Mohon tunggu...
Eka Fitriani
Eka Fitriani Mohon Tunggu... Guru - A Javanese

A student of English Education Study Program,Universitas Jambi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tidak Semua Keindahan Butuh Wisatawan

17 September 2019   21:16 Diperbarui: 17 September 2019   21:28 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di saat sekarang ini, manusia mengeluarkan uang untuk tujuan yang lebih beragam. Zaman dahulu, manusia hanya terfokus pada pemenuhan kebutuhan primer, yakni sandang, pangan, dan papan. 

Namun saat ini, manusia mengeluarkan uang ke arah yang lain , yakni hiburan, pengalaman,kepuasan, dan kesenangan.

Jadi tidak heran jika akhir-akhir ini, berwisata sudah menjadi bagian dari gaya hidup umat manusia abad 21. Banyak tempat-tempat yang disulap sedemikian rupa demi memberikan sensasi yang katanya tak terlupakan. 

Banyak anak-anak muda berburu kuliner dari berbagai daerah, mengunjungi caf dan restoran yang cozy, serta manusia dari segala usia berbondong-bondong mendatangi tempat-tempat wisata.

Karena perubahan inilah, akhirnya banyak tempat yang sebelumnya tak terjamah kini kehilangan kemolekannya, berubah menjadi tempat manusia berburu kesenangan. 

Terlebih lagi, pesatnya perkembangan teknologi terutama media sosial turut berperan dalam mempopulerkannya, menjadikannya hitz, hingga trending hanya dengan kekuatan caption dan hastag saja. Alhasil, tempat yang semula perawan kini menjadi area publik yang disentuh oleh hampir semua jenis manusia.

Keindahan dan Wisata Alam

Selama bertahun-tahun, meski berbagai jenis wisata telah banyak bermunculan seperti wisata kuliner, wisata belanja, hingga wisata sejarah, nyatanya wisata alam tetap menjadi primadona. Kenapa demikian?Jawabannya sederhana.

Pada hakikatnya manusia menyukai segala bentuk keindahan terutama yang datangnya dari alam. Berada di alam membuat manusia merasa aman, tenang, dan berpikiran positif. 

Selain itu, secara spiritual, mengagumi alam menjadikan manusia merasa diri mereka kerdil dan semakin mengagungkan Tuhan sebagai penciptanya. Alam dengan apapun dalam dirinya adalah sumber kepuasan yang tidak dimiliki oleh tempat-tempat wisata buatan lainnya.

Eksplorasi dan Eksploitasi

Sikap naluriah manusia mengenai keindahan inilah yang kemudian menjadi sebuah persoalan. Bagaimana jadinya jika manusia terus ingin mengeksplorasi alam? 

Ya, maka akan ada lebih banyak tempat wisata baru, wisatawan-wisatawan baru, sensasi kesenangan yang baru, dan tentu saja ladang bisnis yang baru. 

Semua dilakukan demi memenuhi konsep kebahagiaan dalam diri manusia yakni terpenuhinya kebutuhan materil dan hasrat atau keinginan. Dampaknya tentu sudah jelas, banyak tempat akan kesuciannya akibat sentuhan-sentuhan manusia.

Memang benar bahwa banyak tempat-tempat wisata alam yang ada saat ini turut membawa narasi mengenai pelestarian lingkungan. Misalnya larangan membuang sampah sembarangan, larangan merusak pepopohonan, hingga upaya konservasi. Hal ini tentu saja membawa dampak yang positif.

 Akan tetapi coba lihat juga berapa banyak tempat wisata alam yang sebenarnya malah merusak. Dengan membawa konsep instagramable misalnya,  pepohonan dikuliti untuk kemudian dibaluri cat, dipaku demi membangun sebuah rumah pohon, hingga area perbukitan yang ditebangi demi punya lahan untuk membuat simbol hati dengan latar belakang pegunungan supaya terkesan alami. Padahal kesemuanya itu tak lebih dari sekedar eksploitasi.

Wisata alam seharusnya tak sekedar soal meraup uang dan kesenangan, melainkan juga upaya melestarikan. Karenanya perlu adanya pengelolaan yang baik, usaha yang sungguh-sungguh dan berkelanjutan sehingga dapat memberi manfaat kepada lebih banyak orang untuk waktu yang lebih lama pula.

Meskipun begitu, tak semua tempat menarik butuh wisatawan. Beberapa bagian bumi penting untuk tetap dijaga seperti apa adanya. Alam yang asli akan memberi manfaat yang berkelanjutan dimasa mendatang. 

Oleh karena itu, mari bijak dalam memanfaatkan alam dengan tidak melakukan eksploitasi berlebihan. Salam konservasi, bumi lestari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun