Â
ABK? Â Siapa yang tidak tahu istilah tersebut. Pasti banyak di antara kita yang tentunya sudah mengetahui istilah tersebut. ABK merupakan singkatan dari Anak Berkebutuhan Khusus. Terdapat beberapa golongan ABK, di antaranya ada mereka yang tunagrahita, tunanetra, tunarungu, tunalaras, tunadakasa, dan lain sebagainya.
ABK pada umumnya memang harus mendapatkan penanganan atau diperlakukan khusus alias berbeda. Orang yang memiliki peran penting dalam mendidik ABK sudah barang tentu yaitu keluarga, terutama ibu. Lantas bagaimana jika keluarga, khususnya ibu yang merupakan pemegang peran penting dalam mendidik anak namun mengalami penolakan karena tidak bisa menerima anaknya yang berkebutuhan khusus?
Pertanyaan di atas sudah seyogyanya menjadi perhatian, terutama bagi ibu yang merasa belum bisa menerima keadaan anaknya yang berkebutuhan khusus. Penerimaan diri oleh seorang ibu terhadap ABK memang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti adanya tekanan dari lingkungan sekitar, takut ditinggalkan suami atau keluarga, dan kurangnya pengetahuan akan bagaimana cara mendidik ABK.
Banyak ibu kurang mampu untuk bisa menerima ABK karena banyaknya tekanan dari luar. Gunjingan, cemooh, dan penolakan bisa menjadi hambatan yang menyebabkan proses penerimaan seorang ibu terhadap anak yang berkebutuhan khusus menjadi kurang baik. Perasaan malu, marah, dan lelah karena diperlakukan tidak pada umumnya dapat menjadi pemicu ibu melampiaskan kemarahannya kepada sang anak.
Perasaan takut ditinggalkan oleh suami biasanya juga dialami oleh sebagian besar ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Â Hal ini dikarenakan tidak sedikit kasus seorang suami yang meninggalkan istrinya karena memiliki anak yang berkebutuhan khusus.Â
Keberadaan ABK di tengah suatu keluarga bisa menjadikan seorang suami merasa khawatir dan takut apabila mendapat gunjingan dari orang lain.
Berdasarkan data saat ini diketahui bahwa jumlah ABK setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal yang menjadi keprihatinan adalah ketika jumlah ABK yang semakin bertambah namun tidak diiringi dengan pengetahuan tentang bagaimana mendidik ABK maka akan potensi menimbulkan suatu masalah baru. Minimnya pengetahuan tentang ABK menjadikan seorang ibu memiliki anggapan bahwa mendidik ABK merupakan sesuatu yang rumit dan ribet.
Lantas langkah apa yang bisa ditempuh oleh seorang ibu ABK? Langkah pertama yang bisa dilakukan oleh seorang ibu agar apa yang dialaminya tidak terasa semakin berat dan menjadi beban bagi dirinya adalah dengan cara membuka diri untuk menerima apa yang dialaminya. Meyakini bahwa apa yang dialaminya merupakan suatu anugerah karena tidak semua orang bisa menghadapi masalah seberat itu.
Langkah kedua adalah berusaha menjalin komunikasi dengan orang terdekat, khususnya keluarga dengan cara memberikan pemahaman bahwa mau tidak mau hal ini harus dijalani.Â