Mohon tunggu...
Eka Dwiningsih
Eka Dwiningsih Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga, Penulis Lepas, Bisnis Owner

seorang ibu rumah tangga merangkap sebagai penulis sekaligus bisnis owner. saat ini fokus dulu di bidang menulis karena sempat tertunda beberapa tahun.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Banjir Sampah Bikin Resah, Mulai dari Mana Mengurainya?

23 Februari 2024   04:19 Diperbarui: 23 Februari 2024   04:27 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Ingatkah kita pada tragedi longsor sampah tanggal 21 Februari 2005 lalu? longsor sampah yang terjadi di TPA Leuwigajah kota Cimahi yang diakibatkan campuran sampah yang menggunung hingga 60 meter, sepanjang 200 meter itu meledak akibat peningkatan gas metana. Tragedi ini telah mengubur Kampung Pojok dan Cilimus serta 157 orang tewas tertimbun sampah. Bisa dibayangkan betapa banyaknya sampah yang tidak dikelola dengan baik. Sungguh miris dan tidak manusiawi. 

Dalam laman SIPSN (Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional) menunjukkan bahwa data timbulan sampah nasional tahun 2023 mencapai 17.441.415,28 ton/tahun atau 37.050,44 ton/hari. Sebesar 18,85 % diantaranya adalah sampah plastik. Tiga kota atau provinsi yang menghasilkan sampah terbanyak adalah DKI Jakarta sebesar 3.141.648,02 Ton, Jawa Tengah sebesar 2.552.624,16 ton, dan Jawa Timur sebesar 1.725.343,06 ton. Sedangkan sumber sampah terbesar adalah berasal dari rumah tangga yaitu sekitar 44,57%, d susul sampah pasar sebesar 26,35%, dan sampah kawasan sebesar 10,8%. (sipsn.menlhk.go.id/sipsn/public/data/komposisi).

Angka tersebut akan terus bertambah seiring peningkatan populasi dan aktivitas manusia. Besarnya angka timbulan sampah plastik di atas menyebabkan penanganan sampah plastik menjadi fokus dalam Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024 yang diperingati tangal 21 Februari. Mengingat dampak yang ditimbulkan tidak hanya manusia, hewan dan lingkungan pun turut merasakan bahayanya. 

Selain banyak nya jumlah sampah, masalah lain yang muncul adalah tidak memadainya sarana dan prasarana pengelolaan sampah. Seperti sarana angkut yang terbatas, tempat pembuangan akhir yang tidak memadai, dan teknologi daur ulang yang terbatas. akibatnya, terjadi penumpukkan sampah di berbagai tempat. Hal ini dapat mengganggu lingkungan, bahkan dapat memicu munculnya berbagai penyakit.

Berbagi upaya Pemerintah

Beberapa upaya dari pemerintah untuk mengurangi sampah terutama sampah plastik. Direktur pengelaan sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Novrizal Tahar dalam webinar Invest Solution for Plastic Pollution kamis (15/6/2022) menyatakan "di bagian hulu sudah dikeluarkan extended producer responsibility yang berkaitan dengan kewajiban untuk para produsen yang produknya menghasilkan sampah". (Kompas.com)

Pemerintah juga terus mengampanyekan tiga hal yaitu mendorong masyarakat untuk berbelanja tanpa kemasan, batasi penggunaan barang sekali pakai atau single use plastic, dan pemilahan sampah dari rumah. 

Masalah Dasar

Problem mendasar sampah saat ini timbul: Pertama,dari budaya konsumtif negeri ini yang semakin hari semakin besar. Maksud dari perilaku konsumtif adalah kecenderungan seseorang yang berlebihan dalam menggunakan sesuatu atau membeli sesuatu yang tidak terencana. seseorang cenderung menggunakan uangnya secara berlebihan sekedar untuk mendapatkan barang yang dianggap dapat meningkatkan gengsi dan memenuhi standar gaya hidup semata bukan karena kebutuhan. 

Budaya konsumtif ini semakin diperkuat dengan upaya meraih keuntungan sebesar besarnya dari para kapitalis dengan promosi yang gencar sehingga mendorong masyarakat lebih konsumtif. Dampaknya adalah volume sampah semakin besar. 

Padahal Rasulullah pernah bersabda  yang diriwayatkan oleh Iman Ahmad dan Ibnu Majah bahwa "tidak ada tempat yang lebih jelek daripada memenuhi perut keturunan anak Adam. mereka cukup makan makanan yang dapat menegakkan tulangnya. Kalau memang jadi suatu keharusan untuk diisi, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga untuk nafasnya. " 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun