Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik (HR. Al Hakim:7679)
Ada yang menarik dari sebuah video yang di upload seorang teman di story sosial medianya. Sebuah video yang memperlihatkan ibu-ibu yang mengendarai motor dan berhenti di depan gerbang sekolah untuk menurunkan sang anak. Yup, hampir sebagian besar gambaran video tersebut adalah kegiatan para ibu yang setiap pagi mengantar anaknya ke sekolah. Â
Tidak. Saya tidak mencoba kembali membahas tentang isu fatherless yang sudah menjadi rahasia umum di negeri ini. Dan, juga tidak ingin berspekulasi terhadap video tersebut. Hanya saja ingin  membahas dan mempertanyakan ulang peran ayah dalam keluarga, khususnya terhadap pendidikan anak.
Saya mungkin satu diantara ratusan anak yang tumbuh dimana ayah berperan mutlak sebagai pencari nafkah bukan sebagai penanggung jawab penuh terhadap urusan anak. Karena begitulah konstruksi sosok ayah dalam budaya sosial masyarakat patriarki. Tanggung jawab utama ayah tak lebih sebagai memenuhi kebutuhan keluarga secara finansial dan mengasuh anak diisi saat waktu luang saja.
Saya – mereka yang tumbuh dalam budaya patriarki erat – lebih banyak berdiskusi soal urusan sekolah kepada sosok ibu. Saya tidak mungkin lupa cibiran beberapa tetangga, apakah ayah saya pernah memperhatikan dan mengurus sekolah saya. Pada saat itu, tetangga saya sedang sibuk mengurus pendaftaran sekolah anaknya.Â
Namun, yang tidak disadari oleh tetangga saya adalah peran ibu saya saat itu. Saya beruntung memiliki ibu yang terkadang melibatkan sosok ayah dalam proses pengasuhan lewat komunikasi. Ibu adalah jembatan antara hubungan anak dan ayah sehingga entah kenapa saya tidak merasa ‘kehilangan’ ayah secara emosional pada saat kecil sekalipun ayah saya sibuk dan kerap bepergian ke luar kota untuk membeli barang dagangan.
Pada dasarnya tak ada orangtua yang sempurna termasuk ayah saya tentunya. Â Tapi, tak bisa dipungkiri ayah adalah satu orang yang turut andil dalam membentuk karakter diri ini dengan nilai-nilai kebaikannya.
Posisi Ayah dalam Pendidikan AnakÂ
Dalam buku berjudul Home Schooling: Rekam Jejak Perjalanan Pendidikan Rumah yang ditulis oleh DK. Wardhani dan Ario Nugroho memaparkan bahwa hubungan orangtua dan anak di dalam Alqur’an lebih didominasi hubungan antara sosok ayah dan anaknya. Sebagaimana Lukman memperingatkan bahaya kesyirikan kepada anak-anaknya.Â