Mohon tunggu...
Eka Dwiningsih
Eka Dwiningsih Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga, Penulis Lepas, Bisnis Owner

seorang ibu rumah tangga merangkap sebagai penulis sekaligus bisnis owner. saat ini fokus dulu di bidang menulis karena sempat tertunda beberapa tahun.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Mencari Solusi Tuntas Kasus Kriminalitas Anak

16 Mei 2024   09:07 Diperbarui: 16 Mei 2024   09:26 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parahnya para pengembang bisnis game dan aplikasi semacam itu tidak memperdulikan dampak buruk dari apa yang mereka kembangkan. Kapitalisme telah menguasai mereka, sehingga yang ada dalam benak mereka hanya keuntungan materi yang bertambah dan terus bertambah. 

Kedua. Sekularisme Kapitalis telah sukses merusak tatanan masyarakat termasuk dunia pendidikan Indonesia. Semakin menjauhnya kehidupan dari agama. Salah satu buktinya semakin sedikitnya jam mata pelajaran agama padahal di situlah prinsip-prinsip hidup ditanamkan. Dilarang membicarakan tuhan selain di mata pelajaran agama, padahal perlu mengaitkan setiap materi pelajaran dengan keberadaan Allah SWT sebagai pengawas manusia baik mata pelajaran Biologi, Ekonomi, Sejarah, Matematika, dll. 

Siapa yang bertanggung jawab?

Tingginya kasus kriminalitas anak yang meningkat setiap tahun tentu sebuah peringatan bagi kita sekaligus pertanyaan sekaligus tantangan bersama baik itu orang tua, pendidikan kita, lingkungan masyarakat, dan juga Negara. 

Orang Tua/keluarga. Dalam mendidik anak sudahlah pasti memerlukan ilmu yang butuh terus ditambah dan kesabaran yang besar. Bahwa anak adalah amanah yang harus kita jaga, memberikan yang terbaik untuk mereka, bukan hanya materi tetapi juga tanggung jawab, waktu, kehangatan dan keharmonisan keluarga yang kita berikan. Jika telah mampu, jangan menjadikan alasan meninggalkan anak demi mencukupi kebutuhan sehari-hari. Jika terpaksa harus meninggalkan mereka untuk bekerja maka orang tua harus tetap menyediakan waktu yang berkualitas untuk bercengkerama dengan anak dalam sela-sela kesibukan.

Keluarga adalah benteng pertama, tempat yang paling aman, tempat yang paling membahagiakan. sehingga sikap-sikap agresif tidak memungkinkan untuk tumbuh. Sejatinya Islam telah membagi porsi dalam rumah tangga bahwa Ibu mengurus rumah dan ayah mencari nafkah. Namun tentu hal ini butuh peran negara.

Negara Adalah Pilar Pelindung

Kondisi paling ideal adalah berada di dalam keluarga yang harmonis berperan sesuai fungsinya Ayah, Ibu dan anggota keluarga lainnya. Namun pada kondisi tertentu misalkan pada anak yang broken home, yatim piatu, atau anak yang sebatang kara maka Masyarakat dan Negara adalah pelindungnya. 

  1. Negara wajib menyediakan lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya lagi mudah bagi para ayah dan pencari nafkah agar mereka mampu mencukupi kebutuhan keluarga mereka dengan layak. sehingga para ibu tidak lagi harus ikut keluar mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

  2. Negara Wajib menyediakan pendidikan yang terbaik dan murah, sehingga mudah di akses oleh setiap lini masyarakat. begitu juga dengan kesehatan, dan keamanan. Aqidah adalah pondasi utama dalam kurikulum pendidikan Islam. Inilah dasar pembentukan karakter anak. menumbuhkan ketaatan dalam diri anak kepada Allah SWT. Hingga teraplikasi dalam kehidupan bahwa Allah SWT senantiasa mengawasi setiap perilaku manusia. Pahala bagi setiap orang yang berbuat baik, dan siksa bagi setiap orang yang berbuat buruk. 

  3. Menerapkan sistem sanksi yang menjerakan. Kondisi ideal tentu itu yang diharapan. Namun jika anak-anak ini harus berhadapan dengan hukum maka dalam islam standarnya adalah balig. Saat seorang anak melakukan kesalahan di usianya yang sudah balig maka sanksi yang diberikan sama dengan sanksi terhadap orang dewasa. 

Wallahu alam bis sawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun