Mohon tunggu...
Eka Herlina
Eka Herlina Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Seorang teman bagi temannya, seorang anak bagi ibu, dan seorang perempuan bagi dirinya.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Peran Penting Perempuan dalam Transisi Energi Terbaru

19 Juni 2024   11:58 Diperbarui: 19 Juni 2024   13:51 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Peran Perempuan dalam Transisi Energi Baru (Sumber foto : Freepik/stockking)

Di tangan seorang ibulah janji perubahan itu nyata

Baru setengah jam yang lalu ibuk saya menjemur kain, tiba-tiba langit yang tadinya cerah seketika berubah menjadi mendung. Saya pun segera bergegas beranjak menyelamatkan kain-kain jemuran tersebut dari hujan yang segera datang. 

“Enggak usah diangkat, Nggak jadi hujan ini,” seru ibuk santai. 

Perkiraan ibuk benar, sinar matahari pun kembali bersinar terang. Namun, perkiraan tersebut pernah juga salah, tiba-tiba hujan lebat turut seketika. 

Jika dulu kita bisa memprediksi bahwa kondisi mendung tanda datangnya hujan, namun untuk situasi iklim yang tidak menentu mendung tak berarti hujan akan terjadi. Bisa jadi lewat begitu saja dan kembali berganti dengan cahaya matahari nan memancar hawa panas. Begitulah gambaran kondisi saat ini, sebuah kondisi yang menyadarkan kita tentang krisis iklim adalah bukan dongeng belaka tapi nyata. 


Krisis iklim yang mengkhawatirkan mendorong dunia untuk mencari solusi salah satunya adalah melakukan percepatan transisi energi menuju energi terbarukan. Pasalnya, salah satu faktor terjadinya krisis iklim adalah penggunaan energi konvensional atau energi tak terbarukan yang selama ini digunakan seperti gas dalam memasak makanan serta konsumsi listrik yang masih bergantung pada batu bara.

Upaya transisi menuju energi yang baru, bersih, dan terbarukan serta ramah lingkungan untuk menggantikan energi konvensional tersebut sesungguhnya dibutuhkan kontribusi perempuan. Dimana perempuan secara budaya selama ini mayoritas berperan dalam pekerjaan yang berurusan dengan rumah tangga -- lebih banyak konsumsi sumber energi. 

Sayangnya, dalam upaya transisi energi ini perempuan sangat jarang dilibatkan karena kerap ditempatkan sebagai konsumen belaka. Padahal sejatinya, perempuan berperan dalam mengambil keputusan terhadap penggunaan transisi energi terbaru sebagai individu yang banyak melibatkan diri dengan penggunaan energi di dalam kehidupan sehari-hari.

Janji Kehidupan di Tangan Ibu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun