Mohon tunggu...
Eka Herlina
Eka Herlina Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Seorang teman bagi temannya, seorang anak bagi ibu, dan seorang perempuan bagi dirinya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Lalu, Kasih Sayang seperti Apa yang Sudah Diberikan Kepada Ibu?

30 Juli 2024   12:34 Diperbarui: 27 Agustus 2024   17:28 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menghela napas. Ingatanku kembali terpaku pada puzzle - puzzle kehidupan saat bersama ibu. Barangkali aku yang terlalu egois mengedepankan soal perasaan tanpa memikirkan bagaimana perasaan ibu. Aku lupa, ibu mungkin punya beban batin tersendiri. 

Jika aku masih bisa melampiaskan dengan memberi ruang untuk diri sendiri, lalu bagaimana dengan ibu? 

Ibu tak bisa melarikan diri dari rumah sejenak. Sekalipun menikmati secangkir teh di kedai kopi di penghujung sore hari. Ada suara - suara yang mengikatnya untuk tetap berada di rumah seperti seruan ayah yang mencari beliau atau suara teriak Arinda , “ Bu, liat sepatu aku yang warna putih nggak? “

Ibu pun juga tak bisa kabur di pagi hari kala aku merengek untuk dibungkuskan nasi sebagai bekal dibawa dalam kegiatan jalan-jalanku. Ibu dengan segala keletihan menebang daun pisang di halaman belakang rumah, membakar permukaan sejenak biar nasi yang dibungkus tetap wangi. 

Ibu dengan segala hal -hal yang menyesakan, tak ada teman bercerita –-sementara aku masih berbagi cerita dengan Arinda atau meluapkan di sosial media. Sementara ibu, bagaimana ia melepaskan perasaan melelahkan tersebut? 

Satu -satunya yang dilakukan ibu adalah  bersujud di sepertiga malam, menyerahkan semua keresahan hidup pada sang Pencipta.

Lalu, kasih sayang seperti apa yang sudah aku berikan kepada ibu? Diterpa omelannya saja aku sudah menganggap lelah.

Bagaimana dengan ibu? 

****

Sekilas tentang penulis :

Eka Herlina, seorang perempuan yang masih belajar menjadi penulis yang baik dan menyenangkan bagi kehidupan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun