Mempertanyakan kapan nikah sama seperti mempertanyakan kapan saya bisa setajir Nagita Slavina
Usia saya sekitar 30-an, dan masih menikmati kesendirian di tengah gempuran pertanyaan kapan nikah serta segala perkara tuntutan untuk segera melaksanakan pernikahan.Â
Tapi, persoalan adalah saya belum menemukan seseorang yang meraih telapak tangan ini dan menyakinkan bahwa perjalanan ke pernikahan baik-baik saja.Â
Sudah satu dekade saya melewati pertanyaan kapan nikah dan telah menanggapi dengan berbagai emosi serta jawaban. Pada akhirnya jawaban terbaik adalah tersenyum. Percayalah, pertanyaan kapan saya melangsungkan pernikahan sama saja kayak pertanyaan kapan saya bisa setajir Nagita Slavina?
Sebab, pernikahan adalah perkara yang tidak bisa saya rancang semudah halnya tulisan ini. Ada namanya takdir yang telah diatur oleh sang Pencipta, saya percaya pada ketetapan Allah soal jodoh.Â
Alih-alih mengkhawatirkan jodoh yang belum jua datang – mengkhawatirkan sesuatu yang telah ditetapkan Allah –, saya lebih fokus mengukir cerita menyenangkan dalam langkah ini.Â
Berhenti Mempertanyakan Sesuatu diluar Kemampuan Kami
Untuk mereka kaum millennial, dimana berada di fase usia normalnya menikah dan sedang sibuk-sibuknya bermain dengan bocah, tapi kenyataan sedang asyik menikmati rangkaian drama korea terbaru atau duduk santai di kedai kopi terkini.Â
Iya itu saya. Mari sama berpegang erat menghadapi badai pertanyaan dan pembahasan yang menyakitkan tentang kenapa belum menikah disaat undangan datang ke pernikahan generasi Z Â satu persatu mulai menghampiri diri ini.