Mohon tunggu...
Eka Herlina
Eka Herlina Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Seorang teman bagi temannya, seorang anak bagi ibu, dan seorang perempuan bagi dirinya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ingatan Indah tentang Seorang Pahlawan (Harusnya) Tanda Jasa dalam Langkah Ini

11 November 2023   23:23 Diperbarui: 17 November 2023   13:15 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halaman Sekolah Dasarku (Foto : Ekahei)
Halaman Sekolah Dasarku (Foto : Ekahei)
Namanya pak Wahyu, begitu kami memanggilnya. Saya tidak tahu pasti nama lengkapnya, selain yang saya pedulikan adalah masuk kelas tanpa terlambat, duduk dan mengikuti pelajaran dengan baik. 

Pak Wahyu adalah guru baru di sekolah kami. Lagi-lagi sebagai bocah yang tidak peduli, saya tidak tahu usia pak Wahyu dan tempat tinggal beliau dimana. 

Ia banyak bercerita pada saat itu, dan lebih memperhatikan anak-anak yang duduk di bangku depan atau bangku belakang. 

Menyebut nama mereka di sela candaan beliau bahkan ketika menyuruh mengerjakan tugas di papan tulis. Sementara saya yang tubuh mungil, duduk di bangku tengah bagian pojok yang tidak terlalu menarik perhatian. 

Suatu hari nama saya dipanggil berdasarkan buku absen yang beliau pegang. Sebagai anak yang tidak pernah mendapat perhatian dari guru bahkan teman sekalipun, tentu saya kaget. Pak Wahyu meminta saya membaca cerita yang terdapat di dalam buku Bahasa Indonesia. 

Saya membaca rangkaian kalimat di dalam buku tersebut. Biasanya, setiap paragraf akan diganti dengan siswa lain. Namun, kali ini Pak Wahyu membiarkan saya membaca hingga tuntas. Selesai membaca, saya melepaskan pandangan ke pak Wahyu. 

Bapak itu menarik napas pelan, mengarahkan pandangannya ke seluruh kelas. “ Bagus, Eka. Kayak gitu membaca, tahu fungsi titik dan koma …. “ 

saya tidak ingat pasti kalimat pak Wahyu saat itu. Intinya beliau memuji saya yang lancar membaca dan memperhatikan tanda baca dengan baik seperti titik, koma, seru hingga tanya. Pelajaran yang saya dapatkan dari ibu saya sebenarnya ketika belajar membaca dulu. 

Pak Wahyu mungkin tidak pernah berpikir bahwa pujiannya tersebut membuat saya berani mengangkat tangan dan mulai memperhatikan suasana di kelas serta turut aktif dalam setiap pelajaran terutama pelajaran Bahasa Indonesia. 

Sejak pujian tersebut membuat saya menyukai dunia storyteller serta jadi lebih percaya diri berada di depan kelas menceritakan ulang isi cerita di buku Bahasa Indonesia. 

Pahlawan yang Harusnya Perlu Tanda Jasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun