada kegagalan kemerdekaan finansial tapi juga dapat mempengaruhi kesehatan mental.

Memahami dampak negatif dari doom spending yang bisa mempengaruhi kondisi finansial salah satu langkah penting untuk menjauhi diri dari perilaku doom spending.

Inilah yang Saya Lakukan Agar Tidak Terjebak ke Doom Spending 

Sebagai bagian dari generasi milenial yang memiliki kemudahan dalam akses memperoleh hiburan dan berbelanja online adalah godaan terbesar bagi saya dalam membelanjakan uang. Dari mulai membeli aplikasi premium, belanja barang mewah biar bisa OOTD (outfit of the day) dan upload di sosial media. Yah, minimal kalau nongkrong nggak malu - maluin kala tongkrongan mengirim gambar via AirDrop Apel yang sudah digigit. Eh ....

Percayalah, saya justru terjebak pada generasi Baby Boomer dengan menerapkan konsep minimalis dan kesederhana hidup. Inilah beberapa hal yang saya lakukan sehingga jauh dari dunia Doom spending :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun