Mohon tunggu...
eka fitriani larasati
eka fitriani larasati Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mom Blogger Illustrator Bandung

Mom Blogger Illustrator Bandung yang menyukai seni, desain, musik, film, buku dan senang berbagi cerita mengenai topik lifestyle

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Berobat Penyumbatan Saluran Batu Empedu di Rumah Sakit Peserta BPJS

19 November 2021   11:00 Diperbarui: 19 November 2021   11:04 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sakit batu empedu adalah sakit dengan gejala yang agak mirip dengan asam lambung atau magh. Rasa sakit disekitar ulu hati dan tembus hingga ke punggung. Jika dalam jangka waktu tertentu anda mengalami sakit seperti itu dan tidka kunjung sembuh, maka anda harus curiga kalau sakit yang dirasakan itu bukan maag atau GERD melainkan batu empedu maka saya sarankan untuk segera menemui dokter penyakit dalam di rumah sakit. Mengapa? karena dokter penyakit dalam akan melakukan diagnosa secara khusus terkait sakit yang sahabat rasakan terutama dengan gejala yang sahabat rasakan. Dokter akan meminta sahabat untuk melakukan tes darah, urine dan USG untuk melihat angka bilirubin, keton, warna urine dan tentu melihat keberadaan batu melalui USG.

Jika dokter menyatakan positif ada batu empedu maka dokter penyakit dalam akan menyarankan menemui dokter bedah umum atau digestif untuk tindakan medis selanjutnya.

Pasien dengan “hanya” sakit batu empedu, maka bisa dilakukan tindakan operasi laparoskopi sementara pasien batu empedu disertai penyumbatan di saluran empedu maka diperlukan penanganan yang lebih melalui serangkaian tes yang juga berbeda dengan sekadar hanya ada batu di kantong empedu. Ada banyak serangkaian tes yang harus dilakukan sebelum dijadwalkan operasi. Bentuk operasinya bagaimana? saya ceritakan di bawah ya.

Kali saya akan menjelaskan proses berobat Penyumbatan saluran empedu dan batu empedu ya. Dimulai dari tahap awal berobat. Part 2 ini khusus bagi sahabat yang juga menggunakan BPJS untuk berobat di rumah sakit. ,

Langkah - langkah berobat Bagi Peserta BPJS 

Bagi anda yang sedang mengalami sakit batu empedu, berikut saya paparkan alur berobat medis menggunakan BPJS, baik BPJS Mandiri, KIS dan PBI. Bagi anda peserta BPJS Mandiri, ada hal - hal yang perlu diperhatikan sebelum berobat, diantaranya :

  1. Pastikan sudah membayar tagihan atau melunasi tunggakan

  2. Jika ingin pindah kelas, segera lakukan proses mutasi status kepesertaan BPJS seminggu sebelum berobat medis

  3. Jika ingin pindah ke PBI ( ditanggung pemerintah), lakukan 2 - 3 Minggu sebelum berobat. Karena prosesnya membutuhkan waktu yang cukup lama. 

Alur Berobat Batu Empedu atau Penyumbatan Saluran Empedu

Ini adalah pengalaman saya berobat medis menggunakan BPJS. Sebelum saya lanjut berobat, hal pertama yang saya lakukan adalah pindah kelas atau mutasi BPJS. Awalnya saya adalah peserta BPJS mandiri kelas 2, tapi karena satu hal dan yang lainnya akhirnya saya dan suami memutuskan untuk pindah kelas atau mutasi ke kelas 3 dengan status peserta BPJS PBI ( gratis, ditanggung pemerintah). 

Terdapat dua syarat mutasi BPJS PBI, peserta sehat dan peserta sakit. Karena saya ada dalam keadaan sakit, maka saya melalui syarat yang kedua. 

Bagaimana proses mutasi BPJS? Berikut langkah - langkahnya :

  1. Siapkan Dokumen :

  • KK asli dan Fotocopy

  • KTP asli dan Fotocopy

  • Kartu BPJS dan fotocopy

  • Materai Rp 6000 ( 2 buah )

  • Membuat surat keterangan mutasi BPJS Mandiri ke BPJS PBI ke RT lalu RW lalu ke Kelurahan setempat lalu surat keterangannya di fotocopy 

  • Jika anda hendak mutasi dalam keadaan sakit, maka harus Membuat surat pernyataan sedang sakit yang mana perlu dilakukan tindakan namun tidak dapat melakukan pembayaran dengan BPJS Mandiri sehingga hendak mutasi ke BPJS PBI 

  1. Mengunjungi puskesmas faskes 1 yang sebelumnya sudah terdaftar

  2. Mendatangi pendaftaran dan ajukan pengajuan pindah kelas BPJS Mandiri ke BPJS PBI

  3. mengisi formulir yang diberikan petugas pendaftaran. Jika Anda mengajukan dalam keadaan sakit, maka diperlukan cek kesehatan oleh dokter puskesmas terlebih dahulu.

  4. Menunggu pihak puskesmas mengurus mutasi BPJS PBI. Jika belum ada kabar hingga tiga hari, segera hubungi nomor telpon atau chat whatsapp petugas yang membantu mengurus mutasi BPJS Kita. 

  5. Mengunjungi Baznas terkait keringanan pembayaran tunggakan sebelumnya

Saya menunggu hingga satu Minggu hingga akhirnya kartu BPJS peserta PBI saya aktif. Alhamdulillah prosesnya lancar karena dibantu admin pendaftaran puskesmas faskes 1 dimana saya berobat. Saya kontinyu berhubungan via WhatsApp dengan beliau. Sehingga prosesnya cepat.

Selanjutnya saya bisa mulai berobat ke rumah sakit sesuai rujukan dari puskesmas. Bagaimana alurnya?

Alur berobat :

  1. Mengunjungi faskes 1 ( klinik/puskesmas terdaftar )

Sebelum mengunjungi faskes 1 yaitu klinik atau puskesmas, siapkan berkas sebagai berikut :

  • FC kartu BPJS

  • FC KTP 

  • FC KK

Setelah dokumen pendukung siap, ambil nomor antrian dan menunggu dipanggil . Setelah dipanggil, Lakukan pendaftaran dan katakan tujuannya untuk membuat surat rujukan ke rumah sakit. 

Untuk membuat surat rujukan, maka pihak faskes 1 akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Setelah itu surat rujukan akan dikeluarkan faskes 1 ke faskes 2 dengan tujuan poli yang dikehendaki, misalnya Poli Penyakit Dalam. 

Dalam beberapa alur berobat, terkadang faskes 1 merujuk ke rumah sakit tertentu sebelum kita mengunjungi Rumah sakit yang dikehendaki. 

Seperti saya misalnya, tujuannya adalah berobat ke RSUD Ujung Berung, tetapi dari puskesmas dirujuk terlebih dahulu ke RS Hermina Arcamanik setelah itu dari RS Hermina dirujuk kembali ke RSUD Ujung Berung.

Sebelum surat rujukan dikeluarkan, saya diperiksa terlebih dahulu oleh dokter puskesmas. Ditanyakan keluhan sakit dan hendak berobat ke rumah sakit mana. Dalam hal ini, saya dirujuk ke poli bedah. Setelah itu surat rujukan akan dikeluarkan dokter dan di cap di bagian pendaftaran. 

  1. Mengunjungi faskes 2 : RS Hermina Cikadut

Seperti yang saya paparkan sebelumnya, sebelum menuju Rumah sakit yang dituju, sebagian peserta BPJS akan dirujuk ke rumah sakit lain terlebih dahulu. 

Dalam hal ini, saya dirujuk ke poli bedah di RS Hermina Arcamanik terlebih dahulu.  Apa saja syarat yang harus disiapkan? sama seperti sebelumnya dan ditambah sertakan surat rujukan dari puskesmas beserta foto copynya. Setelah bertemu dokter penyakit dalam, nanti dokter akan memeriksa dan membuat rujukan ke rumah sakit faskes 3 yang akan kita tuju.

Bagaimana cara daftar di RS Hermina? 

Karena saya peserta baru, maka saya datang pagi sekitar jam 07.00 WIB dan langsung mengunjungi pendaftaran di LT 1 dan mengatakan ingin membuat surat rujukan ke RSUD Ujungberung.  Admin pendaftaran lalu menyuruh saya menunggu dipanggil di depan poli bedah. 

Bagaimana pengalaman saya mengunjungi RS Hermina? Alhamdulillah dokter dan perawatnya baik dan ramah. Saya diperiksa dan di tanya  mengalami keluhan sakit apa. Lalu dokter menjelaskan dengan detail perihal sakit saya dengan melihat kondisi fisik saya yang sudah menguning. Termasuk pilihan operasi. Karena dokter melihat tubuh saya yang menguning, dokter mengindikasi ada kemungkinan saya mengalami penyumbatan saluran batu empedu dan disarankan untuk operasi besar oleh dokter bedah digestif di rumah sakit provinsi.

Lalu saya dirujuk kembali ke RSUD ujung Berung. Surat rujukan harus diambil di kantor BPJS di lantai dasar. Proses berkunjung ke Hermina cukup lama, tepat pukul 13.00 wib saya pulang. Sekitar 6 jam saya berada di RS Hermina.

  1. Mengunjungi faskes rujukan 3 : RSUD Ujung Berung Bandung

Setiap rumah sakit memiliki cara pendaftaran yang berbeda. Ada yang harus datang 1 - 2 jam sebelum pendaftaran dibuka dan ada juga yang harus reservasi ulang. Sebelum daftar, saya mengambil nomor antrian terlebih dahulu  di RSUD Ujungberung dan dilakukan pagi - pagi, sekitar jam 07.00 WIB lalu menunggu hingga jam 08.00 WIB ketika pendaftaran dibuka.

Ketika berkunjung ke poli bedah, saya menceritakan dengan detail apa yang saya rasakan, gejalanya sudah berapa lama dan keluhan lain. Dokter Richards, yaitu dokter bedah yang bertugas melihat kondisi fisik saya dan mengindikasi saya mengalami penyumbatan batu empedu.

Untuk diagnosa selanjutnya, dokter menyuruh saya melakukan tes X-ray , swab dan USG abdomen bawah. 

Saya berkunjung ke RSUD Ujungberung pada hari Jumat, 06 Agustus 2021   dan langsung melakukan X Ray.  lalu pada hari Minggu sore saya melakukan test swab dan keesokan harinya tes USG.  sejujurnya, hari itu adalah tes swab pertama saya dan saya kapok luar biasa untuk swab lagi. Rasanya gak nyaman sama sekali. Mana tempat swab nya sebelahan sama kamar mayat pula! Ya Allah, makin serem kan ya? kok bisa-bisanya sih nyimpen ruang swab yang terbuka itu sebelahan sama kamar mayat, nyuruh kita mati apa gimana ya? hehehe

Lalu saya menunggu jadwal konsultasi lagi dengan dokter Richard yaitu seminggu kemudian. Setelah dokter melihat hasil USG, dokter merujuk saya melanjutkan pengobatan ke RS Hasan Sadikin karena di RSUD ujung Berung tidak ada dokter bedah digestif. 

  1. Mengunjungi Faskes 4 : Rumah Sakit Provinsi Hasan Sadikin Bandung

Sebelum saya mengunjungi poli bedah digestif, saya melakukan reservasi online di situs resmi Rumah sakit Hasan Sadikin. Reservasi bisa dilakukan untuk jadwal tiga hari kedepan. jadi tidak bisa hari ini daftar untuk kunjungan besok. 

Di rumah sakit inilah pengobatan saya berlabuh dan berakhir. Hari pertama kunjungan, saya datang pukul 6 pagi dan menunggu hingga pendaftaran buka pukul 8 pagi. Ternyata nomor antrian dari reservasi yang sebelumnya sudah saya lakukan, saya baru dipanggil pukul 11 siang. lama juga ya, hehehe. setelah dipanggil lalu saya diberi kartu berobat untuk kunjungan berikutnya dan langsung ke poli bedah digestif.

Setelah bertemu dokter jaga di poli bedah digestif, lalu konsultasi dengan melihat hasil USG sebelumnya, lalu saya diminta untuk melakukan serangkaian tes lanjutan. yaitu tes darah dan MRCP. untuk kedua tes ini dibutuhkan waktu hingga dua minggu. Saya termasuk yang beruntung karena mendapat jadwal tes MRI cepat, yaitu esok harinya. tetapi pasien lain ada yang menunggu hingga 1 bulan. Mungkin tergantung tingkat kritis sakit dan apakah sudah melakukan serangkaian tes dulu sebelumnya. 

Setelah melakukan tes MRCP, saya kembali konsultasi seminggu kemudian karena jadwal konsultasi disesuaikan dengan kosongnya antrian pada tanggal yang sudah ada. Jadi, untuk saat ini saya belum konsultasi lanjutan dan belum tahu akan diminta tes lagi atau tidak. 

Tetapi yang pasti, setelah konsultasi dengan membawa semua hasil tes, dokter akan dapat menentukan metode pengobatan untuk penyumbatan saluran batu empedu yang biasanya adalah dilakukan operasi pengangkatan kantong empedu. Jadwal operasi juga ditentukan oleh dokter nantinya, apakah menunggu satu minggu atau bisa jadi satu bulan. 

Itulah serangkaian alur berobat penyumbatan batu empedu dengan BPJS. Memang prosesnya cukup panjang dan lama, bisa hingga 3 bulan lamanya hingga proses operasi selesai. Jadi, harus banyak bersabar dan dibawa enjoy.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun